Kedudukan Sanad Dalam Agama Ataupun Menukilkan Berita
⚪ Sanad Termasuk Kemuliaan Dan Keutamaan Umat Islam Dibanding Umat Selainnya
روى الخطيب البغدادي، عن محمد بن حاتم بن المظفر أنه قال: "إن الله أكرم هذه الأمة وشرفها وفضلها بالإسناد، وليس لأحد من الأمم كلها قديمها وحديثها إسناد، وإنما هي صحف في أيديهم، وقد خلطوا بكتبهم أخبارهم، وليس عندهم تمييز بين ما نزل من التوراة والإنجيل مما جاءهم به أنبياؤهم وبين ما ألحقوه بكتبهم من الأخبار التي أخذوها عن غير الثقات ... "
📖 شرف أصحاب الحديث: (ص٤٠) ، وفتح المغيث للسخاوي: (٣/٣٣١) .
Muhammad bin Hatim bin al-Mudzhaffar rahimahullah menyatakan : "Sesungguhnya Allah memuliakan dan memberikan kelebihan kepada umat ini dengan adanya isnad (sanad). Tidaklah ada isnad itu pada umat yang lain seluruhnya. Yang ada hanyalah lembaran-lembaran di tangan mereka yang kadang tercampur antara isi kitab mereka dengan khabar-khabar mereka. Mereka tidak membedakan antara apa yang diturunkan dari Taurat dan Injil yang dibawakan oleh para nabi mereka, dan apa yang mereka tambahkan ke dalam kitab mereka dari keterangan yang mereka ambil dari orang-orang yang tidak dapat dipercaya. ...." (lihat Syarafu Ash-haabil Hadits karya al-Khothib al-Baghdadiy)
⚪ Sanad Termasuk Kekhususan Umat Islam
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan:
الْإِسْنَادُ مِنْ خَصَائِصِ هَذِهِ الْأُمَّةِ ، وَهُوَ مِنْ خَصَائِصِ الْإِسْلَامِ، ثُمَّ هُوَ فِي الْإِسْلَامِ مِنْ خَصَائِصِ أَهْلِ السُّنَّةِ
"Isnad (sanad) adalah termasuk kekhususan umat ini. Itu adalah ciri khas Islam. Kemudian, di dalam Islam termasuk kekhususan Ahlus Sunnah." (lihat Minhajus Sunnah (7/37))
⚪ Sanad Untuk Menilai Keilmiahan Dan Keabsahan Serta Mencegah Pemalsuan
Sanad memiliki peranan yang sangat penting dalam menukilkan wahyu, Al-Qur’an Al-Karim maupun Sunnah Rasulullah ﷺ. Demikian pula menukilkan atsar ataupun berita dari kalangan salafus saleh dari para sahabat, tabi’in, dan yang setelahnya. Karena tanpa sanad, satu berita tidak bisa dipertanggungjawabkan. Dengan sanad, seseorang menukil wahyu Allah Ta'ala dan hadits Rasul-Nya secara otentik sebagaimana asalnya, sehingga memberikan kekuatan hujjah bagi seorang muslim dalam berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah ﷺ.
وحدثني محمد بن عبد الله بن قهزاذ من أهل مرو قال سمعت عبدان بن عثمان يقول سمعت عبد الله بن المبارك يقول الإسناد من الدين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء. (صحيح مسلم - مقدمة ١\١٥)
Abdullah bin Mubarak Rahimahullah mengatakan:
الْإِسْنَادُ مِنَ الدِّينِ وَلَوْلَا الْإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ
“Sanad itu bagian dari agama. Kalaulah tidak ada sanad, orang akan sesukanya mengatakan apa saja yang dia inginkan.” (Diriwayatkan Muslim dalam Muqaddimah Shahih-nya, 1/15)
⚪ Sanad Untuk Memelihara Kemurnian Agama
Ahli bid’ah selalu berusaha menyusupkan berbagai bid’ahnya ke dalam Islam dan menyandarkannya kepada Rasulullah ﷺ. Akan tetapi, dengan sanad akan jelas dan tersingkap makar para pemalsu hadits Rasulullah ﷺ. Seperti pengakuan seorang syaikh Khawarij yang berkata, “Sesungguhnya kami dahulu jika menghendaki satu hal, kami membuatnya menjadi hadits.”
وقال محمد بن عبد الله حدثني العباس بن أبي رزمة قال سمعت عبد الله يقول بيننا وبين القوم القوائم يعني الإسناد. (صحيح مسلم - مقدمة ١\١٥)
Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:
بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْقَوَائِمُ -يَعْنِي الْإِسْنَادَ
“Antara kami dan kaum (yakni ahli bid’ah dan yang semisalnya) ada penegaknya, yaitu sanad.” (lihat Muqaddimah Shahih Muslim, 1/15)
⚪ Sanad Adalah Senjata Orang Mukmin Untuk Menghadapi Ahlul Ahwa'
قَالَ سفيان الثوري: ( الإسناد سلاح المؤمن، إذا لَمْ يَكُنْ مَعَهُ سلاح فبأي شيء يقاتل؟ )
📖 أسنده إِلَيْهِ الْخَطِيْب البغدادي في " شرف أصحاب الْحَدِيْث ": 42 (81)
Sufyan ats-Tsauri Rahimahullah mengatakan:
الْإِسْنَادُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ مَعَهُ سِلَاحٌ فَبِأَيِّ شَيْءٍ يُقَاتِلُ؟
“Sanad adalah senjata mukmin. Jika tidak memiliki senjata, dengan apa dia berperang?” (Diriwayatkan al-Khathib dalam Syaraf Ashabul Hadits hlm. 42)
⚪ Sanad Bisa Memperjelas Kondisi Sebuah Riwayat
Dengan mengetahui jalur sanad sebuah riwayat serta berupaya mengumpulkan setiap jalur yang menyebutkan riwayat tersebut, akan memperjelas kondisi riwayat itu, baik menafsirkan maknanya yang kurang jelas dalam riwayat lain, atau menjelaskan satu lafadz yang lemah yang tidak diriwayatkan para perawi yang lebih tsiqah atau yang lebih banyak jumlahnya.
وَقَالَ الحافظ أبو زرعة العراقي : ( الْحَدِيْث إذا جمعت طرقه تبين المراد مِنْهُ، وليس لنا أن نتمسك برواية ونترك بقية الروايات )
📖 طرح التثريب 7/181.
Al-Hafizh Abu Zur'ah Al-‘Iraqi Rahimahullah mengatakan:
وَالْحَدِيثُ إِذَا جُمِعَتْ طُرُقُهُ تَبَيَّنَ الْمُرَادُ مِنْهُ وَلَيْسَ لَنَا أَنْ نَتَمَسَّكَ بِرِوَايَةٍ وَنَتْرُكَ بَقِيَّةَ الرِّوَايَاتِ
“Jika sebuah hadits dikumpulkan jalur-jalur sanadnya, akan jelas maksudnya. Kita tidak boleh berpegang kepada satu riwayat dan meninggalkan riwayat yang lainnya.” (Tharhu at-Tatsrib, al-Iraqi, 7/181)
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar