Rabu, 03 April 2024

Shadiqaka Man Shadaqaka Laa Man Shaddaqaka



 


Shadiqaka Man Shadaqaka Laa Man Shaddaqaka
ﺻﺪﻳﻘﻚ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ ﻻ ﻣﻦ ﺻﺪﻗﻚ

“Sahabat sejati-mu adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu”

Jika engkau memiliki sahabat seperti itu, maka genggam tanggannya..
Jangan pernah engkau lepaskan..
Semoga menjadi sahabat di dunia dan akhirat..
Serta saling memberikan syafa’at di akhirat.

     Imam Syafi’i rahimahullah berkata :

إذا كان لك صديق يعينك على الطاعة فشد يديك به فإن اتخاذ الصديق صعب ومفارقته سهل

“Jika engkau memiliki sahabat yang membantumu dalam ketaatan maka genggam erat ia, karena menjadikan teman itu susah dan melepasnya sangat mudah.” (lihat Hilyah al-Auliya’ 4/101)

     Hasan Al- Bashri rahimahullah berkata :

استكثروا من الأصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة

”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.” (lihat Ma’alimut Tanzil 4/268)

     Rasulullah bersabda tentang syafaat di hari kiamat,

حتى إذا خلص المؤمنون من النار، فوالذي نفسي بيده، ما منكم من أحد بأشد مناشدة لله في استقصاء الحق من المؤمنين لله يوم القيامة لإخوانهم الذين في النار، يقولون: ربنا كانوا يصومون معنا ويصلون ويحجون، فيقال لهم: أخرجوا من عرفتم، فتحرم صورهم على النار، فيخرجون خلقا كثيرا قد أخذت النار إلى نصف ساقيه، وإلى ركبتيه، ثم يقولون: ربنا ما بقي فيها أحد ممن أمرتنا به، فيقول: ارجعوا فمن وجدتم في قلبه مثقال دينار من خير فأخرجوه، فيخرجون خلقا كثيرا، ثم يقولون: ربنا لم نذر فيها أحدا ممن أمرتنا…

Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi الله, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada الله untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Rabb kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.

Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.

Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.

Kemudian orang mukmin itu lapor kepada الله, ”Ya Rabb kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”

Maka الله berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”

Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183).

Tolok Ukur Kebenaran "Kembali Kepada Al Qur'an Dan As Sunnah Dengan Pemahaman Para Shahabat"


Tolok Ukur Kebenaran "Kembali Kepada Al Qur'an Dan As Sunnah Dengan Pemahaman Para Shahabat"

     Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, serta ulil amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa: 59).

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

"Sungguh, orang yang hidup di antara kalian sepeninggalku, ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, wajib atas kalian berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin al-mahdiyyin (yang mendapatkan petunjuk dalam ilmu dan amal). Gigitlah Sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap bidah adalah sesat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih).

لماذا يجب ان نفهم القرآن والسنة على فهم الصحابة رضي الله عنهم؟
قال العلامة ابن القيم رحمه الله تعالى : "أفهام الصحابة فوق أفهام جميع الأمة، وعلمهم بمقاصد نبيهم ﷺ ، وقواعد دينه وشرعه، أتمّ من عِلم كل مَن جاء بعدهم."  (الطرق الحكمية ٣٢٤/١)

■  Mengapa Kita Wajib Memahami Al Qur'an Dan As Sunnah Dengan Pemahaman Para Shahabat ?
Al Allamah Ibnul Qayyim رحمَـہ الله تَعـَالَـى berkata : "Pemahaman Shahabat رضي اللّه عنهم diatas pemahaman seluruh umat. Dan ilmu mereka tentang maksud tujuan Nabi ﷺ dan kaidah-kaidah agamanya dan syari'atnya lebih sempurna daripada ilmu setiap orang yang hidup setelah mereka." (lihat At Turuqul Hikmiyyah : 1/324)
 

Senin, 01 April 2024

Doa Yang Diajarkan Rasulullah ﷺ Ketika Lailatul Qadar



 

Doa Yang Diajarkan Rasulullah ﷺ Ketika Lailatul Qadar



عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ  قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

     Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah , yaitu jika saja aku tahu bahwa suatu malam adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul , “Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ’ANNII (artinya: Ya الله, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapus kesalahan), karenanya maafkanlah aku (hapuslah dosa-dosaku).” (HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

    Dari Abdullah bin Buraidah, bahwa Aisyah radhiallahu ‘anha, pernah mengatakan :

لَوْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِي فِيهَا أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ

“Jika saya tahu bahwa suatu malam itu adalah lailatul qadar, tentu doa yang paling banyak kuucapkan di malam itu, aku meminta kepada الله al afwu (pemaafan/ampunan) dan al-'afiyah (terbebas dari masalah).” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf 29189. Al-Albani menilai riwayat ini shahih. Lihat Silsilah as–Shahihah, 7:1011).

قال ابن رجب :
وإنما أمر بسؤال العفو في ليلة القدر بعد الإجتهاد في الأعمال فيها وفي ليالي العشر لأن العارفين يجتهدون في الأعمال ثم لا يرون لأنفسهم عملا صالحا ولا حالا ولا مقالا فيرجعون إلى سؤال العفو كحال المذنب المقصر قال يحيى بن معاذ: ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو.
https://shamela.ws/book/11363/206

     Ibnu Rajab rahimahullah berkata :

و إنما أمر بسؤال العفو في ليلة القدر بعد الإجتهاد في الأعمال فيها و في ليالي العشر لأن العارفين يجتهدون في الأعمال ثم لا يرون لأنفسهم عملا صالحا و لا حالا و لا مقالا فيرجعون إلى سؤال العفو كحال المذنب المقصر

“Sesungguhnya perintah memohon al-‘afwu (pemaafan, penghapusan dosa) pada malam lailatul qadar setelah kita bersungguh-sungguh beramal di dalamnya dan di sepuluh hari terakhir Ramadhan, ini semua agar kita tahu bahwa orang yang arif (bijak) ketika sungguh-sungguh dalam beramal kemudian ia tidak melihat amalan yang ia lakukan itu sempurna dari sisi amalan, keadaan, maupun ucapan. Karenanya ia meminta kepada Allah al-‘afwu (pemaafan) seperti keadaan seseorang yang berbuat dosa dan merasa penuh kekurangan.”

Yahya bin Mu’adz pernah berkata,

ليس بعارف من لم يكن غاية أمله من الله العفو

“Bukanlah orang yang arif (bijak) jika ia tidak pernah mengharap pemaafan (penghapusan dosa) dari Allah.” (lihat Lathoiful Ma’arif).


Malam Selasa, 23 Ramadhan 1445 H

Sabtu, 30 Maret 2024

Alhamdulillah.. Malam Ahad Ini Telah Masuk Malam 21 Ramadhan 1445 H


 


Alhamdulillah.. Malam Ahad Ini Telah Masuk Malam 21 Ramadhan 1445 H

Lebih Semangat Ibadah Di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

     Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.

“Rasulullah  sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim, no. 1175)

 عن عائشة رضي الله عنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دَخَلَ العَشْرُ أَحْيَا الليلَ، وأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ المِئْزَرَ. [صحيح] - [متفق عليه]

Dari Aisyah radhyallāhu 'anhā, dia berkata, "Dahulunya Rasulullah jika sudah masuk sepuluh hari terakhir Ramadhan maka beliau menghidupkan malamnya, membangunkan istrinya, bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikat pinggang." (Hadits shahih - Muttafaqun 'alaih)


Blora, malam Ahad 21 Ramadhan 1445 H

Jumat, 22 Maret 2024

Zakat Fithri Dengan Kurma, Gandum, Kismis, Keju atau 1 Sho' Makanan


 

Zakat Fithri Dengan Kurma, Gandum, Kismis, Keju atau 1 Sho' Makanan


عَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: – فَرَضَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – زَكَاةَ اَلْفِطْرِ, صَاعًا مِنْ تَمْرٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ: عَلَى اَلْعَبْدِ وَالْحُرِّ, وَالذَّكَرِ, وَالْأُنْثَى, وَالصَّغِيرِ, وَالْكَبِيرِ, مِنَ اَلْمُسْلِمِينَ, وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ اَلنَّاسِ إِلَى اَلصَّلَاةِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah mewajibkan zakat fithri dengan satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum bagi hamba dan yang merdeka, bagi laki-laki dan perempuan, bagi anak-anak dan orang dewasa dari kaum muslimin. Beliau memerintahkan agar zakat tersebut ditunaikan sebelum manusia berangkat menuju shalat ‘Ied.” (Muttafaqun ‘alaih)

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ – رضى الله عنه – قَالَ كُنَّا نُخْرِجُ فِى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ . وَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ وَكَانَ طَعَامَنَا الشَّعِيرُ وَالزَّبِيبُ وَالأَقِطُ وَالتَّمْرُ

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Dahulu kami mengeluarkan zakat fithri di masa Rasulullah pada hari Idul Fithri dengan satu sho’ makanan.” Abu Sa’id berkata, “Dahulu yang menjadi makanan kami adalah gandum, anggur kering, keju dan kurma.” (HR. Bukhari no. 1510).

Senin, 11 Maret 2024

Bagaimana Kalian Memutuskan Dan Menghukumi ?


 

Bagaimana Kalian Memutuskan Dan Menghukumi ?

مَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَۚ

  Dalam perkara disyari'atkannya sholat Jum'at dan sholat 'Id  ma'al umara (dikerjakan di belakang para amir yang sah/wakilnya) setahuku terdapat ijma' Ahlus Sunnah sebagaimana disebutkan dalam Aqidah Ahlus Sunnah ataupun Ushulus Sunnah. Tapi kenapa banyak orang Salafi yang enggan mengamalkan dan ingin merubah hukumnya dari ijma' Ahlus Sunnah menjadi khilaf mu'tabar.?

 Sebaliknya dalam perkara mathla' atau puasa telah ada khilaf  mu'tabar sejak zaman Salaful Ummah dan para imam madzhab. Dan pendapat yang lebih kuat adalah 1 mathla' sebagaimana pendapat jumhur. Tapi kenapa banyak orang Salafi justru ingin merubah hukumnya dari khilaf mu'tabar menjadi ijma'.?? Sampai-sampai diantara mereka ada yang menghukumi "khowarij" terhadap orang-orang yang dalam perkara puasa mengamalkan 1 mathla'.

     Padahal dulu dalam perkara puasa setahuku orang-orang Salafi itu banyak yang tidak bareng pemerintah jika dapat kabar sudah ada negeri yang melihat hilal. Apa dulu mereka beramal dibangun di atas kebodohan ataukah sekarang mereka beramal karena mengikuti hawa nafsu.??

  Diriku insya Allah termasuk saksi yang masih hidup hingga sekarang. Puasa wajib ma'al umara' itu termasuk bid'ah yang diada-ada orang-orang jam'iyyah Salafi. Karena pada zaman Salaf tak ada istilah puasa berjama'ah yang dipimpin imam. Puasa tetap sah walau dikerjakan seorang diri. Lain hal perkara sholat berjama'ah. Wa Allahu a'lam. Laa haula wa laa quwwata illa billah..

"Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah

  "Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah Hukumi Manusia Dengan Hujjah Dan Burhan Sesuai Z...