Rabu, 29 Mei 2024

Al Firqotun Najiyah - الفرقة الناجية (Golongan Yang Selamat)





 

Al Firqotun Najiyah - الفرقة الناجية
(Golongan Yang Selamat)


     Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, bahwa Rasulullah  bersabda,

إِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَ سَبْعِيْنَ مِلَّةً وَ تَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَ سَبْعِيْنَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فيِ النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً. قَالُوْا : وَ مَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ : مَا أَنَا عَلَيْهِ وَ أَصْحَابِيْ

“Sesungguhnya Bani Israil telah berpecah belah menjadi 72 golongan, dan umatku akan berpecah belah menjadi 73 golongan. Mereka semua di neraka kecuali satu golongan.
Para shahabat bertanya : Siapakah golongan (yang selamat) itu, Wahai Rasulullah?
Beliau menjawab : Apa yang aku dan para shahabatku ada di atasnya.  (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi di dalam Sunannya (V/26), Al Hakim di Al Mustadrak (I/128 – 129), Ibnu Wadldlah di Al Bida‘ (92), Al Ajurri di Al Arba’i(143), dan di Asy Syari’ah (15-16). Dan juga selain mereka.)

     Dalam riwayat lain dengan lafazh,

وَ سَتَفْتَرِقُ هَذِهِ اْلأُمَّةُ عَلَى ثَلاَثٍ وَ سَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهَا فيِ النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً؛ قَالُوْا مَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ : هُمْ مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَ أَصْحَابِيْ

“Dan umatku ini akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.
Para shahabat bertanya, “Siapakah mereka wahai Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang kondisinya seperti kondisiku dan kondisi para shahabat ku pada hari ini. (Riwayat Ath Thabrani di Ash ShaghiI/256. Hadits shahih)

     Dalam riwayat lain Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ

Ketahuilah sesungguhnya umat sebelum kalian dari Ahli Kitab berpecah belah menjadi 72 golongan, dan umatku ini akan berpecah belah menjadi 73 golongan. 72 golongan di neraka, dan 1 golongan di surga. Merekalah Al Jama’ah.” (HR. Abu Daud 4597, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

     Rasulullah ﷺ juga bersabda :

عليكم بالجماعة ، وإياكم والفرقة ، فإن الشيطان مع الواحد وهو من الاثنين أبعد .من أراد بحبوحة الجنة فليلزم الجماعة .ن سرته حسنته وساءته سيئته فذلكم المؤمن

Berpeganglah pada Al Jama’ah dan tinggalkan kekelompokan. Karena syaithan itu bersama orang yang bersendirian dan syaithan akan berada lebih jauh jika orang tersebut berdua. Barangsiapa yang menginginkan bagian tengah surga, maka berpeganglah pada Al Jama’ah. Barangsiapa merasa senang bisa melakukan amal kebajikan dan bersusah hati manakala berbuat maksiat maka itulah seorang mu’min.” (HR. Tirmidzi no.2165, ia berkata: “Hasan shahih gharib dengan sanad ini”)

     Terkait makna Al Jama'ah, Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu berkata :

اَلْجَمَاعَةُ مَا وَافَقَ الْحَقَّ وَإِنْ كُنْتَ وَحْدَكَ

Al Jama’ah adalah siapa saja yang sesuai dengan al haq (kebenaran) walaupun engkau sendirian.” Dalam riwayat lain:

وَيحك أَن جُمْهُور النَّاس فارقوا الْجَمَاعَة وَأَن الْجَمَاعَة مَا وَافق طَاعَة الله تَعَالَى

Ketahuilah, sesungguhnya kebanyakan manusia telah keluar dari Al Jama’ah. Dan Al Jama’ah itu adalah yang sesuai dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala.” (lihat Ighatsatul Lahfan Min Mashayid Asy Syaithan, 1/70)



 Sejarah Munculnya Istilah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

     Penamaan istilah Ahlus Sunnah ini sudah ada sejak generasi pertama Islam pada kurun yang dimuliakan Allah, yaitu generasi Shahabat. ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu 'anhuma berkata ketika menafsirkan firman Allah Ta'ala :

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ

“Pada hari yang di waktu itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): ‘Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu.’” (QS. Ali ‘Imran : 106).

وقوله تعالى : { يوم تبيض وجوه وتسود وجوه } يعني : يوم القيامة ، حين تبيض وجوه أهل السنة والجماعة ، وتسود وجوه أهل البدعة والفرقة ، قاله ابن عباس ، رضي الله عنهما .{ فأما الذين اسودت وجوههم أكفرتم بعد إيمانكم } قال الحسن البصري : وهم المنافقون : { فذوقوا العذاب بما كنتم تكفرون } وهذا الوصف يعم كل كافر .

“Adapun orang yang putih wajahnya mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun orang yang hitam wajahnya mereka adalah Ahlul Bid’ah dan furqoh (perpecahan). Demikianlah menurut tafsir Ibnu Abbas radhiyaallahu 'anhuma. Adapun orang-orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan), "Mengapa kalian kafir sesudah kalian beriman?"
Menurut Al-Hasan Al-Basri, mereka adalah orang-orang munafik. "Karena itu, rasakanlah azab disebabkan kekafiran kalian itu." Dan gambaran ini bersifat umum menyangkut semua orang kafir. (lihat Tafsir Ibnu Katsir). Kemudian istilah Ahlus Sunnah ini diikuti oleh para ulama generasi Tabi'in dan setelahnya.

ولما سئل الإمام مالك (ت: 197هـ) - رحمه الله - مَنْ أهل السنة؟ أجاب بقوله:
"أهل السنة الذين ليس لهم لقب يعرفون به، لا جهمي، ولا قدري، ولا رافضي" ( ينظر: الانتقاء، لابن عبد البر (ص: 35).)

     Ketika Imam Malik (w. 197 H) – rahimahullah – ditanya siapakah Ahlus Sunnah?  Dia menjawab dengan mengatakan:
“Ahlus Sunnah itu mereka yang tidak mempunyai laqab (julukan) yang dengannya mereka dikenal, bukan Jahmy (pengikut firqoh Jahmiyyah), bukan pula Qodary (pengikut firqoh Qodariyyah), dan bukan Rofidzy (pengikut firqoh Rofidhoh)." (Lihat: Al-Intiqaa, karya Ibn Abdil Barr (hal. 35).)

     Jadi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ dan para Shahabatnya, dan dalam memahami dan mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ tersebut mereka meneladani praktek dan pemahaman para Shahabat, tabi’in dan tabi'ut tabi'in. Dan makna ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Rasulullah ﷺ tentang satu golongan yang selamat : (مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَاب)”yaitu orang-orang yang berada pada jalanku dan jalannya para shahabatku.”

     
Al Firqotun Najiyah ( Golongan Yang Selamat ) Yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah


قال أبو المظفر السمعاني -رحمه الله- : شعار أهل السنَّة اتباعهم السلف الصالح، وتركهم كل مَا هُوَ مُبْتَدع مُحدث

     Abul Muzhaffar As Sam'ani rahimahullah (wafat 489H) mengatakan : "Syiar Ahlus Sunnah adalah sikap ittiba' mereka kepada As-Salafush-Shaalih, dan meninggalkan segala sesuatu yang diada-adakan (dalam agama)." (lihat Al-Intishaar li-Ashhaabil-Hadiits hal. 31)

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:

فإذا كان وصف الفِرقَةِ الناجية؛ أتباعِ الصحابة على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم، وذلك شعار السُّنة والجماعة، كانت الفِرقَةُ الناجية هم أهل السُّنة والجماعة

"Ketika sifat Firqatun Najiyah adalah mengikuti para sahabat Rasulullah , dan itulah syiar Ahlus Sunnah wal Jama'ah, maka Firqatun Najiyah adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah" (Minhajus Sunnah An Nabawiyah, 3/457).

Selasa, 28 Mei 2024

Ajakan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah


 

Ajakan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah


Mari kita mendakwahkan tauhid dan mengingkari thoghut atau semua sesembahan selain الله. Mengajak umat Islam untuk memahami dan mengamalkan Al Qur'an dan Hadits Shahih sesuai faham Salafush Sholih.. yaitu para Shahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in.

Menunaikan amar ma'ruf nahi mungkar.. mengajak manusia untuk bertaqwa dengan menjauhi syirik, bid'ah dalam agama dan kabairol itsmi..

Mendakwahkan millah, manhaj ataupun madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dengan yang sebenarnya dan bukan hanya sekedar klaim tanpa pembuktian..

Berhujjah dengan Al Qur'an dan Hadits Shahih kemudian Ijma' Salaf ataupun ijma' umat Islam..

Membenarkan Aqidah Ahlus Sunnah dan Ushul As Sunnah, Prinsip Ahlus Sunnah dan Qaidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.. sebagaimana yang didakwahkan para aimah Ahlus Sunnah semisal imam Abu Hanifah, imam Malik, imam Asy Syafi'i dan imam Ahmad..

Mengajak kaum muslimin untuk tidak berpecah belah/iftiraq dalam banyak firqoh dan jam'iyyah agar kembali bersatu di atas Sabilul Mukminin..

Membantah, tahdzir dan memperingatkan kaum muslimin dari segala bentuk kebatilan dan penyimpangan.. sekalipun para syaithan dan ahlul ahwa' membencinya.

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، و اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ.

Minggu, 26 Mei 2024

Pertanyaan Untuk Salafiyun : Lebih Besar Mana Dosanya Dan Termasuk Kabairol Itsmi ?


 

Pertanyaan Untuk Salafiyun : Lebih Besar Mana Dosanya Dan Termasuk Kabairol Itsmi ?

Berdasarkan Tingkat Keharaman, Mana Yang Seharusnya Kita Lebih Besar Pengingkarannya ?


■  Musik ataukah membuat Shuroh makhluq bernyawa (gambar manusia dibuat tangan, peralatan, sihir & semisal)?
■  Tahlilan ataukah mendirikan Pondhok Wanita/Panti Asuhan (TN/TB)?
■  Mengadakan Maulidan ataukah mengadakan Jam'iyyah/Muassasah/Majmu'ah?
■  Tidak berpuasa bersama umara' (pemerintah) karena sebab yg dibenarkan syari'at ataukah Iftiraq mengadakan Sholat Jum'at sendiri tidak dibelakang umara'?
■  Mengkhususkan Ziarah Qubur di bulan Ramadhan ataukah ikut anjangsana & Halal bi Halal di bulan Syawwal?
■  Tasawwul (mengemis untuk kepentingan pribadi dan hizb) ataukah memotong sebagian jenggot?
■  Isbal tidak karena sombong ataukah membuka rekening di bank ribawi?
■  Khuthbah diatas podium (bukan di atas mimbar) ataukah melakukan adzan di dalam masjid?
■  Wanita membuka wajah ataukah wanita tidak memakai jilbab panjang sekaki?
■  Mengatur istri supaya tidak sholat di masjid ataukah membuat bid'ah tanzhim dakwah yang menuntut ketaatan dan 'iqob bagi yang melanggar?
■  Mengerjakan dosa karena ikuti nafsu syahwat (هَوَى الشَّهَواتِ) ataukah mengerjakan dosa karena mengikuti nafsu agama /syubhat (هَوَى الشُّبُهاتِ)?

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

واتباع الأهواء في الديانات أعظم من اتباع الأهواء في الشهوات

“Mengikuti hawa nafsu dalam beragama (syubhat) lebih parah dibandingkan mengikuti hawa nafsu dalam urusan syahwat.” (lihat Al-Istiqomah, Ibnu Taimiyyah) 

Selasa, 21 Mei 2024

Apabila Terjadi Perselisihan Diantara Guru Dengan Guru, Murid Dengan Murid Atau Guru Dengan Murid





 Apabila Terjadi Perselisihan Diantara Guru Dengan Guru, Murid Dengan Murid Atau Guru Dengan Murid

https://teguhakhirblora.blogspot.com/2024/05/apabila-terjadi-perselisihan-diantara.html?m=1


إذا وقع بين معلم ومعلم أو تلميذ وتلميذ أو معلم وتلميذ خصومة ومشاجرة.

قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله تعالى :
« وَإِذَا وَقَعَ بَيْنَ مُعَلِّمٍ وَمُعَلِّمٍ  أَوْ تِلْمِيذٍ وَتِلْمِيذٍ أَوْ مُعَلِّمٍ وَتِلْمِيذٍ خُصُومَةٌ وَمُشَاجَرَةٌ لَمْ يَجُزْ لِأَحَدِ أَنْ يُعِينَ أَحَدَهُمَا حَتَّى يَعْلَمَ الْحَقَّ فَلَا يُعَاوِنُهُ بِجَهْلِ وَلَا بِهَوَى بَلْ يَنْظُرُ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا تَبَيَّنَ لَهُ الْحَقُّ أَعَانَ الْمُحِقَّ مِنْهُمَا عَلَى الْمُبْطِلِ سَوَاءٌ كَانَ الْمُحِقُّ مِنْ أَصْحَابِهِ أَوْ أَصْحَابِ غَيْرِهِ؛ وَسَوَاءٌ كَانَ الْمُبْطِلُ مِنْ أَصْحَابِهِ أَوْ أَصْحَابِ غَيْرِهِ فَيَكُونُ الْمَقْصُودُ عِبَادَةَ اللَّهِ وَحْدَهُ وَطَاعَةَ رَسُولِهِ؛ وَاتِّبَاعَ الْحَقِّ وَالْقِيَامَ بِالْقِسْطِ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا} يُقَالُ: لَوَى يَلْوِي لِسَانَهُ: فَيُخْبِرُ بِالْكَذِبِ. وَالْإِعْرَاضُ: أَنْ يَكْتُمَ الْحَقَّ؛ فَإِنَّ السَّاكِتَ عَنْ الْحَقِّ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ.وَمَنْ مَالَ مَعَ صَاحِبِهِ - سَوَاءٌ كَانَ الْحَقُّ لَهُ أَوْ عَلَيْهِ - فَقَدْ حَكَمَ بِحُكْمِ الْجَاهِلِيَّةِ وَخَرَجَ عَنْ حُكْمِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْوَاجِبُ عَلَى جَمِيعِهِمْ أَنْ يَكُونُوا يَدًا وَاحِدَةً مَعَ الْمُحِقِّ عَلَى الْمُبْطِلِ فَيَكُونَ الْمُعَظَّمُ عِنْدَهُمْ مَنْ عَظَّمَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالْمُقَدَّمُ عِنْدَهُمْ مَنْ قَدَّمَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالْمَحْبُوبُ عِنْدَهُمْ مَنْ أَحَبَّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالْمُهَانُ عِنْدَهُمْ مَنْ أَهَانَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ بِحَسَبِ مَا يُرْضِي اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا بِحَسَبِ الْأَهْوَاءِ؛ فَإِنَّهُ مَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ رَشَدَ؛ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّهُ لَا يَضُرُّ إلَّا نَفْسَهُ. فَهَذَا هُوَ الْأَصْلُ الَّذِي عَلَيْهِمْ اعْتِمَادُهُ. »
من كتاب: مجموع الفتاوى (١٦/٢٨-١٧).

✍🏼 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ta'ala berkata :

"Jika terjadi antara guru dengan guru, atau murid dengan murid, atau guru dengan murid sebuah khushumah (pertengkaran) dan musyajarah (perselisihan saling adu argumentasi) maka tidak boleh bagi siapapun untuk menolong salah satunya hingga dia mengetahui kebenarannya sehingga dia tidak membantunya dengan kebodohan dan tidak pula dengan hawa nafsunya akan tetapi hendaknya dia melihat kepada urusannya. Dan jika telah jelas baginya kebenaran maka dia membantu yang benar dari keduanya terhadap yang batil; sama saja apakah yang benar itu berasal dari sahabatnya atau sahabat orang lain; dan sama saja apakah yang batil itu dari kalangan sahabatnya atau sahabat orang lain sehingga tujuannya adalah beribadah kepada الله semata dan taat kepada rasul-Nya; dan mengikuti kebenaran serta berdiri dengan keadilan. الله ta'ala berfirman :

{ ۞ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّ ٰ⁠مِینَ بِٱلۡقِسۡطِ شُهَدَاۤءَ لِلَّهِ وَلَوۡ عَلَىٰۤ أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَ ٰ⁠لِدَیۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِینَۚ إِن یَكُنۡ غَنِیًّا أَوۡ فَقِیرࣰا فَٱللَّهُ أَوۡلَىٰ بِهِمَاۖ فَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلۡهَوَىٰۤ أَن تَعۡدِلُوا۟ۚ وَإِن تَلۡوُۥۤا۟ أَوۡ تُعۡرِضُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرࣰا } (سُورَةُ النِّسَاءِ : ١٣٥)

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan." (QS. An-Nisa : 135)

Dikatakan "membolak-balikkan lisannya": jika memberitakan dengan kedustaan. Dan berpaling adalah: menyembunyikan kebenaran; karena sejatinya orang yang diam dari kebenaran adalah syaitan bisu.

Dan barangsiapa yang condong kepada sahabatnya - baik itu kebenaran bersamanya atau bersama lainnya - maka dia telah berhukum dengan hukum jahiliyah dan telah keluar dari hukum الله dan rasul-Nya, dan yang wajib atas seluruhnya untuk menjadi satu tangan bersama kebenaran melawan kebatilan sehingga yang diagungkan di sisi mereka ialah siapa yang الله agungkan dan rasul-Nya sesuai dengan apa yang dapat membuat الله ridha dan rasul-Nya, bukan berdasarkan hawa nafsu; karena sesungguhnya siapa yang taat kepada الله dan rasul-Nya maka dia telah mendapatkan petunjuk; dan siapa yang bermaksiat kepada الله dan rasul-Nya maka sesungguhnya tidak akan mencelakakan kecuali dirinya sendiri. Maka ini adalah dasar pijakan yang harus mereka pegang."

📕 lihat Majmu' Al-Fatawa (28/16-17).
ا


Minggu, 19 Mei 2024

Ingin Tahu Siapa Tokoh Idolaku ?


 

Ingin Tahu Siapa Tokoh Idolaku ?


     Alhamdulillah.. diriku berpaham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Tokoh yang kuidolakan insya الله hamba-hamba الله yang mukhlas, jujur dan taqwa diantaranya :
1.  Nabi Muhammad dan para Shahabat رضي الله عنهم. Terutama Khalafaur Ar Rosyid Abu Bakr Ash Shiddiq, Umar Al Faruq, Utsman dan 'Ali bin Abi Tholib.
2.  Para Tabi'in terutama Uwais Al Qorni. Kemudian Umar bin ‘Abdil ‘Aziz bin Marwan bin Hakam al-Qurasyi al-Umawi al-Madani, Hasan Al Bashri, Muhammad bin Sirin dan Said bin Musayyab dkk.
3.  Para Tabi'ut Tabi'in terutama Sufyan Ats-Tsauri (97–161 H), Sufyan bin Uyainah (107-198 H), Al-Auza'i (w. 158 H), Abdullah bin Al-Mubarak dkk.
4.  Para Aimah Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah terutama imam Abu Hanifah, imam Malik, Imam Asy Syafi'i dan imam Ahmad.
5.  Para Imam Ahli Hadits terutama imam Bukhori, imam Muslim, imam An Nasa'i, imam Abu Dawud dan imam At Tirmidzi.
6.  Para Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah semisal imam An Nawawi, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah, Ibnu Katsir, Ibnu Rajab, imam Dzahabi dan al hafizh ibnu Hajar Asqolani.
7.  Ulama Ahlus Sunnah di akhir abad 14 H terutama imam Muhammad Al Amin Asy Syinqithi, imam Al Albani dan syaikh Abdurrahman As Sa'di.

     Ini hanya sebagian saja karena tak bisa kusebutkan semuanya. Sehingga tak perlu heran jika diriku sering menukil kalam para tokoh yang kuidolakan tersebut.

Catatan : imam Asy Syinqithi dan imam Al Albani setahuku mengkritik syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam beberapa perkara. Maka suatu kesalahan jika ada yang menuduhnya Wahabi.?

Jumat, 17 Mei 2024

Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Itu Bukanlah Sebuah Jam'iyyah





 

Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Itu Bukanlah Sebuah Jam'iyyah ( Muassasah/Yayasan, Majmu'ah/Group, Hizbiyyah, Partai, Organisasi, Ormas Dan Semisal ) Yang Memecah Belah Agama Serta Memiliki Muassis (Pendiri), Tahun Berdiri, Struktur Organisasi, Keanggotaan Ataupun Tanzhim Yang Menuntut Ketaataan Para Pengikutnya


     Dalam Al Qur'an الله Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolong-golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada الله. Kemudian الله akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” (QS. Al-An’am [6]: 159)

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar-Ruum [30]: 32) 

وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

“Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Rabb kalian, maka bertakwalah kepada-Ku.” (QS. Al-Mu’minuun [23]: 52)

     Lebih-lebih ketika kalau kita melihat dampak dan pengaruh dari perpecahan dan kelompok-kelompok tersebut ketika masing-masing kelompok menghina, mencela, dan memfasikkan kelompok lainnya tanpa hujjah dan burhan.

     Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ

Ketahuilah sesungguhnya umat sebelum kalian dari Ahli Kitab berpecah belah menjadi 72 golongan, dan umatku ini akan berpecah belah menjadi 73 golongan. 72 golongan di neraka, dan 1 golongan di surga. Merekalah Al Jama’ah.” (HR. Abu Daud 4597, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

     Rasulullah ﷺ juga bersabda :

عليكم بالجماعة ، وإياكم والفرقة ، فإن الشيطان مع الواحد وهو من الاثنين أبعد .من أراد بحبوحة الجنة فليلزم الجماعة .من سرته حسنته وساءته سيئته فذلكم المؤمن. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ

Berpeganglah pada Al Jama’ah dan tinggalkan kekelompokan. Karena syaithan itu bersama orang yang bersendirian dan syaithan akan berada lebih jauh jika orang tersebut berdua. Barangsiapa yang menginginkan bagian tengah surga, maka berpeganglah pada Al Jama’ah. Barangsiapa merasa senang bisa melakukan amal kebajikan dan bersusah hati manakala berbuat maksiat maka itulah seorang mu’min.” (HR. Tirmidzi no.2165, ia berkata: “Hasan shahih gharib dengan sanad ini”)

Lebih-lebih jika kita melihat dampak dan pengaruh dari perpecahan dan hizb (golongan/kelompok-kelompok) tersebut ketika masing-masing hizb/golongan saling mencela, melakukan tahdzir, tabdi' dan hajr 'uqubah kepada kelompok lainnya tanpa hujjah dan burhan, melainkan berdasarkan hawa nasfu.

     Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ


“Ketahuilah sesungguhnya umat sebelum kalian dari Ahli Kitab berpecah belah menjadi 72 golongan, dan umatku ini akan berpecah belah menjadi 73 golongan. 72 golongan di neraka, dan 1 golongan di surga. Merekalah Al Jama’ah.” (HR. Abu Daud 4597, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)

     Rasulullah ﷺ juga bersabda :

عليكم بالجماعة ، وإياكم والفرقة ، فإن الشيطان مع الواحد وهو من الاثنين أبعد .من أراد بحبوحة الجنة فليلزم الجماعة .من سرته حسنته وساءته سيئته فذلكم المؤمن. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ


“Berpeganglah pada Al Jama’ah dan tinggalkan kekelompokan. Karena syaithan itu bersama orang yang bersendirian dan syaithan akan berada lebih jauh jika orang tersebut berdua. Barangsiapa yang menginginkan bagian tengah surga, maka
berpeganglah pada Al Jama’ah. Barangsiapa merasa senang bisa melakukan amal kebajikan dan bersusah hati manakala berbuat maksiat maka itulah seorang mu’min.” (HR. Tirmidzi no.2165, ia berkata: “Hasan shahih gharib dengan sanad ini”)

     Dan ketahuilah tolok ukur "Al Jama'ah" itu bukan banyaknya jumlah sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu :

اَلْجَمَاعَةُ مَا وَافَقَ الْحَقَّ وَإِنْ كُنْتَ وَحْدَكَ

Al Jama’ah adalah siapa saja yang sesuai dengan al haq (kebenaran) walaupun engkau sendirian.” Dalam riwayat lain:

وَيحك أَن جُمْهُور النَّاس فارقوا الْجَمَاعَة وَأَن الْجَمَاعَة مَا وَافق طَاعَة الله تَعَالَى

Ketahuilah, sesungguhnya kebanyakan manusia telah keluar dari Al Jama’ah. Dan Al Jama’ah itu adalah yang sesuai dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala.” (lihat Ighatsatul Lahfan Min Mashayid Asy Syaithan, 1/70)

     Jadi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ dan para Shahabatnya, dan dalam memahami dan mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ tersebut mereka meneladani praktek dan pemahaman para Shahabat, tabi’in dan orang yang mengikuti mereka. Tanpa ditambah, dikurangi ataupun dirubah dengan mengadakan beragam bid'ah dalam agama yang tidak diajarkan Nabi dan para Shahabat sebagaimana ajaran 72 firqoh (golongan) yang sudah tidak murni. Ajaran Islam telah sempurna dan tidak butuh disempurnakan lagi. Dan makna ini sesuai dengan apa yang disebutkan Rasulullah ﷺ tentang satu golongan yang selamat :

مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَاب

”yaitu orang-orang yang berada pada millah-ku dan jalannya para Shahabatku.”

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.

Foto Profil Dan Sampul Facebook




 

أهْل السُّنّة والجماعة
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Mengamalkan Al Qur'an Dan Hadits Shahih Sesuai Faham Salaful Ummah ( Para Shahabat Nabi ﷺ )

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ {٣}

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-‘Ashr : 1- 3)

Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Itu Bukanlah Sebuah Jam'iyyah ( Muassasah/Yayasan, Majmu'ah/Group, Hizbiyyah, Partai, Organisasi, Ormas Dan Semisal ) Yang Memecah Belah Agama Serta Memiliki Muassis (Pendiri), Tahun Berdiri, Struktur Organisasi, Keanggotaan Ataupun Tanzhim Yang Menuntut Ketaataan Para Pengikutnya

📓 قَالَ اللهُ تَعَالَى : { إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ } ( الأنعام : ١٥٩ )
﴿ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ﴾ ( الروم: ٣٢)
📓 عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ رضي الله عنهما قَالَ : أَلَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِينَا فَقَالَ : ( أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً ، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ، ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ )
رواه أبو داود ( 4597 ) والحاكم (443) وصححه ، وحسنه ابن حجر في " تخريج الكشاف " ( ص : 63 ) ، وصححه ابن تيمية في " مجموع الفتاوى " ( 3 / 345 ) ، والشاطبي في " الاعتصام " ( 1 / 430 )
📓 عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال ((عليكم بالجماعة وإياكم والفرقة فإن الشيطان مع الواحد وهو من الاثنين أبعد ومن أراد بحبحة الجنة فعليه بالجماعة ) أخرجه أحمد والترمذي والحاكم وابن أبي عاصم وصححه الشيخ الألباني في تعليقه على كتاب السنة ( الجماعة ) هي جماعة المسلمين .
📓 قال ابن مسعود رضي الله عنه : “الجماعة ما وافق الحق؛ ولو كنت وحدك” (رواه اللالكائي في شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة : 1/122- رقم160)

قال شيخ الاسلام ابن تيمية الحرّاني رحمه الله تعالى: "ومذهب أهل السنة والجماعة مذهب قديم معروف قبل أن يخلق الله أبا حنيفة ومالكا والشافعي وأحمد، فإنه مذهب الصحابة الذين تلقوه عن نبيهم، ومن خالف ذلك كان مبتدعا عند أهل السنة والجماعة، فإنهم متفقون على أن إجماع الصّحابة حجة ومتنازعون في إجماع من بعدهم." (منهاج السّنة: ٢ / ٤٨٢)

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :
"Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah itu madzhab yang telah dikenal dan sudah ada sejak dahulu kala sebelum الله menciptakan imam Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi'i, dan Ahmad. Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah adalah Madzhab para Shahabat yang langsung mengambil ilmu dari Nabi ﷺ. Siapa saja yang menyelisihinya maka orang tersebut disebut mubtadi' (ahlu bid'ah) menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Ahlus Sunnah Wal Jama'ah seluruhnya sepakat bahwa ijma' para Shahabat adalah hujjah dan mereka berbeda pendapat pada ijma' selain para Shahabat." (lihat Minhajus Sunnah (2 /482).)

Jumat, 10 Mei 2024

Pelaku Dosa Besar Dari Ahlus Sunnah Itu Masih Lebih Baik Daripada Ahli Ibadah Dari Ahli Bid'ah





 

Pelaku Dosa Besar Dari Ahlus Sunnah Itu Masih Lebih Baik Daripada Ahli Ibadah Dari Ahli Bid'ah


وقال الإمام أحمد رحمه الله تعالى : قبور أهل السنة من أهل الكبائر روضة ، وقبور أهل البدعة من الزهاد حفرة ، فسّـاق أهل السنــة أوليـاء الله ، وزهــاد أهل البدع أعداء الله.اهـ (طبقات الحنابلة ١/١٨٤)

       Imam Ahmad bin Hanbal (imam Ahlus Sunnah wal Jama'ah) rahimahullah berkata:

"قبور أهل السنة من أهل الكبائر ،روضة، وقبور أهل البدعة من الزهاد حفرة. فساق أهل السنة أولياء، وزهاد أهل البدعة أعداء الله"

"Kuburan Ahlussunnah dari pelaku dosa besar adalah taman (Surga). Sedangkan kuburan Ahlul Bidah dari kalangan ahli ibadah adalah jurang. Orang-orang fasiq Ahlussunnah masih tergolong wali Allah, sedangkan ahli ibadah Ahlul Bidah adalah musuh-musuh Allah." (lihat Thabaqat Hanabilah 1/184)


فساق أهل السنة خير من عباد أهل البدع

فساق أهل السنة خير من عباد أهل البدع

قال العلامة أبو عبد الله ابن القيم رحمه الله تعالى في "إعلام الموقعين عن رب العالمين" (3/329) : "قُبُورُ فُسَّاقِ أَهْلِ السُّنَّةِ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ، وَقُبُورُ عُبَّادِ أَهْلِ الْبِدَعِ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّارِ، وَالتَّمَسُّكُ بِالسُّنَّةِ يُكَفِّرُ الْكَبَائِرَ، كَمَا أَنَّ مُخَالَفَةَ السُّنَّةِ تُحْبِطُ الْحَسَنَاتِ، وَأَهْلُ السُّنَّةِ إنْ قَعَدَتْ بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ قَامَتْ بِهِمْ عَقَائِدُهُمْ، وَأَهْلُ الْبِدَعِ إذَا قَامَتْ بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ قَعَدَتْ بِهِمْ عَقَائِدُهُمْ"اهـ

     Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah dalam Kitab I'lamul Muwaqqi'in (3/329) :

قبور فساق أهل السنة روضة من رياض الجنة، وقبور عباد أَهْلِ الْبَدَعِ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّارِ، والتمسك بالسنة يكفر الكبائر، كما أَنْ مُخَالَفَةَ السنة تُحبِطُ الْحَسَنَاتِ، وأهل السنة إن قعدت بهم أعمالهم قامت بهم عقائدهم، وَأَهْلُ الْبِدَعِ إِذَا قَامَتْ بِهِمْ أعمالهم قعدت بهم عقائدهم"

"Kuburan orang orang fasiq Ahlussunnah adalah masih taman Surga. Dan kuburan ahli ibadah Ahli Bidah adalah salah satu jurang Neraka. Karena berpegang kepada Sunnah dapat menggugurkan dosa-dosa besar, sebagaimana menyelisihi Sunnah adalah membatalkan kebaikan. Ahlussunnah, walaupun amalannya kurang, tapi akidah mereka menutupinya. Sedangkan Ahlul Bidah, walaupun banyak amalnya, tapi akidah mereka merusaknya."


Perbedaan Pokok Antara Ahlus Sunnah Dan Ahlul Ahwa' ( Ahlul Bid’ah )


1.  Ahlus Sunnah meninggalkan ucapan manusia, karena mengikuti As Sunnah (dalil shahih). Sedang Ahlul Ahwa' meninggalkan As Sunnah karena mengikuti ucapan manusia.

     Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata:

أهل السنة يتركون أقوال الناس ﻷجل السنة، وأهل البدع يتركون السنة ﻷجل أقوال الناس.

“Ahlus Sunnah meninggalkan ucapan manusia karena mengikuti As-Sunnah (dalil shahih), sedangkan ahli bid’ah meninggalkan As-Sunnah (dalil shahih) karena mengikuti ucapan manusia.” (lihat Ash-Shawaiqul Mursalah, jilid 4 halaman 1603)

2.  Ahlus Sunnah bisa bermaksiat umumnya karena mengikuti nafsu syahwat (هَوَى الشَّهَواتِ) atau nafsu dalam perkara dunia seperti syahwat perut dan kemaluan. Sedang Ahlul Ahwa' umumnya karena mengikuti nafsu agama /syubhat (هَوَى الشُّبُهاتِ).

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

واتباع الأهواء في الديانات أعظم من اتباع الأهواء في الشهوات

“Mengikuti hawa nafsu dalam beragama (syubhat) lebih parah dibandingkan mengikuti hawa nafsu dalam urusan syahwat.” (lihat Al-Istiqomah, Ibnu Taimiyyah)

     Oleh karena itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:

جماع الدين اصلان: أن لا نعبد إلا الله , ولا نعبده إلا بما شرع , لا نعبده بالبدع

“Inti agama ini berporos pada 2 hal : (1) kita tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah semata, (2) kita tidak menyembah Allah kecuali dengan apa yang telah Allah syariatkan, kita tidak menyembah-Nya dengan kebid’ahan” (lihat Majmu’ Al Fatawa, 10/234)

3.  Ahlus Sunnah membenarkan pokok-pokok aqidah yang termasuk Ushul Sunnah, prinsip dan kaidah Ahlus Sunnah yang terdapat ijma'. Sebaliknya ahlul bid'ah menyelisihi Ushul Sunnah, sehingga bukan termasuk ahlinya. Sebagaimana dikatakan imam Ahmad.


19 Keburukan Amalan Bid'ah Dan Pelakunya (Ahli Bid'ah)

1. Suatu amalan akan tertolak/tidak diterima الله selama tercampuri bid'ah.
2.  Pelaku bid'ah tercabut 'ishmah-nya dan akan dibiarkan الله mengurus dirinya sendiri.
3.  Para pelaku bid'ah dilaknat menurut syari'at.
4.  Ibadah yang tercampur bid'ah akan membuat pelakunya semakin jauh dari الله.
5.  Bid'ah adalah sumber terjadinya permusuhan dan kebencian.
6.  Penghalang mendapat syafa'at Nabi ﷺ.
7.  Menanggung dosa para pengikut bid'ahnya.
8.  Tidak diterima (susah) tobatnya.
9.  Para pelaku bid'ah akan dilemparkan ke dalam lembah kehinaan dan mendapat kemurkaan الله.
10. Pelaku bid'ah akan dijauhkan dan diusir dari Telaga Nabi ﷺ.
11. Pelaku bid'ah dikhawatirkan terjerumus menuju kepada kekafiran.
12. Pelaku bid'ah terancam su'ul khatimah.
13. Wajahnya hitam legam di Akhirat.
14.  Rasulullah ﷺ dan orang-orang mukmin berlepas diri dari pelaku bid'ah.
15. Pelaku bid'ah adalah orang yang paling merugi dan dikhawatirkan tertimpa adzab di dunia dan di Akhirat.
16.  Bid'ah itu sesat dan menyesatkan sera lebih dicintai Iblis daripada maksiat.
17. Menuduh syariat Islam tidak sempurna dan menuduh Nabi ﷺ mengkhianati agama الله.
18. Pelakunya menyejajarkan dirinya dengan Allah taala (dalam membuat syariat).
19. Mencampuradukkan yang haq dengan yang batil, memecah belah umat Islam, serta menjadikan membenci Sunnah dan Ahlus Sunnah.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.

Kamis, 09 Mei 2024

Dasar Perbedaan Antara Ahlus Sunnah Dan Ahlul Bid’ah


 

Dasar Perbedaan Antara Ahlus Sunnah Dan Ahlul Bid’ah

     Ibnul Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata :

أهل السنة يتركون أقوال الناس ﻷجل السنة، وأهل البدع يتركون السنة ﻷجل أقوال الناس.

“Ahlus Sunnah meninggalkan ucapan manusia karena mengikuti As-Sunnah, sedangkan ahli bid’ah meninggalkan As-Sunnah karena mengikuti ucapan manusia.”

(Ash-Shawaiqul Mursalah, jilid 4 halaman 1603)

Nasihat Para Salafush Sholih Agar Tidak Berteman Dan Menjauhi Ahlul Ahwa'



 


Nasihat Para Salafush Sholih Agar Tidak Berteman Dan Menjauhi Ahlul Ahwa'


     Shahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma berkata :

لاَ تُجَالِسْ أَهْلَ اْلأَهْوَاءِ فَإِنَّ مُجَالَسَتَهُمْ مُمْرِضَةٌ لِلْقُلُوْبِ.

“Janganlah engkau duduk bersama ahlul ahwa' (pengikut hawa nafsu), karena akan menyebabkan hatimu sakit.” (Lihat Al-Ibaanah libni Baththah al-‘Ukbary II/438)

وعن الحسن البصري ومحمد بن سيرين -رحمهما الله-: «لا تجالسوا أصحاب الأهواء ولا تجادلوهم ولا تسمعوا منهم» [(الإبانة) لابن بطَّة].

     Hasan al-Bashri (wafat th. 110 H) dan Muhammad Ibnu Sirin rahimahumallah berkata : “Janganlah kalian duduk dengan pengikut hawa nafsu, janganlah berdebat dengan mereka dan janganlah mendengar perkataan mereka.” (lihat Al Ibanah Ibnu Baththoh)

     Fudhail bin ‘Iyadh (wafat th. 187 H) rahimahullah berkata :

مَنْ جَلَسَ مَعَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ فَاحْذَرْهُ، وَمَنْ جَلَسَ مَعَ صَاحِبِ الْبِدْعَةِ لَمْ يُعْطَ الْحِكْمَةَ، وَأُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حِصْنٌ مِنْ حَدِيْدٍ.

“Hindarilah duduk bersama ahli bid’ah dan barangsiapa yang duduk bersama ahli bid’ah, maka ia tidak akan diberi hikmah. Aku suka jika di antara aku dan pelaku bid’ah ada benteng dari besi.” (Lihat al-Ibaanah (no. 470) oleh Ibnu Baththah al-‘Ukbari)

     Beliau rahimahullah juga berkata :

أَدْرَكْتُ خِيَارَ النَّاسِ كُلُّهُمْ أَصْحَابُ سُنَّةٍ وَيَنْهَوْنَ عَنْ أَصْحَابِ الْبِدَعِ.

“Aku mendapati orang-orang terbaik, semuanya adalah penjaga-penjaga Sunnah dan mereka melarang bersahabat dengan orang-orang yang melakukan bid’ah.” (lihat Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah I/156, no. 267).

وقال يحيي بن أبي كثير -رحمه الله تعالىٰ-‏: ‏«إذا لقيت صاحب بدعة في طريق، فخذ في طريق آخر‏» ‏‏«البدع والنهىٰ عنها‏» لابن وضاح ص(48)‏ و«الشريعة‏» ص(64).

     Yahya bin Abi Katsir (wafat th. 132 H) rahimahullah berkata : “Jika engkau bertemu dengan pelaku bid’ah di jalan, maka ambillah jalan lain.” Lihat al-Bida’ wan Nahyu ‘anhaa oleh Ibnu Wadhdhah, Asy-Syarii’ah oleh al-Ajurri)

وعن أبي قلابة -رحمه الله تعالىٰ- أنه يقول‏: ‏«لا تجالسوا أهل الأهواء، ولا تجادلوهم، فإني لا آمن أن يغمسوكم في الضلالة، أو يُلبّسوا عليكم في الدين بعض ما لُبس عليهم‏» ‏‏«شرح اعتقاد أهل السنة‏» للالكائي (1/134)‏ «والدارمي‏» (1/120)‏ و«الشريعة‏» ص (56)‏ و «الإبانة الكبري‏» (2/437).

     Dari Abu Qilabah (wafat th 104 H) –rahimahullah– beliau berkata : “Janganlah kamu duduk bersama ahlul ahwa', dan janganlah kamu berdebat dengan mereka, karena aku khawatir mereka akan menjerumuskanmu ke dalam kesesatan, atau mereka akan mengkaburkan (membingungkanmu) dalam agama dengan sebagian dari apa yang mereka kaburkan.”

Jumat, 03 Mei 2024

Wahai Segenap Manusia.. Jika Ada Yang Tanya Siapa Aku ?


 

Wahai Segenap Manusia.. Jika Ada Yang Tanya Siapa Aku ?

     Nama resmiku di catatan sipil Teguh Akhiri Wiyanto. Atau dikenal dengan nama kuniyah Abu 'Abdirrohman/Hazim Al Jawiy (حازم الجاوي). Diriku seorang 'abdi الله yang wajib tunduk hanya kepada الله dan al haqq (kebenaran). Hazim itu artinya teguh. Adapun Al Jawiy karena diriku keturunan suku Jawa, lahir di Jawa, dan muqim di Jawa.

     Diriku bukanlah hizb Salafi/Salafiyyun/Salafiyyah dan bukan pula kelompok Wahabi. Diriku berlepas diri dari 72 firqoh ahlul bid'ah wal furqoh serta berlepas diri dari semua jam'iyyah/hizb yang ada di muka bumi.

     Diriku juga bukan kelompok "Ahlus Sunnah wal Jam'iyyah". Tapi diriku seorang mukmin atau muslim Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (أهل السنة والجماعة).. membenarkan Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Ushul Sunnah ataupun kaidah dan prinsip Ahlus Sunnah yang terdapat ijma' Ahlus Sunnah.

     Tokoh idolaku Nabi Muhammad dan para Shahabat رضی اللہ عنھم. Kemudian al-wala wal-baro' atau cinta dan benciku atas dasar ketaatan dan kemaksiatan.

     Hujjah di sisiku yaitu Al Qur'an, Hadits Shahih dan ijma' yang disertai kalam Salaful Ummah. Kemudian diriku insya الله senantiasa ridho untuk diajak berhakim kepada الله di dunia dan di Akhirat.

     Jika ada yang ingin ditanyakan, insya الله bisa wa.me/6285226371103.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.

Rabu, 01 Mei 2024

Qowaid Fiqhiyah : Kaidah Ke-1




 

Qowaid Fiqhiyah : Kaidah Ke-1
القواعد الفقهية

القاعدة الأولى الشارع لا يأمر إلا بما مصلحته خالصة أو راجحة، ولا ينهى إلا عما مفسدته خالصة أو راجحة. (كتاب شرح القواعد السعدية)

     Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah mengatakan :

الشَّارِعُ لَا يَأْمُرُ إِلَّا بِمَا مَصْلَحَتُهُ خَالِصَةٌ أَوْ رَاجِحَةٌ، وَلَا يَنْهَى إِلَّا عَمَّا مَفْسَدَتُهُ خَالِصَةٌ أَوْ رَاجِحَةٌ

"Pembuat syari’at ( الله ) tidaklah memerintahkan kecuali dengan sesuatu yang memiliki mashlahat baik murni ataupun rajih (lebih kuat), dan tidaklah melarang kecuali dari sesuatu yang mengandung mafsadat baik murni ataupun rajih."

     Diantara dalil yang menjadi pijakan dari kaidah yang agung ini adalah firman-Nya:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

"Sesungguhnya الله menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan الله melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An-Nahl : 90)

     Dimana di dalam ayat ini الله menyebutkan bahwa semua perintah-Nya untuk kemashlahatan dan semua larangan-Nya karena mafsadat.

Di antara contoh dari kaidah ini:

■  Mashlahat yang murni contohnya tauhid, shalat, dzikir, dan semua amal shalih. الله berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)

■  Mashlahat yang rajih contohnya jihad, الله berfirman:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; الله Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Pada jihad terdapat mashalat dan mafsadat. Diantara bentuk mafsadat yaitu hilangnya harta dan nyawa, namun mashlahatnya jauh lebih besar yaitu menegakkan kalimat الله, meninggikan agama. Sehingga الله tetap mensyari’atkan karena mashalat yang rajih ini.

■  Mafsadat yang murni contohnya syirik, kekufuran. الله berfirman :

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaithan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah: 257)

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 124)

■  Mafsadat yang rajih contohnya judi dan khamr, الله berfirman:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ ۖ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِن نَّفْعِهِمَا

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. (QS. Al-Baqarah: 219)

"Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah

  "Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah Hukumi Manusia Dengan Hujjah Dan Burhan Sesuai Z...