وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ {٣}
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-‘Ashr : 1- 3)
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Itu Bukanlah Sebuah Jam'iyyah ( Muassasah/Yayasan, Majmu'ah/Group, Hizbiyyah, Partai, Organisasi, Ormas Dan Semisal ) Yang Memecah Belah Agama Serta Memiliki Muassis (Pendiri), Tahun Berdiri, Struktur Organisasi, Keanggotaan Ataupun Tanzhim Yang Menuntut Ketaataan Para Pengikutnya
قال شيخ الاسلام ابن تيمية الحرّاني رحمه الله تعالى: "ومذهب أهل السنة والجماعة مذهب قديم معروف قبل أن يخلق الله أبا حنيفة ومالكا والشافعي وأحمد، فإنه مذهب الصحابة الذين تلقوه عن نبيهم، ومن خالف ذلك كان مبتدعا عند أهل السنة والجماعة، فإنهم متفقون على أن إجماع الصّحابة حجة ومتنازعون في إجماع من بعدهم." (منهاج السّنة: ٢ / ٤٨٢)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :
"Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah itu madzhab yang telah dikenal dan sudah ada sejak dahulu kala sebelum الله menciptakan imam Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi'i, dan Ahmad. Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah adalah Madzhab para Shahabat yang langsung mengambil ilmu dari Nabi ﷺ. Siapa saja yang menyelisihinya maka orang tersebut disebut mubtadi' (ahlu bid'ah) menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Ahlus Sunnah Wal Jama'ah seluruhnya sepakat bahwa ijma' para Shahabat adalah hujjah dan mereka berbeda pendapat pada ijma' selain para Shahabat." (lihat Minhajus Sunnah (2 /482).)