Selasa, 06 Agustus 2024

Ringkasan Biografiku


 

Ringkasan Biografiku


⚪  Orang tuaku memberi nama resmi "Teguh Akhiri Wiyanto" atau bahasa Arabnya dikenal "Hazim Al Jawiy" karena saya kuturunan suku Jawa, lahir di Jawa dan muqim di Jawa. Sejak kecil fithrahku membenci kesyirikan dan perkara bid'ah. Sudah dikenal gemar menyelisihi adat Jawa (mengingkari sesajen, tidak ikut selametan, tahlilan, buwohan dsb) sehingga sering digunjing. Sejak remaja nisbat (berharap) termasuk "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah". Dalam perkara fiqh banyak mencocoki madzhab Asy-
Syafi'i. Dan diriku tidak pernah masuk menjadi anggota dari semua ormas/jam'iyyah di bumi. Alhamdulillah.

⚪  Tokoh idolaku yaitu Nabi ﷺ dan Para Shahabat Nabi. Kemudian Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in serta 4 imam madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Selengkapnya bisa dibaca di tulisan "Ingin Tahu Tokoh Idolaku?"

⚪  Allah taqdirkan diriku mulai SDN sampai kuliah di Perguruan Tinggi Negeri. Sehingga dalam perkara agama (aqidah) diajarkan kurikulum Asy'ariyyah sampai usia sekitar 19 tahun. Hanya saja saya menyukai buku-buku tulisan Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qoyyim dan Ibnu Katsir seorang ahli tafsir madzhab Asy-Syafi'i. Saya kemudian belajar kepada orang-orang menisbatkan Salafiy. Ada sekitar 50 guruku yang mayoritas alumni Timur Tengah mengklaim Salafi, dengan saya belajar khusus di pondhok pesantren Salafiyyah sekitar 7 tahun. Setelah 19 tahun kenal orang-orang Salafi lebih dari 7 versi, maka saya tetap memutuskan hanya nisbat "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah".

⚪  Diriku biasa pakai jubah putih dan 'imamah (sorban). Bahkan jika ambil pakan kambing ke kebun tetap pakai sarung dan sorban. Dan ketahuilah jauh sebelum kenal orang-orang Salafi, saya sudah tidak musbil, tidak suka foto-foto dan tidak pernah cukur jenggot dst. Jadi saya bukanlah Salafi sebagaimana saya juga bukan Asy'ariyyah.. itu hanya guru-guru dan masa lalu saya. Sehingga jika tanpa hujjah dan burhan ada yang menuduh saya Wahhabi, maka konsekwensinya orang-orang Asy'ariyyah juga harus disebut Wahhabi.?? Lebih dusta lagi jika ada yang menuduhku Syi'ah.. maka apa orang-orang Salafi dan Asy'ariyah itu juga Syi'ah.????

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين

Jumat, 02 Agustus 2024

Kedudukan Sanad Dalam Agama Ataupun Menukilkan Berita








Kedudukan Sanad Dalam Agama Ataupun Menukilkan Berita


⚪  Sanad Termasuk Kemuliaan Dan Keutamaan Umat Islam Dibanding Umat Selainnya

روى الخطيب البغدادي، عن محمد بن حاتم بن المظفر أنه قال: "إن الله أكرم هذه الأمة وشرفها وفضلها بالإسناد، وليس لأحد من الأمم كلها قديمها وحديثها إسناد، وإنما هي صحف في أيديهم، وقد خلطوا بكتبهم أخبارهم، وليس عندهم تمييز بين ما نزل من التوراة والإنجيل مما جاءهم به أنبياؤهم وبين ما ألحقوه بكتبهم من الأخبار التي أخذوها عن غير الثقات ... " 
📖  شرف أصحاب الحديث: (ص٤٠) ، وفتح المغيث للسخاوي: (٣/٣٣١) .

     Muhammad bin Hatim bin al-Mudzhaffar rahimahullah menyatakan : "Sesungguhnya Allah memuliakan dan memberikan kelebihan kepada umat ini dengan adanya isnad (sanad). Tidaklah ada isnad itu pada umat yang lain seluruhnya. Yang ada hanyalah lembaran-lembaran di tangan mereka yang kadang tercampur antara isi kitab mereka dengan khabar-khabar mereka. Mereka tidak membedakan antara apa yang diturunkan dari Taurat dan Injil yang dibawakan oleh para nabi mereka, dan apa yang mereka tambahkan ke dalam kitab mereka dari keterangan yang mereka ambil dari orang-orang yang tidak dapat dipercaya. ...." (lihat Syarafu Ash-haabil Hadits karya al-Khothib al-Baghdadiy)

⚪  Sanad Termasuk Kekhususan Umat Islam

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan:

الْإِسْنَادُ مِنْ خَصَائِصِ هَذِهِ الْأُمَّةِ ، وَهُوَ مِنْ خَصَائِصِ الْإِسْلَامِ، ثُمَّ هُوَ فِي الْإِسْلَامِ مِنْ خَصَائِصِ أَهْلِ السُّنَّةِ

"Isnad (sanad) adalah termasuk kekhususan umat ini. Itu adalah ciri khas Islam. Kemudian, di dalam Islam termasuk kekhususan Ahlus Sunnah." (lihat Minhajus Sunnah (7/37))

⚪  Sanad Untuk Menilai Keilmiahan Dan Keabsahan Serta Mencegah Pemalsuan

     Sanad memiliki peranan yang sangat penting dalam menukilkan wahyu, Al-Qur’an Al-Karim maupun Sunnah Rasulullah ﷺ. Demikian pula menukilkan atsar ataupun berita dari kalangan salafus saleh dari para sahabat, tabi’in, dan yang setelahnya. Karena tanpa sanad, satu berita tidak bisa dipertanggungjawabkan. Dengan sanad, seseorang menukil wahyu Allah Ta'ala dan hadits Rasul-Nya secara otentik sebagaimana asalnya, sehingga memberikan kekuatan hujjah bagi seorang muslim dalam berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah ﷺ.

وحدثني محمد بن عبد الله بن قهزاذ من أهل مرو قال سمعت عبدان بن عثمان يقول سمعت عبد الله بن المبارك يقول الإسناد من الدين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء. (صحيح مسلم - مقدمة ١\١٥)

     Abdullah bin Mubarak Rahimahullah mengatakan:

الْإِسْنَادُ مِنَ الدِّينِ وَلَوْلَا الْإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ

“Sanad itu bagian dari agama. Kalaulah tidak ada sanad, orang akan sesukanya mengatakan apa saja yang dia inginkan.” (Diriwayatkan Muslim dalam Muqaddimah Shahih-nya, 1/15)

⚪  Sanad Untuk Memelihara Kemurnian Agama

     Ahli bid’ah selalu berusaha menyusupkan berbagai bid’ahnya ke dalam Islam dan menyandarkannya kepada Rasulullah . Akan tetapi, dengan sanad akan jelas dan tersingkap makar para pemalsu hadits Rasulullah . Seperti pengakuan seorang syaikh Khawarij yang berkata, “Sesungguhnya kami dahulu jika menghendaki satu hal, kami membuatnya menjadi hadits.”

وقال محمد بن عبد الله حدثني العباس بن أبي رزمة قال سمعت عبد الله يقول بيننا وبين القوم القوائم يعني الإسناد. (صحيح مسلم - مقدمة ١\١٥)

     Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:

بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْقَوَائِمُ -يَعْنِي الْإِسْنَادَ

“Antara kami dan kaum (yakni ahli bid’ah dan yang semisalnya) ada penegaknya, yaitu sanad.” (lihat Muqaddimah Shahih Muslim, 1/15)

⚪  Sanad Adalah Senjata Orang Mukmin Untuk Menghadapi Ahlul Ahwa'

قَالَ سفيان الثوري: ( الإسناد سلاح المؤمن، إذا لَمْ يَكُنْ مَعَهُ سلاح فبأي شيء يقاتل؟ )
📖  أسنده إِلَيْهِ الْخَطِيْب البغدادي في " شرف أصحاب الْحَدِيْث ": 42 (81)

     Sufyan ats-Tsauri Rahimahullah mengatakan:

الْإِسْنَادُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ مَعَهُ سِلَاحٌ فَبِأَيِّ شَيْءٍ يُقَاتِلُ؟

“Sanad adalah senjata mukmin. Jika tidak memiliki senjata, dengan apa dia berperang?” (Diriwayatkan al-Khathib dalam Syaraf Ashabul Hadits hlm. 42)

⚪  Sanad Bisa Memperjelas Kondisi Sebuah Riwayat

     Dengan mengetahui jalur sanad sebuah riwayat serta berupaya mengumpulkan setiap jalur yang menyebutkan riwayat tersebut, akan memperjelas kondisi riwayat itu, baik menafsirkan maknanya yang kurang jelas dalam riwayat lain, atau menjelaskan satu lafadz yang lemah yang tidak diriwayatkan para perawi yang lebih tsiqah atau yang lebih banyak jumlahnya.

وَقَالَ الحافظ أبو زرعة العراقي : ( الْحَدِيْث إذا جمعت طرقه تبين المراد مِنْهُ، وليس لنا أن نتمسك برواية ونترك بقية الروايات )
📖 طرح التثريب 7/181.

     Al-Hafizh Abu Zur'ah Al-‘Iraqi Rahimahullah mengatakan:

وَالْحَدِيثُ إِذَا جُمِعَتْ طُرُقُهُ تَبَيَّنَ الْمُرَادُ مِنْهُ وَلَيْسَ لَنَا أَنْ نَتَمَسَّكَ بِرِوَايَةٍ وَنَتْرُكَ بَقِيَّةَ الرِّوَايَاتِ

“Jika sebuah hadits dikumpulkan jalur-jalur sanadnya, akan jelas maksudnya. Kita tidak boleh berpegang kepada satu riwayat dan meninggalkan riwayat yang lainnya.” (Tharhu at-Tatsrib, al-Iraqi, 7/181)

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين

Rabu, 24 Juli 2024

Kaidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Terkait Perkara Bid'ah Dalam Agama








Kaidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Terkait Perkara Bid'ah Dalam Agama

Lau Kaana Khoiron Lasabuquuna Ilaih”
لَوْ كَانَ خَيْرًا لسبقونا إليه

✍🏼  Imam al-Hafidzh Ibnu Katsir (ahli tafsir madzhab asy-Syafi'i) rahimahullah dalam kitab tafsir beliau:

وَأَمَّا أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فَيَقُولُونَ فِي كُلِّ فِعْلٍ وَقَوْلٍ لَمْ يَثْبُتْ عَنِ الصَّحَابَةِ: هُوَ بِدْعَةٌ؛ لِأَنَّهُ لَوْ كَانَ خَيْرًا لسبقونا إليه، لأنهم لَمْ يَتْرُكُوا خَصْلَةً مِنْ خِصَالِ الْخَيْرِ إِلَّا وَقَدْ بَادَرُوا إِلَيْهَا.

“Adapun Ahlussunnah wal Jama'ah maka mereka berkata bahwa setiap ucapan dan perbuatan yang tidak tsabit dari para Shahabat, itu adalah bid’ah. “LAU KAANA KHOIRON LASABAQUUNA ILAIH” (sekiranya perkara itu baik tentu para Shahabat Nabi ﷺ telah mendahului kita dalam mengamalkannya). Karena mereka (para Shahabat) tidak meninggalkan satu jenis pun dari amalan-amalan kebaikan kecuali akan bersegera mengamalkannya.”
📖  lihat Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Ahqaf : 11

Selasa, 23 Juli 2024

Berpalinglah Dari Orang Jahil ( Bodoh )





 

Berpalinglah Dari Orang Jahil ( Bodoh )


✍🏼 Allah Ta’ala berfirman :

خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ

“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil (bodoh).” (QS. Al-A’raf: 199)

✍🏼 Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata :

ولا تمار سفيها ولا فقيها فإن الفقيه يغلبك والسفيه يؤذيك

“Dan jangan kamu berdebat (bertengkar) dengan orang bodoh dan orang faqih. Karena sesungguhnya orang faqih akan mengalahkanmu dan orang bodoh akan menyakitimu.” (Al-Adab Asy-Syar’iyyah : 1/66, Ibnu Muflih).

✍🏼 Imam Syafi’i rahimahullah berkata :

إِذا نَطَقَ السَفيهُ فَلا تَجِبهُ .... فَخَيرٌ مِن إِجابَتِهِ السُكوتُ

فَإِن كَلَّمتَهُ فَرَّجتَ عَنهُ .... وَإِن خَلَّيتَهُ كَمَداً يَموتُ

📖 الديوان » العصر العباسي » الإمام الشافعي » إذا نطق السفيه فلا تجبه

"Apabila orang bodoh berkata (mengajak berdebat) maka jangan kamu melayaninya. Sikap yang terbaik adalah diam.

Maka apabila kamu berkata-kata (melayaninya), maka kamu membuka lebar darinya (kata-katanya semakin menjadi-jadi dan ngawur). Dan jika kamu meninggalkannya (tidak melayaninya), dia akan sedih dan mati kutu." (lihat Diwan Imam Syafii). 

✍🏼 Imam Asy-Syafi'i pernah menuliskan bait-bait syiir :

قالوا سَكَتَّ وَقَد خُوصِمتَ قُلتُ لَهُم .... إِنَّ الجَوابَ لِبابِ الشَرِّ مِفتاحُ

والصمَّتُ عَن جاهِلٍ أَو أَحمَقٍ شَرَفٌ .... وَفيهِ أَيضاً لِصَونِ العِرضِ إِصلاحُ

أَما تَرى الأُسدَ تُخشى وَهِيَ صامِتَةٌ .... وَالكَلبُ يخسى لَعَمري وَهوَ نَبّاحُ

📖 الديوان » العصر العباسي » الإمام الشافعي » قالوا سكت وقد خوصمت قلت لهم


Mereka terheran dan bertanya, "Kenapa kamu diam, sedangkan kamu telah didebat dan dicaci?" Aku berkata, "Karena menjawab merupakan kunci untuk membuka pintu keburukan."

"Diam dari orang bodoh adalah sebuah kemuliaan, begitu juga diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan."

"Apakah kamu tidak melihat singa yang ditakuti padahal ia hanya terdiam, sedangkan anjing selalu dipermainkan padahal ia selalu menggonggong?" (lihat Diwan Imam Asy-Syafi'i)

✍🏼 Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺠﺎﻫﻞ اﻟﻤﻘﻠﺪ ﻓﻼ ﺗﻌﺒﺄ ﺑﻪ ﻭﻻ ﻳﺴﻮءﻙ ﺳﺒﻪ ﻭﺗﻜﻔﻴﺮﻩ ﻭﺗﻀﻠﻴﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻛﻨﺒﺎﺡ اﻟﻜﻠﺐ.

 “Adapun jika ada orang yang bodoh lagi muqallid (pembebek), maka janganlah anda dilelahkan karenanya dan terpengaruh oleh caciannya, tuduhan kafir dan vonis sesat darinya. Karena sesungguhnya dia seperti gonggongan anjing.” (lihat Shawaiqul Mursalah 3/1158)

✍🏼 Imam Ibnul Qayyim rahimahullah juga berkata :

ﻓﻼ ﺗﺠﻌﻞ ﻟﻠﻜﻠﺐ ﻋﻨﺪﻙ ﻗﺪﺭا ﺃﻥ ﺗﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻠﻤﺎ ﻧﺒﺢ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﺩﻋﻪ ﻳﻔﺮﺡ ﺑﻨباحه ﻭﺃﻓﺮﺡ ﺃﻧﺖ ﺑﻤﺎ ﻓﻀﻠﺖ ﺑﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻢ ﻭاﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭاﻟﻬﺪﻯ ﻭاﺟﻌﻞ اﻹﻋﺮاﺽ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﺷﻜﺮ ﻧﻌﻤﺔ اﻟﻠﻪ اﻟﺘﻲ ﺳﺎﻗﻬﺎ ﺇﻟﻴﻚ ﻭﺃﻧﻌﻢ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻴﻚ

“Maka jangan sampai Anda menjadikan anjing itu bernilai untuk dijawab. Tiap kali dia menggonggong kepada anda, maka acuhkan dia niscaya Anda akan merasa gembira dengan gonggongannya. Bergembiralah atas keutamaan yang Anda miliki berupa ilmu, iman dan petunjuk. Dan jadikanlah berpaling darinya sebagai bagian dari rasa syukur atas nikmat Allâh yang Allah karuniakan dan anugerahkan kepada Anda.” (lihat Shawaiqul Mursalah 3/1158)


أهل السنة والجماعة - Hazim Al Jawiy


Senin, 22 Juli 2024

Harap Dipahami Dengan Benar Dan Jangan Salah Kaprah


Harap Dipahami Dengan Benar Dan Jangan Salah Kaprah


⚪  Ahlus Sunnah Wal Jama'ah ( أهل السنة والجماعة ) atau sering disingkat Ahlus-Sunnah ( أهل السنة ) yaitu : orang-orang yang mengikuti millah, manhaj dan madzhab Salafush Sholih (para Shahabat Nabi, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in). Mengajak kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai pemahaman para Shahabat Nabi. Jadi hakikat "Al Jama'ah" itu bukan sebuah jam'iyyah, muassasah, majmu'ah ataupun hizbiyyah.

⚪  Salafiyyun : golongan/hizb yang mengklaim mengikuti manhaj Salaf. Di Indonesia ada lebih dari 7 versi dan semua mengklaim Salafi.

⚪  Jam'iyyah Aswaja : sebuah hizb yang mengklaim Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

⚪  Akabiriyun/Ustadziyun : hizb yang gemar taqlid mengikuti akabir, kibarul 'ulama'/alim, syaikh, ustadz atau semisal.

⚪  Wahhabiyyah/Wahhabi/yun : hizb yang gemar taqlid kepada syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.

⚪  Wahbiyyah : hizb berpaham khowarij yang didirikan Abdullah bin Wahbi Ar-Rasibi dan didakwahkan Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum.
Jadi Wahbiyyah ( ﺍﻟﻮﻫﺒﻴﺔ ) yang berpaham Khowarij itu beda dengan Wahhabiyyah ( ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻴﻪ ).

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.
 

Sabtu, 20 Juli 2024

4 Jenis Hidayah Berdasarkan Hasil Istiqro' Dari Ayat Al Qur'an




 

4 Jenis Hidayah Berdasarkan Hasil Istiqro' Dari Ayat Al Qur'an


     Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa hidayah itu ada empat jenis (tingkatan), yang secara ringkasnya sebagai berikut :

✍🏼  Pertama : Hidayah umum ( الهداية العامة )

     Hidayah ini adalah hidayah pada hewan, manusia, dan setiap makhluk. Allah Ta’ala berfirman :

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى , الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ , وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ

“Sucikanlah nama Rabbmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (QS. Al-A’laa: 1-3). Dalam ayat ini disebutkan empat perkara: (1) khalaqa (menciptakan), (2) fasawwa (menyempurnakan), (3) qaddaro (menentukan kadar sebab maslahat dalam kehidupan dan aktivitas), (4) fahadaa (memberi petunjuk).

✍🏼  Kedua : Hidayah Bayan wa Dalalah ( هداية البيان والدلالة )

     Yang dimaksud adalah hidayah berupa penjelasan kepada hamba dan hal ini tidak mengharuskan mendapatkan hidayah yang sempurna. Allah Ta’ala berfirman mengenai tingkatan kedua dari hidayah adalah ayat,

وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَىٰ عَلَى الْهُدَىٰ 

“Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk.” (QS. Fussilat: 17)

✍🏼 Ketiga : Hidayah Taufiq dan Ilham ( هداية التوفيق والإلهام )

     Hidayah diberikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki sebagaimana disebutkan dalam ayat,

وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَىٰ دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (QS. Yunus: 25)

     Ada yang diberikan hidayah berupa bayan, tetapi belum tentu mendapatkan hidayah taufiq. Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Qashash : 56)

✍🏼  Keempat : Hidayah di Akhirat Menuju Surga atau Neraka ( غاية هذه الهداية وهي الهداية إلى الجنة أو النار )

     Allah Ta’ala berfirman :

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ , مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْجَحِيمِ

“(kepada malaikat diperintahkan): “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.” (QS. As-Saffat: 22-23)

     Adapun perkataan penghuni surga,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ

“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.” (QS. Al-A’raf: 43)

📖  Lihat bahasan dalam Miftah Daar As-Sa’adah, 1:303-305, Badai'u Al Fawai'id dan kitab tafsir Ibnul Qoyyim rahimahullah.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين.


Selasa, 16 Juli 2024

Hukum Shalat Jenazah Di Al-Maqbaroh Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

 







Hukum Shalat Jenazah Di Al-Maqbaroh Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama'ah


Dalil Yang Secara Umum Melarang Shalat Di Al-Maqbaroh (Kuburan)


✍🏻  Hadits dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه مرفوعًا: «الأرض كُلُّها مسجد إلا المَقْبَرة والحَمَّام». (صحيح - رواه الترمذي وأبو داود وابن ماجه وأحمد والدارمي)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyaallahu 'anhu secara marfū', Nabi bersabda : "Bumi itu semuanya adalah masjid, selain kuburan dan kamar mandi."  
(Hadits shahih - Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darimi)

✍🏻  Hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

نهى عن الصلاة بين القبور

"Nabi melarang shalat di kuburan." (HR. Al-Bazzar 441 dan dishahihkan al-Albani dalam Ahkam al-Janaiz).

✍🏻  Hadits dari Abu Martsad al-Ghanawi.

عن مَرْثَد الغَنَويّ رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال:«لا تصلُّوا إلى القُبُور، ولا تجلِسُوا عليها». (صحيح - رواه مسلم)

Dari Abu Martsad Al-Ghanawiy radhiyaallahu 'anhu meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ bersabda :
"Janganlah kalian duduk di atas kubur dan jangan shalat menghadapnya."  (Hadits Shahih - Diriwayatkan oleh Muslim)

     Hadits-hadits di atas bersifat umum kita dilarang untuk melakukan shalat di kuburan. Terutama shalat yang ada rukuk dan sujud sebagaimana umumnya shalat.

✍🏻  Kemudian khusus shalat jenazah, Rasulullah melarang dilakukan di tengah-tengah kuburan. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

أنّ النبي صلى الله عليه وسلم نهى أن يصلى على الجنائز بين القبور

"Bahwa Nabi melarang shalat jenazah di sekitar kuburan." (HR. Thabrani dalam al-Wasith 5631, dan dihasankan al-Haitsami dalam Majma az-Zawaid).

Dalil Yang Membolehkan Sholat Jenazah Di Kuburan

✍🏻  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,

أَنَّ أَسْوَدَ رَجُلًا – أَوِ امْرَأَةً – كَانَ يَكُونُ فِي المَسْجِدِ يَقُمُّ المَسْجِدَ، فَمَاتَ وَلَمْ يَعْلَمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَوْتِهِ، فَذَكَرَهُ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ: «مَا فَعَلَ ذَلِكَ الإِنْسَانُ؟» قَالُوا: مَاتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: «أَفَلاَ آذَنْتُمُونِي؟» فَقَالُوا: إِنَّهُ كَانَ كَذَا وَكَذَا – قِصَّتُهُ – قَالَ: فَحَقَرُوا شَأْنَهُ، قَالَ: «فَدُلُّونِي عَلَى قَبْرِهِ» فَأَتَى قَبْرَهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ

Bahwasanya seorang laki-laki atau wanita yang paling hitam kulitnya dahulu menjadi tukang sapu masjid. Kemudian dia meninggal dunia dan Nabi tidak mengetahui tentang kamatiannya. Suatu hari, beliau teringat tentang orang tersebut. Maka, beliau bersabda, ‘Apa yang telah terjadi dengan orang itu?’ Mereka (para sahabat) menjawab, ‘Dia telah meninggal, wahai Rasulullah.’ Lalu, Nabi bersabda, ‘Mengapa kalian tidak memberitahu aku?’ Mereka menjawab, “Kejadiannya begini, begini … “ Lalu, mereka menjelaskan. Kemudian beliau bersabda, ‘Tunjukkan kepadaku makamnya.’ Maka, beliau mendatangi makam orang itu, kemudian menyalatinya.” (HR. Bukhari no. 1337 dan Muslim no. 956)

     Di dalam riwayat Muslim terdapat tambahan, Nabi  bersabda :

إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ

Sesungguhnya makam-makam ini telah dipenuhi kegelapan bagi penghuninya. Dan sesungguhnya Allah akan memberikan mereka cahaya karena shalat yang aku kerjakan atas mereka.

✍🏻  Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رَجُلٍ بَعْدَ مَا دُفِنَ بِلَيْلَةٍ، قَامَ هُوَ وَأَصْحَابُهُ وَكَانَ سَأَلَ عَنْهُ، فَقَالَ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالُوا: فُلاَنٌ دُفِنَ البَارِحَةَ، فَصَلَّوْا عَلَيْهِ

Nabi pernah mengerjakan shalat jenazah untuk seorang laki-laki yang telah dikebumikan pada malam hari. Beliau mengerjakannya bersama dengan para shshabat. Ketika itu, beliau bertanya tentang jenazah tersebut, ‘Siapakah orang ini?’ Mereka pun menjawab, ‘Si fulan, yang telah dikebumikan kemarin.’ Maka, mereka menyalatkannya.” (HR. Bukhari no. 1340)

✍🏻  Demikian pula, diriwayatkan dari shahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى قَبْرٍ

Sesungguhnya Nabi shalat di sisi kubur (setelah jenazah dimakamkan, pent.).” (HR. Muslim no. 955)

     Di dalam hadits-hadits tersebut, tidak terdapat rincian sampai kapan diperbolehkan shalat jenazah di sisi makam tersebut.


Khilafiyah Mu'tabar Dan Pendapat Yang Lebih Mendekati Kebenaran

     Para ulama Ahlus Sunnah sepakat tentang haramnya mengerjakan sholat di kuburan untuk perkara sholat selain sholat jenazah. Adapun untuk shalat jenazah maka terdapat khilaf mu'tabar di kalangan para ulama tentang hukum mengerjakan shalat jenazah di kuburan. Berikut penjelasannya :

1️⃣  Pertama, shalat jenazah di kuburan tidak sah. Ini merupakan salah satu riwayat pendapat Imam Ahmad. (lihat al-Inshaf, 1/490).

2️⃣  Kedua, shalat jenazah di kuburan hukumnya makruh. Ini merupakan pendapat Hanafiyah, Malikiyah, Syafiiyah, dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad. (lihat Badai as-Shana’i 1/320, Bidayatul Mujtahid 1/410, al-Majmu’ 5/231, al-Inshaf, 1/490).

3️⃣  Ketiga, shalat jenazah di kuburan, jika ada sebab, hukumnya dibolehkan. Ini merupakan pendapat sebagian Hanafiyah (lihat al-Fatawa al-Hindiyah, 1/165), sebagian Malikiyah (lihat Bidayatul Mujtahid, 1/410), mayoritas ulama hambali (lihat al-Mughni, 3/423), dan Zhahiriyah (lihat al-Muhalla, 4/32).

Pendapat Yang Lebih Mendekati Kebenaran

✍🏻  Dari ketiga pendapat ini, yang lebih mendekati kebenaran adalah pendapat ketiga bahwa shalat jenazah di kuburan hukumnya diperbolehkan jika ada sebab yang dibenarkan syari'at. Yaitu bagi orang-orang yang memiliki hubungan khusus seperti kekerabatan, persahabatan ataupun seorang amir yang memang berhak untuk menjadi imam sholat jenazah tapi belum sempat menyolati karena udzur syar'i.

     Ini sebagaimana praktek Nabi berupa shalat jenazah di kuburan yang beliau lakukan bersama para shahabat menjadi pengecualian terhadap larangan dalam beberapa hadits yang telah disebutkan. Sehingga kita bisa mengamalkan semua hadits dengan memposisikan masing-masing sesuai porsinya. Hadits yang melarang shalat di kuburan maka kita pahami untuk semua shalat selain shalat jenazah. Sementara praktek beliau shalat jenazah di kuburan dipahami sebagai pengecualian. Pemahaman semacam ini sesuai kaidah fiqhiyah :

إعمال الكلام أولى من إهماله

"Mengamalkan al-kalam (hadits), lebih didahulukan daripada membuangnya."

✍🏻  Beberapa shahabat shalat jenazah di kuburan. Ini menunjukkan bahwa mereka memahami praktek Nabi sebagai dalil bahwa itu diperbolehkan. Nafi – ulama tabi’in muridnya Ibnu Umar – menceritakan,

لقد صلينا على عائشة وأم سلمة وسط البقيع بين القبور، والإمام يوم صلينا على عائشة أبو هريرة وحضر ذلك ابن عمر

"Kami pernah menshalati jenazah Aisyah dan Ummu Salamah di tengah pemakaman Baqi’ di antara kuburan. Yang menjadi imam adalah Abu Hurairah, dan dihadiri Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhum." (HR. Abdurrazaq dalam al-Mushannaf no. 6570)

✍🏻  Mengamalkan hadits lebih didahulukan daripada membuang hadits yang sama-sama shahih. Sebagaimana kaidah di atas. Jangan gemar membuang hadits shahih sebagaimana kebiasaan orang Syiah.

Kesimpulan

1️⃣  Hukum asal shalat jenazah adalah tidak boleh di al-maqbaroh. Hal ini karena tiada nukilan dari Nabi ﷺ bahwa beliau shalat di setiap makam, dan demikian pula para shahabat Nabi ﷺ. Tapi hanya tertentu saja.
2️⃣  Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa seseorang tidaklah mendirikan shalat jenazah di al-maqbaroh, kecuali memiliki hubungan khusus dengan mayit dan sebab yang dibenarkan syari'at.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين
     

"Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah

  "Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah Hukumi Manusia Dengan Hujjah Dan Burhan Sesuai Z...