Rasulullah ﷺ bersabda :
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing”. (HR. Muslim)
Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan :
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah, telah menceritakan kepada kami Muhammaad bin Abdurrahman Abu Al Mundzir At Thufawi dari Sulaiman Al A’masy dia berkata , telah menceritakan kepadaku Mujahid dari Abdullah bin Umar radhiyaallahu 'anhuma. Dia berkata, “Rosullullah ﷺ pernah memegang pundak ku dan bersabda: `Jadilah kamu di dunia ini seakan akan orang asing (ghorib) atau seorang pengembara`. Ibnu Umar juga berkata; Bila kamu berada di sore hari, maka jangan kamu menunggu datangnya pagi hari, dan bila kamu berada di pagi hari, maka jangan menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu”. (HR. Bukhari)
Rasulullah ﷺ bersabda : “Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti saat kemunculannya. Maka beruntunglah al ghuroba' (orang-orang yang asing)”. Seseorang (Shahabat) bertanya : “Siapakah al ghuroba' (orang-orang yang asing) itu ya Rasulullah ﷺ ? Beliau menjawab : “Mereka yang “menyempal” (berseberangan) dari qobail (kabilah/kaumnya).” (HR. Ibnu Majah, Ahmad & Ad Darimi dinyatakan Shahih oleh Syaikh Al Albani )
Menyempal dalam arti tidak ikut dalam setiap bentuk kegiatan yang melanggar larangan agama, seperti menjauhi kesyirikkan, meninggalkannya, atau tidak ikut bid’ah dan kemungkaran lain nya ia berusaha untuk tidak ikut andil dan ia mencoba merubah diri nya, hal ini juga di riwayatkan oleh imam Tiirmidzi dalam shahihnya,
Bahwa Rasulullah ﷺ bersabda; "Sesunggunya agama (Islam) akan kembali bersarang ke Hijaz sebagaimana ular bersarang ke liangnya, dan pasti agama ini akan terbentengi dengan Hijaz sebagaimana kambing betina menjadikan puncak gunung sebagai benteng. Sesungguhnya Islam itu bermula dalam keadaan asing dan akan kembali asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing, yaitu orang orang yang memperbaiki salah satu dari sunnahku yang telah dirusak oleh orang-orang setelahku". Abu Isa berkata; 'Hadits ini hasan shahih.' HR. At Tirmidzi)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
“Beruntunglah al ghuroba' (orang-orang yang terasing)”. Seseorang (Shahabat) bertanya : “Siapakah orang-orang yang terasing itu ya Rasulullah?
Beliau menjawab : “Orang-orang shalih yang berada di antara orang-orang jelek yang jumlahnya banyak sekali. Yang menentangnya lebih banyak dibandingkan yang mentaati (mengikutinya).” (HR. Ahmad, dinyatakan hasan lighairihi oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagialah orang-orang yang terasing tersebut. Para shahabat berkata, “Wahai Rasulallah, siapa al-ghuraba ini?” Rasulullah ﷺ bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang melakukan perbaikan (amar ma'ruf nahi munkar) ketika manusia dalam keadaan rusak.” (Hadits ini diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam Al-Kabir). Dalam Al-Ausat dan Ash-Shagir diriwayatkan dengan lafadz :
"Mereka malakukan perbaikan ketika manusia telah rusak."
Ibnu Mas’ud berkata :
“Yang disebut jama’ah adalah jika mengikuti kebenaran, walau ia seorang diri.” (Dikeluarkan oleh Al Lalikai dalam Syarh I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah 160 dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq 2/ 322/ 13).
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, sebagian salaf mengatakan,
“Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang kan binasa.” (lihat Madarijus Salikin, 1: 22).