Apabila Terjadi Perselisihan Diantara Guru Dengan Guru, Murid Dengan Murid Atau Guru Dengan Murid
https://teguhakhirblora.blogspot.com/2024/05/apabila-terjadi-perselisihan-diantara.html?m=1
إذا وقع بين معلم ومعلم أو تلميذ وتلميذ أو معلم وتلميذ خصومة ومشاجرة.
قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله تعالى :
« وَإِذَا وَقَعَ بَيْنَ مُعَلِّمٍ وَمُعَلِّمٍ أَوْ تِلْمِيذٍ وَتِلْمِيذٍ أَوْ مُعَلِّمٍ وَتِلْمِيذٍ خُصُومَةٌ وَمُشَاجَرَةٌ لَمْ يَجُزْ لِأَحَدِ أَنْ يُعِينَ أَحَدَهُمَا حَتَّى يَعْلَمَ الْحَقَّ فَلَا يُعَاوِنُهُ بِجَهْلِ وَلَا بِهَوَى بَلْ يَنْظُرُ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا تَبَيَّنَ لَهُ الْحَقُّ أَعَانَ الْمُحِقَّ مِنْهُمَا عَلَى الْمُبْطِلِ سَوَاءٌ كَانَ الْمُحِقُّ مِنْ أَصْحَابِهِ أَوْ أَصْحَابِ غَيْرِهِ؛ وَسَوَاءٌ كَانَ الْمُبْطِلُ مِنْ أَصْحَابِهِ أَوْ أَصْحَابِ غَيْرِهِ فَيَكُونُ الْمَقْصُودُ عِبَادَةَ اللَّهِ وَحْدَهُ وَطَاعَةَ رَسُولِهِ؛ وَاتِّبَاعَ الْحَقِّ وَالْقِيَامَ بِالْقِسْطِ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا} يُقَالُ: لَوَى يَلْوِي لِسَانَهُ: فَيُخْبِرُ بِالْكَذِبِ. وَالْإِعْرَاضُ: أَنْ يَكْتُمَ الْحَقَّ؛ فَإِنَّ السَّاكِتَ عَنْ الْحَقِّ شَيْطَانٌ أَخْرَسُ.وَمَنْ مَالَ مَعَ صَاحِبِهِ - سَوَاءٌ كَانَ الْحَقُّ لَهُ أَوْ عَلَيْهِ - فَقَدْ حَكَمَ بِحُكْمِ الْجَاهِلِيَّةِ وَخَرَجَ عَنْ حُكْمِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْوَاجِبُ عَلَى جَمِيعِهِمْ أَنْ يَكُونُوا يَدًا وَاحِدَةً مَعَ الْمُحِقِّ عَلَى الْمُبْطِلِ فَيَكُونَ الْمُعَظَّمُ عِنْدَهُمْ مَنْ عَظَّمَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالْمُقَدَّمُ عِنْدَهُمْ مَنْ قَدَّمَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالْمَحْبُوبُ عِنْدَهُمْ مَنْ أَحَبَّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالْمُهَانُ عِنْدَهُمْ مَنْ أَهَانَهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ بِحَسَبِ مَا يُرْضِي اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا بِحَسَبِ الْأَهْوَاءِ؛ فَإِنَّهُ مَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ رَشَدَ؛ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّهُ لَا يَضُرُّ إلَّا نَفْسَهُ. فَهَذَا هُوَ الْأَصْلُ الَّذِي عَلَيْهِمْ اعْتِمَادُهُ. »
من كتاب: مجموع الفتاوى (١٦/٢٨-١٧).
✍🏼 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ta'ala berkata :
"Jika terjadi antara guru dengan guru, atau murid dengan murid, atau guru dengan murid sebuah khushumah (pertengkaran) dan musyajarah (perselisihan saling adu argumentasi) maka tidak boleh bagi siapapun untuk menolong salah satunya hingga dia mengetahui kebenarannya sehingga dia tidak membantunya dengan kebodohan dan tidak pula dengan hawa nafsunya akan tetapi hendaknya dia melihat kepada urusannya. Dan jika telah jelas baginya kebenaran maka dia membantu yang benar dari keduanya terhadap yang batil; sama saja apakah yang benar itu berasal dari sahabatnya atau sahabat orang lain; dan sama saja apakah yang batil itu dari kalangan sahabatnya atau sahabat orang lain sehingga tujuannya adalah beribadah kepada الله semata dan taat kepada rasul-Nya; dan mengikuti kebenaran serta berdiri dengan keadilan. الله ta'ala berfirman :
{ ۞ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّ ٰمِینَ بِٱلۡقِسۡطِ شُهَدَاۤءَ لِلَّهِ وَلَوۡ عَلَىٰۤ أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِینَۚ إِن یَكُنۡ غَنِیًّا أَوۡ فَقِیرࣰا فَٱللَّهُ أَوۡلَىٰ بِهِمَاۖ فَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلۡهَوَىٰۤ أَن تَعۡدِلُوا۟ۚ وَإِن تَلۡوُۥۤا۟ أَوۡ تُعۡرِضُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرࣰا } (سُورَةُ النِّسَاءِ : ١٣٥)
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan." (QS. An-Nisa : 135)
Dikatakan "membolak-balikkan lisannya": jika memberitakan dengan kedustaan. Dan berpaling adalah: menyembunyikan kebenaran; karena sejatinya orang yang diam dari kebenaran adalah syaitan bisu.
Dan barangsiapa yang condong kepada sahabatnya - baik itu kebenaran bersamanya atau bersama lainnya - maka dia telah berhukum dengan hukum jahiliyah dan telah keluar dari hukum الله dan rasul-Nya, dan yang wajib atas seluruhnya untuk menjadi satu tangan bersama kebenaran melawan kebatilan sehingga yang diagungkan di sisi mereka ialah siapa yang الله agungkan dan rasul-Nya sesuai dengan apa yang dapat membuat الله ridha dan rasul-Nya, bukan berdasarkan hawa nafsu; karena sesungguhnya siapa yang taat kepada الله dan rasul-Nya maka dia telah mendapatkan petunjuk; dan siapa yang bermaksiat kepada الله dan rasul-Nya maka sesungguhnya tidak akan mencelakakan kecuali dirinya sendiri. Maka ini adalah dasar pijakan yang harus mereka pegang."
📕 lihat Majmu' Al-Fatawa (28/16-17).
ا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar