Selasa, 16 Desember 2025

Nabi ﷺ dan Para Salafush-Sholih Biasa Memakai Cincin Yang Berukir Tulisan



Nabi ﷺ dan Para Salafush-Sholih Biasa Memakai Cincin Yang Berukir Tulisan


🔸 Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

كان خاتم النبي صلى الله عليه وسلم من ورق وكان فصه حبشيا

Cincin Nabi  terbuat dari perak, dan mata cincinnya berasal dari Habasyah (ethiopia). (HR. Muslim 2094, Turmudzi 1739, dan yang lainnya).

🔸 Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

كان خاتم النبي صلى الله عليه وسلم من فضة فصه منه

”Cincin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari perak, dan mata cincin juga dari bahan perak.” (HR. Bukhari 5870, Nasai 5198, dan yang lainnya).

🔸 Juga dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, katanya:

كَانَ نَقْشُ خَاتَمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَسْطُرٍ مُحَمَّدٌ سَطْرٌ وَرَسُولُ سَطْرٌ وَاللَّهِ سَطْرٌ

“Adalah cincin Rasulullah memiliki tiga garis tulisan:
Ukiran pada cincin Nabi terdiri dari tiga baris: "Muhammad" pada baris pertama, "Rasul" pada baris kedua, dan "Allah" pada baris ketiga.." (H.R. Bukhari No. 2939, 5540. At Tirmidzi No. 1748, Ibnu Majah No. 3639–3640)

🔸 Imam An-Nawawi rahimahullah dalam kitab Al-Majmu menyebutkan;

"وَيَجُوزُ نَقْشُهُ وَإِنْ كَانَ فِيهِ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى فَفِي الصَّحِيحَيْنِ " كَانَ نَقْشُ خَاتَمِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَلَا كَرَاهَةَ فِيهِ عِنْدَنَا وَبِهِ قَالَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ وَمَالِكٌ وَالْجُمْهُورُ وَكَرِهَهُ ابْنُ سِيرِينَ وَبَعْضُهُمْ لِخَوْفِ امْتِهَانِهِ وَهَذَا بَاطِلٌ مُنَابِذٌ لِلْحَدِيثِ وَلِفِعْلِ السَّلَفِ وَالْخَلَفِ قَالَ الْعُلَمَاءُ مِنْ إصْحَابِنَا وَغَيْرِهِمْ وَلَهُ أَنْ يَنْقُشَ فِيهِ اسْمَ نَفْسِهِ أَوْ كَلِمَةَ حِكْمَةٍ وَأَجْمَعَ الْمُسْلِمُونَ عَلَى أَنَّ السُّنَّةَ لِلرَّجُلِ جَعْلُ خَاتَمِهِ فِي خِنْصَرِهِ وَفِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ ...." (كتاب المجموع شرح المهذب ج ٤ ص ٤٦٣  - ط المنيرية - النووي)

"Dan diperbolehkan mengukir cincin (dengan tulisan), meskipun di dalamnya terdapat zikir kepada Allah Ta'ala. Sebab, dalam kitab Ash-Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim) disebutkan bahwa: 'Ukiran cincin Rasulullah adalah: Muhammad Rasulullah.'

Menurut madzhab kami (Syafi'iyah), hal tersebut tidaklah makruh. Pendapat ini juga dipegang oleh Sa’id bin al-Musayyib, Imam Malik, dan mayoritas ulama (Jumhur). Sementara itu, Ibnu Sirin dan sebagian ulama lainnya memakruhkannya karena khawatir akan terjadi penghinaan (terhadap asma Allah). Namun, pendapat (yang memakruhkan) ini adalah batil karena bertentangan dengan hadits serta perbuatan para ulama salaf maupun khalaf.

Para ulama dari kalangan sahabat kami (Syafi'iyah) dan ulama lainnya berkata: Seseorang diperbolehkan mengukir namanya sendiri atau kalimat hikmah pada cincinnya.

Dan kaum muslimin telah bersepakat (ijma') bahwa sunnah bagi laki-laki adalah memakai cincin di jari kelingkingnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim..."

🔸 Ibnu Rajab rahimahullah kitab Ahkam al-Khawatim menyebutkan,

وأما خواتيم غيرهم من الصحابة والتابعين والأئمة فقد روي أن الزبير كان نقش خاتمه: "ثقتي بالرحمن"، ونقش خاتم حذيفة: "الحمد لله" ونقش أويس القرني: "كن من الله عَلَى حذر"، وعلى خاتم الحسن البصري: "لا إله إلا الله الملك الحق المبين" وقد تقدم.

وعلى خاتم النخعي: "نحن بالله وله". وعلى خاتم الشعبي: "الله ولي الخلق"، وعلى خاتم طاوس: "أعبد الله مخلصًا"، وعلى خاتم الزهري: "محمد يسأل الله العافية". رواه أبو نعيم في الحلية.

وعلى خاتم هشام بن عروة: "رب زدني علمًا"، وعلى خاتم مالك ابن أنس: "حسبنا الله ونعم الوكيل"، وكان نقش فص خاتم النعمان أبو حنيفة: "قل الخير وإلا فلتسكت (١)، وأبي يوسف: "من عمل برأيه ندم"، ومحمد ابن ( ... ) (٢)، وعلى خاتم الشافعي: "الله ثقة محمد بن إدريس"، وعلى خاتم الربيع بن سليمان: "الله ثقة الربيع بن سليمان".

وكان نقش خاتم أبي مسهر: "أبرمت فقم"، فَإِذَا استثقل أحدًا ختم به علي طينة ثم رماها إِلَيْهِ فيقرأها.

وروى أبو نعيم في "الحلية" من طريق ابن عائشة عن أبيه قال: بلغ عمر ابن عبد العزيز رضي الله عنه أن ابنًا له اشترى فصًا بألف درهم فكتب إِلَيْهِ عمر: عزيمة مني عليك لما بعت الفص الَّذِي اشتريت بألف درهم وتصدقت بثمنه، واشتريت فصًا بدرهم ونقشت عليه "رحم الله امرأً عرف قدره".

وعن الأوزاعي قال: نقش رجل عَلَى خاتم عمر بن عبد العزيز، فحسبه خمس عشرة ليلة، ثم خلى سبيله. ونقش بعض العارفين عَلَى خاتمه: "ولعل طرفك لا يدور وأنت تجمع {للدهور} " (٣)، ونقش بعضهم عَلَى خاتمه "وإن امرأً دنياه أكبر همه لمستمسك منها بحبل غرور".

(كتاب أحكام الخواتيم ص ٦٨٢-٦٨٣ - ابن رجب الحنبلي)

"Adapun cincin para sahabat lainnya, para tabi'in, dan para imam, maka telah diriwayatkan bahwa ukiran cincin Az-Zubair adalah: 'Thiqati bir-Rahman' (Kepercayaanku kepada Sang Maha Pengasih). Ukiran cincin Hudzaifah'Alhamdulillah' (Segala puji bagi Allah). Ukiran cincin Uwais al-Qarni'Kun minallahi 'ala hadzar' (Waspadalah/berhati-hatilah terhadap Allah). Dan pada cincin Al-Hasan al-Bashri'La ilaha illallah al-Malikul Haqqul Mubin' (Tiada Ilahi selain Allah, Penguasa yang Maha Benar lagi Maha Nyata), dan ini telah disebutkan sebelumnya.

Pada cincin An-Nakha'i'Nahnu billahi wa lahu' (Kita milik Allah dan bersama Allah). Pada cincin Asy-Sya'bi'Allahu waliyyul khalq' (Allah adalah pelindung makhluk). Pada cincin Thawus'A'budullaha mukhlishan' (Aku menyembah Allah dengan ikhlas). Pada cincin Az-Zuhri'Muhammadun yas'alullaha al-'afiyah' (Muhammad memohon keselamatan kepada Allah). Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam al-Hilyah.

Pada cincin Hisyam bin Urwah'Rabbi zidni 'ilman' (Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku). Pada cincin Malik bin Anas'Hasbunallahu wa ni'mal wakil' (Cukuplah Allah bagi kami dan Dia adalah sebaik-baik pelindung). Ukiran mata cincin An-Nu'man Abu Hanifah adalah: 'Qul al-khaira wa illa faltaskut' (Katakanlah yang baik atau diamlah). Ukiran cincin Abu Yusuf'Man 'amila bira'yihi nadima' (Siapa yang bertindak hanya berdasarkan pendapatnya sendiri, ia akan menyesal). Ukiran Muhammad bin (Asy-Syaibani)... Pada cincin Asy-Syafi'i'Allahu thiqatu Muhammad bin Idris' (Allah adalah kepercayaan Muhammad bin Idris). Pada cincin Ar-Rabi' bin Sulaiman'Allahu thiqatu Ar-Rabi' bin Sulaiman'.

Adapun ukiran cincin Abu Mushir adalah: 'Abramta faqum' (Engkau sudah membosankan/mengganggu, maka berdirilah/pergilah). Jika ia merasa berat (terganggu) dengan kehadiran seseorang, ia akan mengecapkan cincin itu pada segumpal tanah liat lalu melemparkannya kepada orang tersebut, sehingga orang itu membacanya (dan segera pergi).

Abu Nu'aim meriwayatkan dalam al-Hilyah melalui jalur Ibnu Aisyah dari ayahnya, ia berkata: Sampai kabar kepada Umar bin Abdul Aziz r.a. bahwa salah seorang putranya membeli mata cincin seharga seribu dirham. Maka Umar menulis surat kepadanya: 'Aku perintahkan dengan tegas kepadamu agar engkau menjual mata cincin seharga seribu dirham itu dan menyedekahkan uangnya, lalu belilah mata cincin seharga satu dirham dan ukirlah di atasnya: 'Rahimallahu amra'an 'arafa qadrah' (Semoga Allah merahmati seseorang yang mengetahui kadar/kemampuan dirinya).'

Dari Al-Auza'i, ia berkata: Seseorang mengukir (sesuatu yang tidak pantas) pada cincin Umar bin Abdul Aziz, maka Umar menahannya selama lima belas malam, kemudian melepaskannya. Sebagian orang arif (ahli makrifat) mengukir pada cincinnya: 'Mungkin saja matamu tak lagi berkedip, sementara engkau sibuk mengumpulkan harta untuk masa depan (zaman)'. Dan sebagian lagi mengukir pada cincinnya: 'Sungguh, seseorang yang dunianya menjadi obsesi terbesarnya, berarti ia sedang berpegang pada tali tipu daya'."

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nabi ﷺ dan Para Salafush-Sholih Biasa Memakai Cincin Yang Berukir Tulisan

Nabi ﷺ dan Para Salafush-Sholih Biasa Memakai Cincin Yang Berukir Tulisan 🔸 D ari Anas bin Malik  radhiyallahu ‘anhu , beliau menceritakan...