Mauqif Seorang Muslim Terhadap Harta
"ثُمَّ يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَأْخُذَ الْمَالَ بِسَخَاوَةِ نَفْسٍ لِيُبَارَكَ لَهُ فِيهِ وَلَا يَأْخُذُهُ بِإِشْرَافِ وَهَلَعٍ؛ بَلْ يَكُونُ الْمَالُ عِنْدَهُ بِمَنْزِلَةِ الْخَلَاءِ الَّذِي يَحْتَاجُ إلَيْهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَكُونَ لَهُ فِي الْقَلْبِ مَكَانَةٌ وَالسَّعْيُ فِيهِ إذَا سَعَى كَإِصْلَاحِ الْخَلَاءِ. وَفِي الْحَدِيثِ الْمَرْفُوعِ الَّذِي رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ: {مَنْ أَصْبَحَ وَالدُّنْيَا أَكْبَرُ هَمِّهِ شَتَّتَ اللَّهُ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إلَّا مَا كُتِبَ لَهُ. وَمَنْ أَصْبَحَ وَالْآخِرَةُ أَكْبَرُ هَمِّهِ جَمَعَ اللَّهُ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ؟ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ} . وَقَالَ بَعْضُ السَّلَفِ: أَنْتَ مُحْتَاجٌ إلَى الدُّنْيَا وَأَنْتَ إلَى نَصِيبِك مِنْ الْآخِرَةِ أَحْوَجُ فَإِنْ بَدَأْت بِنَصِيبِك مِنْ الْآخِرَةِ مَرَّ عَلَى نَصِيبِك مِنْ الدُّنْيَا فَانْتَظَمَهُ انْتِظَامًا."
من كتاب: مجموع الفتاوى ج ١٠ ص ٦٦٣
"Kemudian, hendaknya ia (seorang muslim) mengambil harta dengan jiwa yang dermawan, agar diberkahi baginya di dalamnya, dan tidak mengambilnya dengan keserakahan dan ketamakan. Sebaliknya, harta itu harus berada di sisinya seperti tempat pembuangan (wc atau pembuangan sampah) yang dibutuhkan, tanpa memiliki tempat di dalam hatinya. Dan usahanya dalam mencari harta harus seperti memperbaiki tempat pembuangan.
Dalam hadits marfu' yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan lainnya, Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ وَالدُّنْيَا أَكْبَرُ هَمِّهِ شَتَّتَ اللَّهُ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إلَّا مَا كُتِبَ لَهُ. وَمَنْ أَصْبَحَ وَالْآخِرَةُ أَكْبَرُ هَمِّهِ جَمَعَ اللَّهُ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ؟ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
"Barangsiapa yang pagi harinya dengan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, memecah-belah kekayaannya, dan tidak akan datang kepadanya dari dunia kecuali apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang pagi harinya dengan akhirat sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaannya di dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dengan sendirinya."
Sebagian As-Salaf berkata, "Engkau membutuhkan dunia, tetapi engkau lebih membutuhkan bagianmu di akhirat. Jika engkau memulai dengan bagianmu di akhirat, maka bagianmu di dunia akan mengikuti dan engkau akan mendapatkannya dengan mudah."
📚 Dari Kitab Majmu’ Al-Fatawa 10/663


Tidak ada komentar:
Posting Komentar