Sebuah Tanggapan Terkait Perang Di Palestina
Di medsos ada sekelompok orang yang menghujat negara Saudi dan ustadz-ustadz Wahabi karena gak mau menyeru jihad bersama Hamas. Saudi hanya mengirim bantuan kemanusiaan dan tidak mengirim pasukan ataupun senjata perang.
Maka sebagai tanggapan :
Yang mereka hujat sebenarnya bukan saja Saudi tapi juga orang-orang berpaham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang tidak menyerukan jihad ke Palestina karena meyakini bukan jihad syar'i.
Sebagai Ahlus Sunnah..kita pun sebenarnya juga berharap Baitul Maqdis bisa kembali ke pangkuan kaum muslimin. Akan tapi bukan dengan menghalalkan segala cara seperti bom bunuh diri, berdemo dan semisal. Dalam jihad syar'i itu ada kaidah jihad dan adab perang yang tidak boleh dilanggar. Perlu pertimbangkan mashlahat dan mafsadat. Dalam perang pun kita tidak boleh membunuh anak kecil, para wanita, orang-orang lemah, para rahib yang sibuk ibadah, tidak boleh membunuh kafir dzimmi ataupun memerangi kafir mu'ahad yang ada perjanjian damai tidak berperang.
Hamas itu bukan pemerintah Palestina yang sah sebagaimana keadaan di Indonesia kelompok PKS itu bukan pemerintah NKRI yang sah. Keduanya sama-sama sering berselisih dengan pemerintah yang sah. Di Palestina Presiden yang sah saja sempat diancam dibunuh lantaran dianggap tidak mau mendukung perang di Gaza. Jika demikian untuk apa kita jihad bersama orang-orang berpaham sikte Khowarij?
Kemudian dalam jihad pun perlu 2 bekal yaitu bekal taqwa dan kekuatan. Bekal taqwa hendaknya terpenuhi sebelum kita jihad dengan pedang atau senjata. Jika bekal taqwa mayoritas umat Islam masih belum bisa penuhi..masih banyak yang melakukan syirik akbar, gemar melakukan amalan bid'ah ataupun beragam kemaksiatan. Kemudian juga dari segi kekuatan juga kalah jauh..gimana berharap untuk menang? Ketahuilah jika bekal (taqwa) dan kekuatan itu tidak terpenuhi itu bukannya memperbaiki, tapi justru bisa memburuk keadaan.
Allah akan wariskan bumi ini kepada hamba-hamba yang sholih. Allah Ta'ala berfirman :
ولقد كتبنا في الزبور من بعد الذكر أن الأرض يرثها عبادي الصالحون
“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang shalih..” (QS. Al-Anbiya: 105). Sehingga untuk membebaskan Baitul Maqdis itu butuh sosok para laki-laki menjaga hukum-hukum Allah..bukan para pelaku syirik dan bid'ah ataupun masih punya karakter seperti ahlu kitab..sebagaimana dalam sebuah hadits :
يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ
“Wahai muslim, wahai hamba Allah, di belakangku ada Yahudi. Kemarilah dan bunuh dia”.
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
Rabu, 08 November 2023
Sebuah Tanggapan Terkait Perang Di Palestina
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
"Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah
"Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah Hukumi Manusia Dengan Hujjah Dan Burhan Sesuai Z...
-
Hukum Shalat Jenazah Di Al-Maqbaroh Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'a h Dalil Yang Secara Umum Melarang Shalat Di Al-Maqbaroh (Kuburan) ...
-
Pembagian Tauhid Dan Asal Usulnya Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Tidak Mewajibkan Pembagian Tauhid Men...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar