Jangan Larut Dalam Kesedihan
Nabi ﷺ berdo’a,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia..” (HR. Al-Bukhari)
Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,
”والمقصود أن النبي ﷺ جعل الحزن مما يستعاذ منه ، وذلك لأن الحزن يُضعف القلب ، ويُوهن العزم ، ويضر الإرادة ، و لا شيء أحبّ إلى الشيطان من حزن المؤمن، قال تعالى { إنما النجوى من الشيطان ليحزن الذين آمنوا ... } (المجادلة: 10)”.
“Nabi ﷺ berlindung dari kesedihan karena kesedihan melemahkan hati, melemahkan semangat, dan membahayakan keinginan. Dan tidak ada sesuatu yang paling disukai oleh syaithan dari membuat sedih seorang mukmin. Allah berfirman, “Sesungguhnya najwa (berbisik-bisik tersebut) berasal dari syaithan agar membuat sedih kaum mukminin ....” (QS. Al-Mujadilah : 10)
📖 lihat Thoriqul Hijrotain 2/607
Tidak ada komentar:
Posting Komentar