Sabtu, 16 September 2023

Diam Dari Menjelaskan Al-Haq Itu Syaithan Yang Bisu




 

Diam Dari Menjelaskan Al-Haq Itu Syaithan Yang Bisu
معنى: (الساكت عن الحق شيطان أخرس)

السؤال:

ننتقل إلى رسالة أخرى، ومواضع أخرى سماحة الشيخ، الرسالة وصلت إلى البرنامج من الأخ (ر. أ. ف) من العراق، أخونا له مجموعة من الأسئلة، من بينها سؤال يقول: سمعت: أن الساكت عن الحق شيطان أخرس، هل هذا صحيح؟

الجواب:

نعم، هذا قاله بعض السلف، ليس حديثًا عن النبي ﷺ، إنما قاله بعض العلماء، قالوا: "الساكت عن الحق شيطان أخرس، والناطق بالباطل شيطان ناطق"، فالذي يقول الباطل، ويدعو إلى الباطل؛ هذا من الشياطين الناطقين.

والذي يسكت عن الحق مع القدرة، ولا يأمر بالمعروف، ولا ينهى عن المنكر، ولا يغير ما يجب تغييره ويسكت وهو يستطيع أن يتكلم؛ هذا يقال له: شيطان أخرس، من شياطين الإنس يعني؛ لأن الواجب على المؤمن إنكار الباطل والدعوة إلى المعروف، وإذا استطاع هذا وجب عليه، كما قال الله -جل وعلا-: وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [آل عمران:104] وقال سبحانه: وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ [التوبة:71].

وقال النبي ﷺ: إن الناس إذا رأوا المنكر فلم يغيروه؛ أوشك أن يعمهم الله بعقابه وقال -عليه الصلاة والسلام-: من رأى منكم منكرًا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه؛ وذلك أضعف الإيمان خرجه الإمام مسلم في صحيحه.

هذا يبين لنا وجوب إنكار المنكر على حسب الطاقة: باليد، ثم اللسان، ثم القلب، فالذي يسكت عن إنكار المنكر، وهو قادر ليس له مانع؛ هذا هو الشيطان الأخرس، نعم.

المقدم: جزاكم الله خيرًا. 

http://www.binbaz.org.sa/noor/9453



"Seorang yang diam dari berbicara al-haq (kebenaran) adalah syaithan yang bisu. Dan seorang yang berbicara dengan kebatilan adalah syaithan yang berbicara.”

Pertanyaan :

     Kami beralih ke risalah lain, dan topik lainnya, Yang Mulia Syaikh (Asy-Syaikh Al-Allamah Ibnu Baz rahimahullah), risalah tersebut tiba di program dari saudara (RAF) dari Irak Saudara kami memiliki serangkaian pertanyaan, termasuk pertanyaan yang mengatakan : "Saya mendengar bahwa orang yang diam dari berbicara kebenaran itu syaithan bisu, apakah ini benar?"

Jawaban :

     "Ya, ini adalah perkataan sebagian salaf. Bukan hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Hanya saja itu adalah perkataan sebagian ulama. Mereka mengatakan: “Seorang yang diam dari berbicara al-haq adalah syaithan yang bisu. Dan seorang yang berbicara dengan kebatilan adalah syaithan yang berbicara.”

     Maka seorang yang berbicara kebatilan, mengajak kepada kebatilan ini termasuk syaithan yang berbicara. Dan seorang yang diam tidak mau menyampaikan kebenaran padahal dia mampu, dan dia tidak menyampaikan perkara ma’ruf dan tidak mencegah dari yang munkar. Dia tidak mau merubah perkara yang wajib dia rubah, dia diam dalam keadaan dia mampu berbicara, orang ini dinamakan syaithan bisu dari jenis syaithan manusia. Karena wajib atas seorang mukmin untuk mengingkari kebatilan dan mengajak kepada hal ma’ruf, dan jika dia mampu melakukan hal ini, maka wajib hukumnya. Sebagaimana Allah berfirman:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [آل عمران:104]

“Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran 104). Dan Allah Ta’ala berfirman :

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ [التوبة:71

” Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah 71)

     Dan Nabi bersabda:

إن الناس إذا رأوا المنكر فلم يغيروه؛ أوشك أن يعمهم الله بعقابه 

“Sesungguhnya manusia jika melihat kemungkaran lalu mereka tidak mau merubahnya, Allah akan meratakan kepada mereka adzab-Nya.” Beliau ‘alaihi ash-shalaatu wassallam bersabda:

من رأى منكم منكرًا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه؛ وذلك أضعف الإيمان خرجه الإمام مسلم في صحيحه.

“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemunkaran maka hendaknya dia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu, maka rubahlah dengan lisannya. Jika dia tidak mampu, maka ingkarilah dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman. “(Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya)

     (Dalil-dalil) ini menjelaskan kepada kita akan wajibnya mengingkari kemungkaran sesuai kemampuan, dengan tangan, kemudian dengan lisan, kemudian dengan hati. Maka orang yang diam dari mengingkari kemungkaran dalam keadaan dia mampu (mengingkarinya) dan tidak memiliki halangan, inilah dia syaithan yang bisu.

Pembawa acara : "Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan."

Sumber :  http://www.binbaz.org.sa/noor/9453

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah

  "Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah Hukumi Manusia Dengan Hujjah Dan Burhan Sesuai Z...