Bolehnya Menggabung Niat Dua Atau Lebih Ibadah Sejenis Dalam Satu Waktu
Satu Puasa Dengan 3 Jenis Pahala, Mari Niatkan Puasa Dawud, Puasa Kamis, Dan Puasa Ayyamul Bidh 15 Sya'ban 1446 H
🔸 Terdapat Qowa'id Fiqhiyyah :
إِذَا اجْتَمَعَتْ عِبَادَتَانِ مِنْ جِنْسٍ وَاحِدٍ تَدَاخَلَتْ أَفْعَالُهُمَا وَاكْتَفَى عَنْهُمَا بِفِعْلٍ وَاحِدٍ إِذَا كَانَ مَقْصُوْدُهُمَا وَاحِدًا
"Apabila dua ibadah sejenis berkumpul maka pelaksanaannya digabung dan cukup dengan melaksanakan salah satunya jika keduanya mempunyai maksud yang sama."
🔸 Kaidah ini menjelaskan tentang dua ibadah atau lebih yang berkumpul dalam satu waktu. Kaidah ini merupakan implementasi dari prinsip taisir (kemudahan) dalam agama yang mulia ini. Ini merupakan nikmat dan kemudahan dari Allâh, di mana satu amalan bisa mewakili beberapa amalan sekaligus.
🔸 Dalil yang mendasari kaidah yang mulia ini masuk dalam keumuman sabda Nabi ﷺ :
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ, وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى, فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar bin al-Khathab Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh ﷺ bersabda, “Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan niatnya. .....” (HR. Al-Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar