Senin, 01 April 2024

Doa Yang Diajarkan Rasulullah ﷺ Ketika Lailatul Qadar



 

Doa Yang Diajarkan Rasulullah ﷺ Ketika Lailatul Qadar



عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ  قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

     Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah , yaitu jika saja aku tahu bahwa suatu malam adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul , “Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ’ANNII (artinya: Ya الله, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapus kesalahan), karenanya maafkanlah aku (hapuslah dosa-dosaku).” (HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

    Dari Abdullah bin Buraidah, bahwa Aisyah radhiallahu ‘anha, pernah mengatakan :

لَوْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِي فِيهَا أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ

“Jika saya tahu bahwa suatu malam itu adalah lailatul qadar, tentu doa yang paling banyak kuucapkan di malam itu, aku meminta kepada الله al afwu (pemaafan/ampunan) dan al-'afiyah (terbebas dari masalah).” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf 29189. Al-Albani menilai riwayat ini shahih. Lihat Silsilah as–Shahihah, 7:1011).

قال ابن رجب :
وإنما أمر بسؤال العفو في ليلة القدر بعد الإجتهاد في الأعمال فيها وفي ليالي العشر لأن العارفين يجتهدون في الأعمال ثم لا يرون لأنفسهم عملا صالحا ولا حالا ولا مقالا فيرجعون إلى سؤال العفو كحال المذنب المقصر قال يحيى بن معاذ: ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو.
https://shamela.ws/book/11363/206

     Ibnu Rajab rahimahullah berkata :

و إنما أمر بسؤال العفو في ليلة القدر بعد الإجتهاد في الأعمال فيها و في ليالي العشر لأن العارفين يجتهدون في الأعمال ثم لا يرون لأنفسهم عملا صالحا و لا حالا و لا مقالا فيرجعون إلى سؤال العفو كحال المذنب المقصر

“Sesungguhnya perintah memohon al-‘afwu (pemaafan, penghapusan dosa) pada malam lailatul qadar setelah kita bersungguh-sungguh beramal di dalamnya dan di sepuluh hari terakhir Ramadhan, ini semua agar kita tahu bahwa orang yang arif (bijak) ketika sungguh-sungguh dalam beramal kemudian ia tidak melihat amalan yang ia lakukan itu sempurna dari sisi amalan, keadaan, maupun ucapan. Karenanya ia meminta kepada Allah al-‘afwu (pemaafan) seperti keadaan seseorang yang berbuat dosa dan merasa penuh kekurangan.”

Yahya bin Mu’adz pernah berkata,

ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو

“Bukanlah orang yang arif (bijak) jika ia tidak pernah mengharap pemaafan (penghapusan dosa) dari Allah.” (lihat Lathoiful Ma’arif).


Malam Selasa, 23 Ramadhan 1445 H

Sabtu, 30 Maret 2024

Alhamdulillah.. Malam Ahad Ini Telah Masuk Malam 21 Ramadhan 1445 H


 


Alhamdulillah.. Malam Ahad Ini Telah Masuk Malam 21 Ramadhan 1445 H

Lebih Semangat Ibadah Di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

     Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.

“Rasulullah  sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)

 عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دَخَلَ العَشْرُ أَحْيَا الليلَ، وأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ المِئْزَرَ. [صحيح] - [متفق عليه]

Dari Aisyah radhyallāhu 'anhā, dia berkata, "Dahulunya Rasulullah jika sudah masuk sepuluh hari terakhir Ramadhan maka beliau menghidupkan malamnya, membangunkan istrinya, bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikat pinggang." (Hadits shahih - Muttafaqun 'alaih)


Blora, malam Ahad 21 Ramadhan 1445 H

Jumat, 22 Maret 2024

Zakat Fithri Dengan Kurma, Gandum, Kismis, Keju atau 1 Sho' Makanan


 

Zakat Fithri Dengan Kurma, Gandum, Kismis, Keju atau 1 Sho' Makanan


عَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: – فَرَضَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – زَكَاةَ اَلْفِطْرِ, صَاعًا مِنْ تَمْرٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ: عَلَى اَلْعَبْدِ وَالْحُرِّ, وَالذَّكَرِ, وَالْأُنْثَى, وَالصَّغِيرِ, وَالْكَبِيرِ, مِنَ اَلْمُسْلِمِينَ, وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ اَلنَّاسِ إِلَى اَلصَّلَاةِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah mewajibkan zakat fithri dengan satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum bagi hamba dan yang merdeka, bagi laki-laki dan perempuan, bagi anak-anak dan orang dewasa dari kaum muslimin. Beliau memerintahkan agar zakat tersebut ditunaikan sebelum manusia berangkat menuju shalat ‘Ied.” (Muttafaqun ‘alaih)

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ – رضى الله عنه – قَالَ كُنَّا نُخْرِجُ فِى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ . وَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ وَكَانَ طَعَامَنَا الشَّعِيرُ وَالزَّبِيبُ وَالأَقِطُ وَالتَّمْرُ

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Dahulu kami mengeluarkan zakat fithri di masa Rasulullah pada hari Idul Fithri dengan satu sho’ makanan.” Abu Sa’id berkata, “Dahulu yang menjadi makanan kami adalah gandum, anggur kering, keju dan kurma.” (HR. Bukhari no. 1510).

Senin, 11 Maret 2024

Bagaimana Kalian Memutuskan Dan Menghukumi ?


 

Bagaimana Kalian Memutuskan Dan Menghukumi ?

مَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَۚ

  Dalam perkara disyari'atkannya sholat Jum'at dan sholat 'Id  ma'al umara (dikerjakan di belakang para amir yang sah/wakilnya) setahuku terdapat ijma' Ahlus Sunnah sebagaimana disebutkan dalam Aqidah Ahlus Sunnah ataupun Ushulus Sunnah. Tapi kenapa banyak orang Salafi yang enggan mengamalkan dan ingin merubah hukumnya dari ijma' Ahlus Sunnah menjadi khilaf mu'tabar.?

 Sebaliknya dalam perkara mathla' atau puasa telah ada khilaf  mu'tabar sejak zaman Salaful Ummah dan para imam madzhab. Dan pendapat yang lebih kuat adalah 1 mathla' sebagaimana pendapat jumhur. Tapi kenapa banyak orang Salafi justru ingin merubah hukumnya dari khilaf mu'tabar menjadi ijma'.?? Sampai-sampai diantara mereka ada yang menghukumi "khowarij" terhadap orang-orang yang dalam perkara puasa mengamalkan 1 mathla'.

     Padahal dulu dalam perkara puasa setahuku orang-orang Salafi itu banyak yang tidak bareng pemerintah jika dapat kabar sudah ada negeri yang melihat hilal. Apa dulu mereka beramal dibangun di atas kebodohan ataukah sekarang mereka beramal karena mengikuti hawa nafsu.??

  Diriku insya Allah termasuk saksi yang masih hidup hingga sekarang. Puasa wajib ma'al umara' itu termasuk bid'ah yang diada-ada orang-orang jam'iyyah Salafi. Karena pada zaman Salaf tak ada istilah puasa berjama'ah yang dipimpin imam. Puasa tetap sah walau dikerjakan seorang diri. Lain hal perkara sholat berjama'ah. Wa Allahu a'lam. Laa haula wa laa quwwata illa billah..

Jangan Katakan "Ramadhan Karim" Yang Benar "Ramadhan Mubarok"


 

Minggu, 10 Maret 2024

Doa Menyambut Bulan Ramadhan


 


Doa Menyambut Bulan Ramadhan


     Diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit, ia berkata: Rasulullah  mengajari kami beberapa kalimat apabila telah datang Ramadhan:

اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي لرمضان، وسلم رمضان لي، وتسلمه مني مُتَقَبَّلاً

Ya Allah sampaikan aku ke ramadhan, sampaikan ramadhan kepadaku, dan terima amalku di Ramadhan.” (HR. Al-Thabrani dan al-Dailami)

     Dari penjelasan para ulama ahli hadits, isnadnya lemah. Di dalamnya terdapat perawi yang bernama Abu Ja’far al-Razi. Nama aslinya Isa bin Maahaan. Ia banyak salahnya, hafalannya tidak kuat, dan kacau. Al-Fallas berkata, “Dia buruk hafalan”. Abu Zur’ah berkata, “Sering ragu-ragu (dalam meriwayatkan).”

     Doa serupa disandarkan kepada Yahya bin Abi Katsir rahimahullah,

اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسَلِّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, sampaikan aku dengan selamat ke Ramadhan, sampaikan Ramadhan kepadaku, dan terimalah amalku di Ramadhan.” (lihat Hilyatul Auliya’: I/420. Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)

     Sekali lagi ini bukan doa dari Nabi . Sehingga tidak termasuk sunnah khusus berdoa dengan doa ini. Tapi kalau membacanya sebagai permintaan kepada Allah, maka dibolehkan. 

"Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah

  "Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah Hukumi Manusia Dengan Hujjah Dan Burhan Sesuai Z...