WAHAI SAUDARAKU..MENGAPA KALIAN MEMILIH SALAFIYYAH?
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة و السلام على نبينا محمد, عبدالله و رسوله وعلى اله و صحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين, و بعد :
Allah Ta’ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara." (QS. Ali Imran:103).
Al Hafizh Ibnu Katsir rohimahullah berkata, "Dia (Allah) memerintahkan mereka (umat Islam) untuk berjama’ah dan melarang perpecahan. Dan telah datang banyak hadits, yang (berisi) larangan perpecahan dan perintah persatuan. Mereka dijamin terjaga dari kesalahan manakala mereka bersepakat, sebagaimana tersebut banyak hadits tentang hal itu juga. Dikhawatirkan terjadi perpecahan dan perselisihan atas mereka. Namun hal itu telah terjadi pada umat ini, sehingga mereka berpecah menjadi 73 firqoh. Diantaranya terdapat satu firqoh najiyah (yang selamat) menuju surga dan selamat dari siksa neraka. Mereka ialah orang-orang yang berada di atas apa-apa yang ada pada diri Nabi n dan para sahabat beliau." (Tafsir Al Qur'anil 'Azhim, surat Ali Imron: 103).
عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قاَلَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظًةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوْبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةً مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا قَالَ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
Dari Abu Najih Al-‘Irbadh bin Sariyah rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang membuat hati menjadi bergetar dan mata menangis, maka kami berkata, ‘Wahai Rosulullah! Sepertinya ini adalah wasiat dari orang yang akan berpisah, maka berikanlah wasiat kepada kami.’ Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun kalian dipimpin seorang budak. Sungguh, orang yang hidup di antara kalian sepeninggalku, ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, wajib atas kalian berpegang teguh pada sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin al-mahdiyyin (yang mendapatkan petunjuk dalam ilmu dan amal). Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap bidah adalah sesat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih).
Mengapa Kalian Memilih Salafiyyah?
Tulisan ini saya tujukan khususnya untuk orang-orang Salafiyyah beragam versi di Indonesia beserta para simpatisannya.
Tidak ragu lagi bahwa wajib bagi kaum muslimin mengikuti madzhab salaf, kita tidak disuruh mengikuti kelompok yang namanya salafiyyun. Wajib bagi umat Islam mengikuti madzhab salafush shalih, bukan mengikuti kelompok salafiyyun. Namun para ikhwah salafiyyun lebih dekat pada kebenaran. Akan tetapi, masalah mereka adalah sama dengan yang lainnya, mereka saling sesatkan dan saling memfasikkan. Kami tidak salahkan mereka jika mereka berada di atas kebenaran. Akan tetapi, yang kami ingkari adalah cara mereka mengoreksi dengan cara seperti itu. Wajib bagi kita untuk menyatukan pemimpin tiap-tiap kelompok ini. Lalu kita suruh untuk mengikuti Al Qu'ran dan Sunnah Rosul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita berhukum kepada keduanya bukan kembali pada hawa nafsu, bukan berhukum pada fulan atau fulan. Setiap orang bisa benar atau salah, selama masih berada di atas ilmu dan ibadah. Akan tetapi yang maksum adalah dinul Islam.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah, hlm. 308-309).
Sekitar 19 tahun lamanya Allah Taqdirkan diriku kenal dan pernah bersama orang-orang Salafiyyah beragam Versi..sehingga akhirnya dengan tawakkal kepada Allah, kemudian diriku memutuskan "SALAFI: Salafiyyah Aku Lepas, Ahlus Sunnah Fahamku InsyaAllah". Karena setahuku "Manhaj Salaf dan Aqidah Salaf" itu berbeda dengan jam'iyyah/muassasah/majmu'ah Salafiyyah dan Aqidah Salafiyyah..sebagaimana Muhammad dan Ashhab berbeda dengan Muhammadiyyah dan Ashhabiyyah.
Salaf itu berbeda dengan Salafiyyah. Istilah Salafiyyah tidak digunakan pada zaman 3 generasi terbaik dari ummat ini yaitu generasi Shohabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in. Para Salafush Sholih ketika muncul shohibul bid'ah maka menggunakan istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Adapun penggunaan istilah Salafiyyah itu ijtihad sebagian ulama mutaakhirin karena ketika beliau masih hidup menyangka bahwa semua shohibul bid'ah atau ahlu ahwa' tidak mungkin akan mengklaim Salafiyyah. Akan tapi bagaimana faktanya.? Bukankah pada zaman sekarang terbukti banyak golongan yang mengklaim Salafiyyah? Termasuk mereka yang melakukan pengeboman atas nama jihad, teroris dan orang-orang Sururiyyah.
Jika ini dianggap sebagai syubhat maka silahkan bantah secara jujur, adil dan ilmiyah:
1. Di Indonesia terdapat golongan Salafiyyah lebih dari 7 versi atau hizb..masing-masing pak ustadz Salafiyyah beragam versi (hizb) ada yang alumni Makkah, Jami'ah Islamiyyah Madinah, Unaizah, Darul Hadits Dammaj, Pakistan dan lain-lain. Antar hizb atau versi terjadi saling tahdzir dan baro' mulai dari akabir sampai kroco-kroconya..padahal sama-sama mengklaim berilmu, mengklaim murid dan bersama ulama, mengklaim sebagai wali Allah, mengklaim merasa lebih paham ajaran Salafiyyah, mengklaim wala' wal baro' karena Allah dst. Kemudian saling menyesatkan lawan, main blokir karena merasa diri mereka di atas petunjuk sedang lawannya sesat..sama-sama mengamalkan bid'ah yang tiada contohnya dari Salaful Ummah, sama-sama nerjang dan menghalalkan bid'ah/maksiat, serta mayoritas sama-sama menyelisihi aqidah Ahlus Sunnah dan Ushulus Sunnah..wa Allahu a'lam. Kenapa bisa terjadi seperti itu?
2. Apa orang-orang Salafiyyah punya hak istimewa sehingga dihalalkan menerjang kesyirikan, bid'ah dan maksiat, cinta dunia serta boleh menyembah akabir-nya dengan melakukan taqlid? Taqlid kepada akabir yang perkataannya bukan hujjah dan tidak bersama hujjah.
3. Apa makna khilaf mu'tabar dan syarat-syarat khilaf dikatakan termasuk khilaf mu'tabar? Bukankah suatu perkara dikatakan khilaf mu'tabar apabila masing-masing pendapat berpegang dalil serta ada salafnya.? Kemudian terjadi khilaf hanya karena perbedaan memahami dalil tersebut dan bukan karena mengikuti hawa nafsunya.
4. Apa perbedaan perkara ijtihadiyyah dengan khilaf mu'tabar? Apa setiap perkara ijtihadiyah (seperti demokrasi, pemilu, shuroh bernyawa media foto/video, jam'iyyah, muassasah, majmu'ah/group/geng, panti asuhan TN dan TB, tasawwul/mengemis untuk golongannya, mengkonsumsi bibit penyakit/vaksin, transfusi/mengkonsumsi darah untuk obat, mengambil ilmu dari sekolah mubtadi' untuk tujuan dunia yaitu gelar, toleransi terhadap Ilmu Pengetahuan Ateisme/IPA dan lain-lain) maka termasuk khilaf mu'tabar.? Hanya karena ada sebagian ulama mutaakhirin yang membolehkan.
5.Apa setiap perkara yang ada khilaf Salafiyyah maka termasuk khilaf mu'tabar? Apa benar khilaf Salafiyyah punya kedudukan lebih tinggi dari perkara khilaf mu'tabar sehingga wajib tasamuh dan tidak boleh saling mengingkari.? Sedang hukum asal khilaf mu'tabar saja maka kita boleh saling membantah ataupun mengingkari dengan batasan tidak boleh sampai menjadi sebab hajr atau taqothu'.
6. Apa orang-orang Salafiyyah punya hak khusus sehingga boleh melakukan amalan yang menyelisihi ijma' aqidah Ahlus Sunnah dan Ushulus Sunnah.? Seperti misal terkait sholat Jum'at bersama umaro'..sebagaimana juga jihad disyari'atkan ma'al umaro'.
Sedang imam Ahmad rohimahullah berkata barang siapa menyelisihi salah satu atau sebagian dari pokok-pokok As Sunnah maka bukan termasuk ahlinya.
7.Apa tolok ukur Salafiyyah dan atas dasar apa seseorang dikeluarkan dari Salafiyyah? Supaya jelas dan tidak samar, maka tulislah Ushulus Salafiyyah yang disepakati..sehingga bagi siapa yang menyelisihi Ushul Salafiyyah maka telah keluar dari Salafiyyah.?
Semoga bisa menjadi bahan perenungan dan terdapat ibroh yang bermanfaat.
Penutup
Allah Ta'ala berfirman:
قَالَ اللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Allah berfirman, "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang shodiq dari kejujuran mereka. Bagi mereka Jannah yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun ridho terhadap Allah. Itulah kemenangan yang agung." (QS. 5 Al-Mâidah: 119).
Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukany rohimahullah berkata:
«إن الباطل وإن ظهر على الحق في بعض الأحوال وعلاه، فإن الله سيمحقه ويبطله ويجعل العاقبة للحق وأهله»
"Sesungguhnya kebathilan walaupun mengalahkan kebenaran pada sebagian keadaan dan mengunggulinya, maka sesungguhnya Allah pasti akan melenyapkan dan menghancurkannya serta menjadikan kesudahan yang baik bagi kebenaran dan orang-orang yang mengikutinya."
رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ
"Ya Robb-ku, berilah keputusan dengan adil. Dan Robb kami Maha Pengasih, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kalian katakan.”
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين
Blora, 19 Dzulhijjah 1443H
Hazim Al Jawiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar