Jumat, 25 April 2025

Kesamaan Jam'iyyah Dan Muassasah Salafiyyah Dengan Jam'iyyah Asy'ariyyah/Umumnya Jam"iyyat


 

Kesamaan Jam'iyyah Dan Muassasah Salafiyyah Dengan Jam'iyyah Asy'ariyyah/Umumnya Jam"iyyat



🔸 Sama-sama tiada dalil yang memerintahkan dan tiada salafnya. Sehingga lebih buruk daripada qunut Shubuh, dzikir jama'ah ataupun ihtifal maulid Nabi.
🔸 Termasuk perkara bid'ah dalam agama yang tiada ijma'. Sehingga kembali kepada hukum asal yaitu bid'ah dholalah. Diantara ulama' yang mengingkari jam'iyyah yaitu ; imam Muqbil Al-Wadi'i, syaikh Yahya Al-Hajuri, syaikh Salim Al-Hilali, syaikh Robi' Al-Madhkholi dll
🔸 Semua jam'iyyah itu hizbiyyah. Al-wala' wal baro' tidak karena Allah. Jika ada orang yang mengingkari jam'iyyahnya (meski taqwa) umumnya akan dibenci.
🔸 Sama-sama minta wilayah dan 'imaroh kepada penguasa. Padahal ada larangan dari Nabi ﷺ.
🔸 Umumnya memiliki ketua, muassis, tahun berdiri ataupun struktur organisasi.
🔸 Umumnya memiliki tanzhim (peraturan) yang menuntut ketaatan.
🔸 Umumnya sama-sama berdalih dan mengatakan bahwa mereka mendirikan jam'iyyah dan muasssasah hanya sebagai wasilah dakwah.
🔸 Sama-sama mengklaim jam'iyyah yang didirikan mereka bernuansa Al-Jama'ah.
🔸 Sama-sama memiliki pondhok Salafiyyah (bukan pondhok modern)
🔸 Umumnya terdapat banyak kemungkaran (ash-shuwar makhluq bernyawa, tasawwul untuk hizb, intikhobat ketua dll), menyelisihi Ushul As-Sunnah, serta penyimpangan-penyimpangan lainnya.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين


Minggu, 13 April 2025

Bukti Empiris Ayyamul Bidh ( 13, 14 & 15 ) Syawwal 1446 H

 


Bukti Empiris Ayyamul Bidh ( 13, 14 & 15 ) Syawwal 1446 H



Bersambung..
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid021j9oG632hVg7WQPgbLJxMqFCtk42zHyoF77MumYYbv1dfBSuCuzbQX2qTDGkeFWEl&id=100083041335132&mibextid=Nif5oz

Minggu, 06 April 2025

Cara Mudah Mengecek Benar/Tidaknya Hasil Rukyatul-Hilal


 


Cara Mudah Mengecek Benar/Tidaknya Hasil Rukyatul-Hilal



     Apabila Bulan tidak tertutup awan Insya Allah mudah diketahui bagi orang yang matanya tidak rabun dan tidak buta mata hatinya :

🔸 Pada tanggal 1 s.d 15 ketika awal Maghrib Bulan berada di atas Langit. Tanggal 1 Bulan berada di atas ufuq Barat sebaliknya tanggal 15 Bulan bentuknya bulat purnama berada di atas ufuq Langit Timur.
🔸 Pada tanggal 16 s.d 30 ketika awal Maghrib posisi Bulan masih di bawah ufuq. Semakin tua usia Bulan maka terbitnya Bulan akan semakin malam sampai fajar.
🔸 Pada tanggal 8 bentuk Bulan umumnya melewati fase separuh (dengan bentuk cenderung cembung). Ketika awal Maghrib posisi Bulan berada di atas Langit (pertengahan) dan belum tergelincir ke arah langit bagian Barat.
🔸 Pada Ayyamul Bidh yaitu tanggal 13 s.d 15 bentuk Bulan mulai ke arah membulat hingga bulat sempurna (purnama) yaitu ketika tanggal 14 dan 15. Mulai awal Maghrib hingga menjelang fajar Bulan berada di atas langit sehingga langit terlihat terang keputihan. Ayyamul Bidh insya Allah mudah dipantau sehingga tidak mungkin bisa dipalsu para pendusta dan para penyembah ilmu hisab.
🔸 Pada tanggal 16 s.d 30 ketika awal Maghrib Bulan masih berada dibawah ufuq dan belum terbit. Bulan umumnya baru akan terbit setelah pertengahan Maghrib. Sehingga tanggal 16 tidak termasuk Ayyamul Bidh karena di awal Maghrib Bulan belum terbit sehingga langit gelap. Semakin tua usia Bulan terbitnya pun semakin malam s.d fajar.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين

Senin, 31 Maret 2025

Hukum Tafarruq Dan Enggan Mengerjakan Sholat Jum'at & 'Id Di Belakang Al-Umara'


 

Hukum Tafarruq Dan Enggan Mengerjakan Sholat Jum'at & 'Id Di Belakang Al-Umara'


🔸 Nabi dan para Salafush-Sholih memerintahkan kaum muslimin untuk mengerjakan sholat Jum'at dan sholat 'Id di belakang umaro' (para amir/pemimpin yang sah). Hukum asal perintah itu wajib, kecuali ada dalil yang memalingkannya. Jadi tidak mengadakan sendiri-sendiri.

🔸 Tafarruq dalam perkara sholat Jum'at dan sholat 'Id itu termasuk seburuk-buruk perkara bid'ah dholalah yang tiada dalil dan tiada Salafnya. Serta termasuk syi'ar orang-orang khowarij dan mu'tazilah yang membolehkan tidak taat dalam perkara ma'ruf.

🔸 Hal itu menyelisihi Ushul As-Sunnah dan Aqidah Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah. Sehingga bisa menjadikan pelakunya keluar dari Ahlus-Sunnah ataupun dihukumi sebagai mubtadi' apabila telah iqomatul hujjah.

🔸 Orang yang enggan sholat Jum'at dan 'Id di belakang umaro' itu bisa lebih buruk daripada orang yang sholat di belakang umaro' kemudian mengulangi sholatnya. Apalagi jika tanpa dalil merasa diri perbuatan mereka itu lebih utama daripada mengerjakan sholat di belakang umaro' (para amir/penguasa).

🔸 Jika diperintahkan sholat di belakang umaro' saja mereka enggan, apa ada ketaatan kepada amir yang lebih wajib untuk ditaati melebihi sholat di belakang al-umaro'.?

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosul (Nya), & ulil amri di antara kamu." (QS. An-Nisa': 59).

Jangan Tafarruq ( Berpecah-Belah ) Mengadakan Sendiri Sebagaimana Ahlul Bid'ah Wal Furqah




Kerjakanlah Sholat Jum'at Dan Sholat 'Id Berjamaah Di Belakang/Ma'al Umara'

Jangan Tafarruq ( Berpecah-Belah ) Mengadakan Sendiri Sebagaimana Ahlul Bid'ah Wal Furqah


🔸 Sholat Jum'at dan sholat 'Id berjama'ah hukum asalnya disyari'atkan dikerjakan di belakang/ma'al umaro' sebagaimana kalam dan pengamalan Salafush Sholih yang tertera di kitab-kitab Aqidah Ahlus-Sunnah dan Ushulus-Sunnah. Di antara dalil yang menunjukkan tetap diperintahkan sholat di belakang pemimpin yang fajir :

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "يُصَلُّونَ لكم، فإن أصابوا فلكم، وإن أخطأوا فلكم وعليهم".  [صحيح] - [رواه البخاري]

🔸 Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Mereka (para penguasa) mengimami salat kalian. Jika (salat) mereka benar, kalian (dan mereka) mendapatkan bagian pahalanya. Namun jika mereka salah, maka kalian tetap mendapatkan pahala dan mereka mendapatkan dosa."  (Hadits shahih - Diriwayatkan oleh Bukhari)

🔸 Dari Abu Dzarr rodhiyallahu ‘anhu, ketika beliau bertanya kepada Nabi ﷺ tentang sholat di belakang pemimpin yang mengakhirkan sholat dari waktunya, maka Nabi ﷺ bersabda:

صَلِّ الصَّلَاةَ لِوَقْتِهَا، فَإِنْ أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ مَعَهُمْ فَصَلِّ، وَلَا تَقُلْ إِنِّي قَدْ صَلَّيْتُ فَلَا أُصَلِّي

“Sholatlah pada waktunya. Jika Engkau menjumpai sholat bersama mereka (di luar waktu), maka sholatlah. Dan jangan katakan, “Sesungguhnya aku sudah sholat, maka aku tidak sholat (bersama kalian).” (HR. Muslim no. 648).

وقال الحسن - في الأمراء: "هم يَلُون من أمورنا خمسًا: الجمعة، والجماعة، والعيد، والثغور، والحدود، واللّه ما يستقيمُ الدِّيُن إلا بهم، وإن جارُوا وظلموا؛ واللّه لَمَا يُصْلِحُ اللّه بهم أكثرُ مما يُفْسِدُون، مع أن واللّه إن طاعتَهم لغيظٌ، وإنَّ فُرْقَتَهُمْ لكُفْرٌ؟! ".

🔸 Al Hasan berkata tentang umaro' (para pemimpin) : "Mereka mengelola lima urusan kita yaitu sholat Jum'at, sholat berjama'ah, sholat 'Id, tsughur (tapal perbatasan), dan hudud. Demi Allah agama tidak tegak kecuali dengan mereka, kendati mereka melampaui batas dan zholim. Demi Allah apa yang diperbaiki Allah melalui mereka itu lebih banyak daripada apa yang mereka rusak. Demi Allah taat kepada penguasa tirani pasti menjengkelkan tetapi keluar dari mereka adalah kekafiran." (lihat Jami'ul Ulum wal Hikam karya Ibnu Rojab syarh hadits ke-28 2/768).

🔸 Berkata Sufyan Ats Tsauri rohimahullah (wafat 161 H) dalam kitab Syarhu Ushul I’tiqod Ahlussunnah Wa Al-Jama'ah Min Al-Kitab Wa As-Sunnah Wa Ijma’ Ash-Shohabah Wa At-Tabi’in Min Ba’dihim oleh Imam Al-Lalikai (wafat 418 H) :

يَا شُعَيْبُ لا يَنْفَعُكَ مَا كَتَبْتُ حَتَّى تَرَى الصَّلاةَ خَلْفَ كُلِّ بَرٍّ وَفَاجِرٍ، وَالْحَجَّ وَالْجِهَادَ مَاضٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَالصَّبْرَ تَحْتَ لِوَاءِ السُّلْطَانِ؛ جَائِرٌ أَمْ عَدْلٌ.
قَالَ شُعَيْبٌ: قُلْتُ لِسُفْيَانَ: يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ الصَّلاةُ كُلَّهَا؟
قَالَ: لا؛ وَلَكِنْ صَلاةُ الْجُمُعَةِ وَالْعِيدَيْنِ؛ صَلِّ خَلْفَ مَنْ أَدْرَكْتَ، وَأَمَّا سَائِرُ ذَلِكَ فَأَنْتَ مُخَيَّرٌ، لَا تُصَلِّيَ إِلا خَلْفَ مَنْ تَثِقُ بِهِ، وَتَعْلَمُ أَنَّهُ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ.

"Wahai Syu’aib, tidak bermanfaat bagimu apa yang engkau tulis hingga engkau berpendapat (diwajibkannya) shalat di belakang (pemimpin) yang baik maupun yang fajir. Berjihad (di belakang pemimpin kaum muslimin) berlaku sampai hari kiamat serta bersabar di bawah bendera sulthon (penguasa) yang zhalim maupun yang adil.
Syu’aib berkata: Kemudian aku bertanya pada Sufyan: Wahai Abu Abdillah, apakah semua sholat?
Sufyan berkata: Tidak, melainkan sholat Jum'at dan sholat 'Id pada dua hari raya. Sholatlah di belakang (pemimpin) yang engkau jumpai. Adapun sholat yang lainnya, maka terserah kepadamu. Dan jangan engkau sholat melainkan di belakang orang yang engkau percayai dan engkau mengetahui bahwa dia dari Ahlus Sunnah wal Jamaah."

🔸 Imam Ahmad rohimahullah (wafat 241 H) dalam Ushulus Sunnah berkata:

وَصَلاةُ الجُمُعَةِ خَلْفَهُ، وَخَلْفَ مَنْ وَلَّاهُ جَائِزَةٌ بَاقِيَةٌ تَامَّةٌ رَكْعَتَيْنِ، مَنْ أَعَادَهُمَا فَهُوَ مُبْتَدِعٌ، تَارِكٌ لِلآثَارِ، مُخَالِفٌ لِلسُّنَّةِ، لَيْسَ لَهُ مِنْ فَضْلِ الجُمُعَةِ شَيءٌ؛ إِذَا لَمْ يَرَ الصَّلاةَ خَلْفَ الأَئِمَّةِ مَنْ كَانُوا: بَرِّهِمْ وَفَاجِرِهِمْ فَالسُّنَّةُ أَنْ تُصَلِّيَ مَعَهُمْ رَكْعَتَيْنِ وَيَدِينُ بِأَنَّهَا تَامَّتٌ،لايَكُنْ فِي صَدْرِكَ مِنْ ذَلِكَ شَكٌّ،

"Melaksanakan sholat Jum’at di belakang mereka dan di belakang orang yang menjadikan mereka sebagai pemimpin (ditunjuk oleh pemimpin) hukumnya boleh dan sempurna dilakukan dua raka’at. Barangsiapa yang mengulangi sholatnya maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah) yang meninggalkan atsar-atsar dan menyelisihi Sunnah. Tidak ada baginya sedikitpun dari keutamaan sholat Jum’at apabila ia tidak berpendapat bolehnya shalat di belakang para imam/pemimpin, baik pemimpin itu baik maupun buruk. Karena Sunnah memerintahkan agar melaksanakan sholat bersama mereka dua raka’at dan mengakui bahwa shalat itu sempurna. Tanpa ada keraguan terhadap hal itu di dalam hatimu."

🔸 Imam Al-Muzani rohimahullah (wafat 264 H) dalam kitab Syarhus Sunnah berkata:

وَلاَ نَتْرُكُ حُضُوْرَ الجُمُعَةِ وَ صَلاَةٌ مَعَ بَرِّ هَذِهِ الأُمَّةِ وَفَاجِرِهَا لاَزِمٌ , مَا كَانَ مِنَ البِدْعَةِ بَرِيْئًا فَإِنِ ابْتَدَعَ ضَلاَلاً فَلاَ صَلاَةَ خَلْفَهُ وَالجِهَادُ مَعَ كُلِّ إِمَامٍ عَدْلٍ أَوْجَائِرٍ وَالحَجُّ

"Kita tidaklah meninggalkan menghadiri sholat Jum'at. Akan tetapi, hendaklah melakukan sholat tersebut bersama pemimpin dari umat Islam yang baik ataupun fajir (banyak berbuat dosa), selama pemimpin tersebut bersih dari kebid’ahan. Jika ia melakukan kebid’ahan yang sesat (yang menyebabkan kekafiran), tidaklah boleh sholat di belakangnya. Jihad dilakukan bersama pemimpin yang adil atau tidak adil, demikian halnya dengan haji."
     
🔸 Al-Imam Abu Utsman Ash-Shobuni (wafat tahun 449 H ) dalam kitab Aqidah Salaf Ashabil Hadits berkata :

ويرى أصحاب الحديث الجمعة والعيدين و غيرهما من الصلوات ، خلف كل إِمام ، برا كان أو فاجراً ، ويرون جهاد الكفرة معهم ، وإِن كانوا جَوَرة فجرة ، ويرون الدعاء لهم بالإِصلاح والتوفيق والصلاح ، وبسط العدل في الرعية

Dan Ashabul hadits memandang sholat Jumat, Iedain, dan sholat-sholat yang lainnya di belakang setiap imam yang muslim yang baik maupun yang fajir, mereka memandang hendaknya mendoakan para pemimpin dengan taufiq dan kebaikan, dan menyebarkan keadilah terhadap rakyat.” 

🔸 Dalam kitab Al-Wajiz fi Aqidati Ahlis Sunah wal Jamaah dinyatakan:

وأَهل السنة والجماعة :يرون الصلاة والجُمَع والأَعياد خلف الأُمراء والولاة ، والأَمر بالمعروف والنهي عن المنكر والجهاد والحج معهم أَبرارا كانوا أَو فجارا

"Ahlus sunah wal jamaah memiliki prinsip : Shalat (di masjid jami' umara'), sholat Jum'at, sholat 'Id harus dilakukan di belakang umara' (pemimpin) dan para penguasa. Amar ma’ruf nahi munkar, jihad, dan pelaksanaan manasik haji harus dilakukan bersama mereka. Baik dia pemimpin yang abror maupun pemimpin yang fajir…" (lihat Al-Wajiz fi Aqidati Ahlis Sunnah)

🔸 Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah dalam kitab Al Aqidah Al Wasithiyah:

و يرون إقامة الحج و الجهاد والجمع و الٱعياد مع الٱمرا

"Dan mereka (Ahlus Sunnah) berpendapat pelaksanaan Haji, Jihad, Sholat Jum'at, dan Sholat 'Id ma'al-umaro' (bersama para amir/penguasa)."

🔸Jika ada yang bertanya : "Mengapa kita mesti sholat di belakang mereka dan mengikuti mereka dalam Haji, Jihad, (sholat) Jum'at, dan '(sholat) Id?" Kita katakan karena mereka imam kita yang kita beragama dengan mendengar dan mentaati mereka, karena perintah Allah. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosul (Nya), dan ulil amri di antara kamu." (QS. An Nisa' : 59).

Minggu, 30 Maret 2025

Bagi Yang Mengikuti Pendapat Jumhur Ulama, 1 Syawwal 1446 H Bertepatan Ahad, 30-03-2025 M


 


Bagi Yang Mengikuti Pendapat Jumhur Ulama,
1 Syawwal 1446 H Bertepatan Ahad, 30-03-2025 M




وقد كان صحابة رسول الله - صلَّى الله عليه وسلَّم - يُهنِّئ بعضهم بعضًا في العيد، كما روى جُبير بن نُفيرٍ قال: "كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ - صلَّى الله عليه وسلَّم - إِذَا الْتَقَوْا يَوْمَ العِيدِ، يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك"؛ [حسن]، ونقل ابن قدامة في "المغني" عن الإمام أحمد أنَّه قال: "لا بأسَ أن يَقُولَ الرَّجُل للرجُلِ يومَ العيدِ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك".

Para shahabat Rasulullah ﷺ biasa saling memberi selamat di hari 'Id, seperti yang diriwayatkan oleh Jubair bin Nufair, yang mengatakan: “Para Shahabat Rasulullah ﷺ ketika mereka bertemu pada hari 'Id, akan berkata satu sama lain: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك; (hasan), dan Ibn Qudamah mengutip dalam “Al-Mughni” dari Imam Ahmad bahwa dia berkata: “Tidak ada salahnya seseorang mengatakan kepada orang lain pada hari Idul Fitri: "Semoga Allah menerima amalan dari kami dan dari Anda.”

Sabtu, 29 Maret 2025

Momen Perpisahan Dengan Bulan Ramadhan


 

Momen Perpisahan Dengan Bulan Ramadhan


يا شهر رمضان ترفق دموع المحبين تدفق قلوبهم من ألم الفراق تشقق عسى وقفة للوداع تطفىء من نار الشوق ما أحرق عسى ساعة توبة وإقلاع ترفو من الصيام كلما تخرق عسى منقطع عن ركب المقبولين يلحق عسى أسير الأوزار يطلق عسى من استوجب النار يعتق.
 كتاب لطائف المعارف فيما لمواسم العام من الوظائف - ط ابن حزم ص ٢١٧ - ابن رجب الحنبلي

🔸 Ibnu Rajab rahimahullah berkata :
"Wahai bulan Ramadhan..
Berbaik hatilah (berikanlah belas kasihmu), sementara air mata para pencinta mengalir dengan deras.
Hati mereka penuh luka (gundah) akibat kepedihan perpisahan,
Semoga momen (detik-detik) perpisahan akan memadamkan api kerinduan yang membara.
Semoga saat-saat taubat akan melengkapi kekurangan puasa yang dilakukan.
Semoga pula orang-orang yang telah ketinggalan segera menyusul dan bersama.
Semoga para tawanan dosa segera dilepaskan,
Dan semoga orang (Islam) yang dinyatakan masuk Neraka segera dibebaskan."

📚 lihat Lathaif Al-Ma’arif hal. 217

Kesamaan Jam'iyyah Dan Muassasah Salafiyyah Dengan Jam'iyyah Asy'ariyyah/Umumnya Jam"iyyat

  Kesamaan Jam'iyyah Dan Muassasah Salafiyyah Dengan Jam'iyyah Asy'ariyyah/Umumnya Jam"iyyat 🔸 Sama-sama tiada dalil yang...