Catatan : Jika ini tidak bisa tersampaikan, semoga setidaknya dicatat malaikat..sebagai bentuk kepedulianku. Sekalipun manusia mengatakan diriku tak punya rasa peduli.
Untuk Saudaraku Kaum Muslimin Bumi Palestina
Wahai saudaraku..yakinlah setiap taqdir Allah itu terdapat hikmah yang agung dan sempurna. Sehingga kita jangan pernah tidak ridho terhadap taqdir Allah. Karena Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya..
Jika di negeri kalian sekarang Allah taqdirkan dilanda perang..maka yakinlah itu lebih baik daripada andai tidak terjadi perang. Bisa jadi Allah ingin mengangkat derajat kalian dengan amalan sabar yang mana derajat tersebut tidak bisa engkau raih lewat ibadah yang lain. Atau bisa jadi Allah merindukan suara rintihan kalian, sehingga memberimu musibah agar merintih di hadapan-Nya. Allah ingin memilih anak-anak kecil kalian untuk menjadi penghuni Jannah, menguji keimanan kalian atau hikmah Allah yang lain yang tidak kita ketahui..
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda :
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan (musibah), maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Wahai Saudaraku..bertaqwalah kepada Allah semampu kalian...jauhilah kesyirikan, jauhilah segala bentuk amalan bid'ah, tinggalkan musik, jauhi shuroh makhluk bernyawa, jauhilah dusta dan kibr serta segala bentuk dosa-dosa besar. Amalkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai pemahaman para Shahabat serta ikutilah Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Kemudian jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sabar menjalankan ketaatan, sabar dari musibah dan taqdir buruk serta sabar dari menjauhi maksiat. Allah Ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah: 153).
عَنْ أَبِي العَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ كُنْتُ: خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً فَقَالَ لِي: (( يَا غُلاَمُ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باِللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ )) رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَقَالَ: (( حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ ))، وَفِي رِوَايَةِ غَيْرِ التِّرْمِذِيِّ: (( اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَم يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً )).
Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Pada suatu hari aku pernah berada di belakang Nabi ﷺ, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anak muda! Sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau mau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.’” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).
Dalam riwayat selain riwayat Tirmidzi, “Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah di saat senang, niscaya Allah mengenalmu di saat susah. Ketahuilah, bahwa apa saja yang luput darimu, maka tidak akan pernah menimpamu. Dan apa yang menimpamu, maka tidak akan pernah luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan itu bersama kesulitan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
Dan jangan lupa kita untuk saling mendoakan. Dengan demikian semoga suatu hari nanti Allah memberi kita kemenangan yang hakiki di dunia dan Akhirat. Semoga Baitul Maqdis di bumi Muqoddasah (الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ) akan Allah kembalikan ke pangkuan kaum muslimin. Sebagaimana Allah berfirman :
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ
“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang shalih” (QS. Al-Anbiya : 105
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
Catatan : Jika ini tidak bisa tersampaikan, semoga setidaknya dicatat malaikat..sebagai bentuk kepedulianku. Sekalipun manusia mengatakan diriku tak punya rasa peduli.
Sabtu, 11 November 2023
Untuk Saudaraku Kaum Muslimin Di Bumi Palestina
Jumat, 10 November 2023
Kita Tak Usah Risau Karena Allah Yang Menjaga Al Qur'an Dan Kemurnian Agama Islam
Kita Tak Usah Risau Karena Allah Yang Menjaga Al Qur'an Dan Kemurnian Agama Islam
Kita tidak usah risau karena bagaimanapun usaha orang-orang kafir, orang-orang munafiq, ahlul bid'ah (ahlul ahwa') dan siapapun yang mengikuti jejak mereka untuk menjatuhkan dan menghinakan Islam ataupun berupaya merusak kemurnian agama Islam, sungguh Islam takkan terpengaruh. Islam akan tetap terjaga dengan baik, karena Allah telah menjamin untuk menjaganya. Allah telah berfirman :
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz-Dikr (Al-Qur'an), dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9).
Sebagaimana Allah menjaga kemurnian Al Qur’an, Allah juga akan menjaga kemurnian Islam karena kandungan Al Qur’an tidak lain adalah Islam yang murni. Imam Al-Bukhari rahimahulah meriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda :
لا يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ، حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُوْنَ
”Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang senantiasa meraih kemenangan, sampai ketetapan dari Allah ‘Azza wa Jalla datang atas mereka dan mereka senantiasa di atas kemenangan.” (Hadits riwayat Al-Bukhari no. 7311)
عَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: لَا يَزَالُ مِنْ أُمَّتِيْ أُمَّةٌ قائِمَةٌ بِأَمْرِ اللَّهِ، مَا يَضُرُّهُمْ مَن كَذَّبَهُمْ وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أمْرُ اللَّهِ وَهُمْ علَى ذلكَ
Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ”Akan senantiasa ada dari umatku satu golongan yang teguh menjalankan perintah Allah. Orang yang mendustakan mereka tidak akan membahayakan mereka, demikian pula dengan orang yang menyelisihi mereka hingga datang ketetapan Allah (yaitu munculnya angin berbau harum menjelang hari kiamat yang mencabut ruh setiap orang mukmin) dan mereka dalam keadaan seperti itu.” (Hadits riwayat Al-Bukhari no. 7460 di dalam Shahih Al-Bukhari)
Dari Imran bin Al-Hushain radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى الْحَقِّ ، ظَاهِرِيْنَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ ، حَتَّى يُقَاتِلَ آخِرُهُمْ المَسِيْحَ الدَجَّالَ
”Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang berperang di atas al-haq. Mereka mengalahkan siapa saja yang memusuhinya hingga generasi yang terakhir dari mereka memerangi Dajal.” (Hadits riwayat Abu Dawud. Al-Albani menyatakan hadits ini shahih di dalam Shahih Al-Jami’ no. 7294)
Dalam sebuah hadits yang shahîh dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا
"Sesungguhnya Allâh akan mengutus (menghadirkan) bagi umat ini (umat Islam) orang yang akan memperbaharui (urusan) agama mereka pada setiap akhir seratus tahun." (HR. Abu Dawud (no. 4291), al-Hakim (no. 8592), dan ath-Thabarani dalam “al-Mu’jamul ausath” (no. 6527).)
Kita lihat hari-hari ini, seringkali sosok yang ditokohkan merendahkan sebagian syariat Islam, seperti : jenggot, cadar, sarung/celana di atas mata kaki, jilbab panjang sekaki, haji sebaiknya dihentikan karena pemborosan, Al Qur'an sudah tidak relevan diamalkan zaman sekarang dan statemen-statemen lainnya. Maka yakinlah bahwa usaha mereka akan sia-sia, mereka semua akan hilang sebagaimana para pendahulunya, dan Islam yang murni akan tetap tegak berdiri di muka bumi ini.
Justru mereka yang berusaha merendahkan Islam, berupaya merusak kemurnian ajaran Islam dengan beragam bid'ah (amalan yang tidak ada contohnya dari Nabi dan para Shahabat) ataupun berupaya menyebarkan Islam SOS (Seleweng, Oplosan, Sintetis) itulah yang harusnya waspada, karena tindakan mereka itu hanya merugikan dan membinasakan diri mereka sendiri. Allah Ta’ala berfirman :
فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖٓ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
"... Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan tertimpa fitnah (bencana) atau ditimpa adzab yang pedih." (QS. An Nur : 63)
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
Kejujuran Ibarat Pedang Allah Di Muka Bumi (2)
Kejujuran Ibarat Pedang Allah Di Muka Bumi
Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah rohimahullah berkata:
الصدق...هو سيف الله في أرضه الذي ما وضع على شيء إلا قطعه ولا واجه باطلا إلا أرداه وصرعه من صال به لم ترد صولته ومن نطق به علت على الخصوم كلمته
"Kejujuran ibarat pedang Allah di muka bumi, yang tidak ada sesuatu pun yang diletakkan di atasnya melainkan akan terpotong olehnya. Dan tidaklah kejujuran menghadapi kebathilan melainkan ia akan melawan dan mengalahkannya serta tidaklah ia menyerang lawannya melainkan ia akan menang. Barangsiapa menyuarakannya, niscaya kalimatnya akan terdengar keras mengalahkan suara musuh-musuhnya." ( lihat Madarijus Salikin ).
Kejujuran (Kebenaran) Vs Kedustaan (Kebathilan)
☆ Kebenaran dan kejujuran itu bisa diketahui dengan burhan dan kuatnya hujjah. Semakin jujur dan benar seseorang maka insya Allah hujjahnya pun akan semakin kuat dan tidak terkalahkan..
☆ Orang yang berada di atas kebenaran (al haq) dan kejujuran insya Allah hatinya akan selalu tenang (atau bahkan merasa senang) ketika menyambut bantahan dari lawan-lawannya sekalipun sampai tingkat Mubahalah dengan berhakim kepada Allah Robbul 'Alamin. Sebaliknya orang yang berada di atas kebatilan dan kedustaan pada umumnya membenci ketika ada yang membantahnya dengan hujjah dan akan berupaya mengelak jika diajak berhakim kepada Allah..
☆ Ajaran Islam SOS (Seleweng, Oplosan, Sintetis) insya Allah tidak mungkin bisa mengalahkan hujjah ajaran Islam yang murni sampai hari Qiyamat. Sekalipun ajaran Islam SOS umumnya memang lebih banyak peminatnya karena lebih mencocoki hawa nafsu.
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
Rabu, 08 November 2023
Sebuah Tanggapan Terkait Perang Di Palestina
Sebuah Tanggapan Terkait Perang Di Palestina
Di medsos ada sekelompok orang yang menghujat negara Saudi dan ustadz-ustadz Wahabi karena gak mau menyeru jihad bersama Hamas. Saudi hanya mengirim bantuan kemanusiaan dan tidak mengirim pasukan ataupun senjata perang.
Maka sebagai tanggapan :
Yang mereka hujat sebenarnya bukan saja Saudi tapi juga orang-orang berpaham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang tidak menyerukan jihad ke Palestina karena meyakini bukan jihad syar'i.
Sebagai Ahlus Sunnah..kita pun sebenarnya juga berharap Baitul Maqdis bisa kembali ke pangkuan kaum muslimin. Akan tapi bukan dengan menghalalkan segala cara seperti bom bunuh diri, berdemo dan semisal. Dalam jihad syar'i itu ada kaidah jihad dan adab perang yang tidak boleh dilanggar. Perlu pertimbangkan mashlahat dan mafsadat. Dalam perang pun kita tidak boleh membunuh anak kecil, para wanita, orang-orang lemah, para rahib yang sibuk ibadah, tidak boleh membunuh kafir dzimmi ataupun memerangi kafir mu'ahad yang ada perjanjian damai tidak berperang.
Hamas itu bukan pemerintah Palestina yang sah sebagaimana keadaan di Indonesia kelompok PKS itu bukan pemerintah NKRI yang sah. Keduanya sama-sama sering berselisih dengan pemerintah yang sah. Di Palestina Presiden yang sah saja sempat diancam dibunuh lantaran dianggap tidak mau mendukung perang di Gaza. Jika demikian untuk apa kita jihad bersama orang-orang berpaham sikte Khowarij?
Kemudian dalam jihad pun perlu 2 bekal yaitu bekal taqwa dan kekuatan. Bekal taqwa hendaknya terpenuhi sebelum kita jihad dengan pedang atau senjata. Jika bekal taqwa mayoritas umat Islam masih belum bisa penuhi..masih banyak yang melakukan syirik akbar, gemar melakukan amalan bid'ah ataupun beragam kemaksiatan. Kemudian juga dari segi kekuatan juga kalah jauh..gimana berharap untuk menang? Ketahuilah jika bekal (taqwa) dan kekuatan itu tidak terpenuhi itu bukannya memperbaiki, tapi justru bisa memburuk keadaan.
Allah akan wariskan bumi ini kepada hamba-hamba yang sholih. Allah Ta'ala berfirman :
ولقد كتبنا في الزبور من بعد الذكر أن الأرض يرثها عبادي الصالحون
“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang shalih..” (QS. Al-Anbiya: 105). Sehingga untuk membebaskan Baitul Maqdis itu butuh sosok para laki-laki menjaga hukum-hukum Allah..bukan para pelaku syirik dan bid'ah ataupun masih punya karakter seperti ahlu kitab..sebagaimana dalam sebuah hadits :
يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ
“Wahai muslim, wahai hamba Allah, di belakangku ada Yahudi. Kemarilah dan bunuh dia”.
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
Umat Islam Akan Terpecah Menjadi 73 Millah
Diriwayatkan dari sahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أَلَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِينَا فَقَالَ: أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ: ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ
“Ketahuilah, ketika sedang bersama kami Rasulullah ﷺ bersabda, “Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlu kitab berpecah belah menjadi 72 golongan, dan umatku akan berpecah menjadi 73 golongan. 72 golongan masuk neraka dan satu golongan masuk Jannah (Surga), yaitu Al-Jama’ah (yang dimaksu bukan al jam'iyyah/muassasah/majmu'ah/semisal).” (HR. Abu Dawud no. 4597. Hadits hasan).
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ بَنِى إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
“Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 millah (golongan). Sedangkan umatku terpecah menjadi 73 millah (golongan), semuanya di neraka kecuali satu.” Para shahabat bertanya, “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu yang mengikuti millah-ku dan (pemahaman) para shahabatku.” (HR. Tirmidzi no. 2641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Jadi yang mengikuti millah Nabi dan pemahaman para Shahabat, itulah golongan yang selamat.
Barangsiapa nisbat dan membenarkan paham, ajaran, ushul Sunnah ataupun aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah..maka insya Allah berhak disebut golongan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah Salafiyyah maka berhak disebut kelompok Salafi/Salafiyyun..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah/kelompok Muhammadiyyah, maka berhak disebut kelompok Muhammadiyyah..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah PERSIS, maka berhak disebut kelompok PERSIS..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah NU, maka berhak disebut kelompok NU..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah Sufi, maka berhak disebut kelompok Sufi..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran kelompok Islam Nusantara, maka berhak disebut kelompok Islam Nusantara..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran IM/PKS, maka berhak disebut kelompok IM/PKS..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran MTA, maka berhak disebut kelompok MTA..
Demikian juga bagi mereka yang membenarkan ajaran kelompok Syi'ah, Hamas, Jama'ah Tabligh, Murji'ah, Jahmiyyah, Qodariyyah, Sururiyyah, ISIS dst.
"Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran sebuah jam'iyyah/muassasah/hizb/ormas, maka insya Allah berhak disebut sesuai kelompok jam'iyyah/muassasah/hizb/ormas tsb yang mereka cintai dan benarkan.."
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
Senin, 06 November 2023
Engkau Mengklaim Dan Membenarkan Ajaran Yang Mana ?
Engkau Mengklaim Dan Membenarkan Ajaran Yang Mana ?
Barangsiapa nisbat dan membenarkan paham, ajaran, ushul Sunnah ataupun aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah..maka insya Allah berhak disebut golongan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah Salafiyyah maka berhak disebut kelompok Salafi/Salafiyyun..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah/kelompok Muhammadiyyah, maka berhak disebut kelompok Muhammadiyyah..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah PERSIS, maka berhak disebut kelompok PERSIS..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah NU, maka berhak disebut kelompok NU..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran jam'iyyah Sufi, maka berhak disebut kelompok Sufi..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran kelompok Islam Nusantara, maka berhak disebut kelompok Islam Nusantara..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran IM/PKS, maka berhak disebut kelompok IM/PKS..
Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran MTA, maka berhak disebut kelompok MTA..
Demikian juga bagi mereka yang membenarkan ajaran kelompok Syi'ah, Hamas, Jama'ah Tabligh, Murji'ah, Jahmiyyah, Qodariyyah, Sururiyyah, ISIS dst.
"Barangsiapa mengklaim dan membenarkan ajaran sebuah jam'iyyah/muassasah/hizb/ormas, maka insya Allah berhak disebut sesuai kelompok jam'iyyah/muassasah/hizb/ormas tsb yang mereka cintai dan benarkan.."
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
Minggu, 05 November 2023
Bagaimana Kita Menyikapi Suatu Berita ?
Bagaimana Kita Menyikapi Suatu Berita ?
Tabayyun Terhadap Sebuah Khabar
Jangan Mudah Menerima Berita Tanpa Seleksi
Di era media sosial ini, orang-orang semakin mudah mendapatkan informasi sekaligus mudah untuk menyebarkannya. Sudah tidak asing lagi yang namanya Facebook, Twitter, Whatssap, Youtube, Telegram dll. Dari semua media tersebut biasanya terdapat fasilitas untuk “membagikan” atau “meneruskan” informasi yang didapat. Paling tidak membagikan link website. Sehingga hanya dengan modal jari untuk mengklik “membagikan” atau “meneruskan”, seseorang sudah bisa menjadi kurir informasi.
Saat ini sangat mudah berita dusta/hoax tersebar dan membuat resah masyarakat. Bahkan dengan mudahnya masyarakat percaya dengan berita palsu tersebut.
Prinsip tabayyun yaitu sikap berhati-hati lebih baik untuk mengecek ulang kembali informasi yang telah kita terima. Lakukanlah tabayyun, kroscek atau carilah kejelesan terhadap berita-berita media, jangan terima mentah-mentah begitu saja. Apalagi media yang ada saat ini banyak yang cari tenar dan sensasi.
Allah ﷻ pun memerintahkan kepada kita untuk memeriksa suatu berita terlebih dahulu. Karena belum tentu semua berita itu benar dan valid. Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6).
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim berkata :
يَأْمُرُ تَعَالَى بِالتَّثَبُّتِ فِي خَبَرِ الْفَاسِقِ ليُحتَاطَ لَهُ، لِئَلَّا يُحْكَمَ بِقَوْلِهِ فَيَكُونَ -فِي نَفْسِ الْأَمْرِ-كَاذِبًا أَوْ مُخْطِئًا، فَيَكُونَ الْحَاكِمُ بِقَوْلِهِ قَدِ اقْتَفَى وَرَاءَهُ، وَقَدْ نَهَى اللَّهُ عَنِ اتِّبَاعِ سَبِيلِ الْمُفْسِدِينَ، وَمِنْ هَاهُنَا امْتَنَعَ طَوَائِفُ مِنَ الْعُلَمَاءِ مِنْ قَبُولِ رِوَايَةِ مَجْهُولِ الْحَالِ لِاحْتِمَالِ فِسْقِهِ فِي نَفْسِ الْأَمْرِ.
"Allah Ta'ala memerintahkan (kaum mukmin) untuk memeriksa dengan teliti berita dari orang fasiq, dan hendaklah mereka bersikap hati-hati dalam menerimanya dan jangan menerimanya dengan begitu saja, yang akibatnya akan membalikkan kenyataan. Orang yang menerima dengan begitu saja berita darinya, berarti sama dengan mengikuti jejaknya. Sedangkan Allah Ta'ala telah melarang kaum mukmin mengikuti jalan orang-orang yang rusak. Berangkat dari pengertian inilah ada sejumlah ulama yang melarang kita menerima berita (riwayat) dari orang yang majhul (tidak dikenal), karena barangkali dia adalah orang yang fasiq."
Akibat orang menyebarkan berita tanpa disaring kebenarannya, maka bisa timbul berbagai macam kerusakan, seperti kekacauan, provokasi, ketakutan, atau kebingungan di tengah-tengah masyarakat akibat penyebaran berita semacam ini. Padahal Rasulullah ﷺ dengan tegas mengatakan:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendusta, apabila dia mengatakan semua yang didengar.” (HR. Muslim no.7)
Hadis Nabi ﷺ di atas menunjukkan, bahwa hukum orang yang membuat berita dusta dan orang yang “sekadar” menyebarkan berita dusta tersebut adalah sama, yaitu sama-sama disebut sebagai pendusta.
Seseorang itu tidak layak menjadi contoh teladan (panutan), sampai dia mampu memilah dan memilih berita mana yang akan disebarkan. Ibnu Wahab berkata:
قَالَ لِي مَالِكٌ: اعْلَمْ أَنَّهُ لَيْسَ يَسْلَمُ رَجُلٌ حَدَّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ، وَلَا يَكُونُ إِمَامًا أَبَدًا وَهُوَ يُحَدِّثُ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Imam Malik berkata kepadaku: “Ketahuilah, tidak akan selamat (dari dusta) seseorang yang menceritakan semua yang dia dengar. Dan tidaklah layak menjadi panutan (menjadi tokoh), ketika dia menceritakan semua berita yang dia dengar.” (HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahih Muslim 1 : 8)
والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
Pemimpin Itu Cerminan Rakyatnya
Pemimpin Itu Cerminan Rakyatnya "Apabila masyarakat baik niscaya Allah akan mudahkan pemimpin yang baik pula dan sebaliknya apabila r...
-
Hukum Shalat Jenazah Di Al-Maqbaroh Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'a h Dalil Yang Secara Umum Melarang Shalat Di Al-Maqbaroh (Kuburan) ...
-
Pembagian Tauhid Dan Asal Usulnya Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Tidak Mewajibkan Pembagian Tauhid Men...