Jumat, 18 Oktober 2024

Mendoakan Dan Memintakan Ampunan Untuk Orang Mukmin



Mendoakan Dan Memintakan Ampunan Untuk Orang Mukmin



فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ ۝١٩

Ketahuilah (Nabi Muhammad) bahwa tidak ada Ilah (yang berhaq disembah) selain Allah serta mohonlah ampunan atas dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah mengetahui tempat kegiatan dan tempat istirahatmu." (QS. Muhammad : 19)

وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ۝١٠

Orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) berdoa, “Ya Rabb kami, ampunilah kami serta saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”  (QS. Al-Hasyr : 10)

رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ ۝٤١

"Ya Rabb kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).” (QS. Ibrahim : 41)
 

Kamis, 17 Oktober 2024

Mengamalkan Ilmu Bisa Menjadi Sebab Allah Menambah Ilmu


 


Mengamalkan Ilmu Bisa Menjadi Sebab Allah Menambah Ilmu


وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۝٢٨٢

".... Dan bertakwalah kepada Allah, (niscaya) Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah : 282)

     Disebutkan kalam ulama salaf (sebagian kalangan menganggapnya hadist) :  

مَنْ عَمِلَ بِما عَلِمَ أَوْرَثَهُ الله عِلْمُ ما لَمْ يَعْلَمْ ومن لم يعمل بما علم أوشك الله أن يسلبه ما علم

“Barangsiapa yang mengamalkan ilmunya maka Allah Ta’ala akan menganugerahkan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya dan barangsiapa yang tidak mengamalkan ilmunya maka dikhawatirkan Allah Ta’ala akan menghapus semua ilmunya.” (Hadist ini disebutkan oleh al-Ghazali di dalam Ihya Ulum ad- Din (1/160 ), dan Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah ( 10/14-15. Hadist ini didhoifkan oleh asy-Syaukani dalam al-Majmu’ah fi al-Ahadits al-Maudhu’ah, 258, dan al-Albani di dalam adh-Dhai’fah, 422 )

قال عبد الواحد بن زيد رحمه الله تعالى : مَن عمِل بما علِم فتح الله له ما لا يعلم (حلية الأولياء : ٦/١٦٣)

‘Abdul Wahid bin Zaid berkata : “Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari, maka Allah akan membuka untuknya hal yang sebelumnya ia tidak tahu.” (lihat Hilyatul Auliya’, 6 : 163).

Minggu, 13 Oktober 2024

Jagalah Ibadah Kalian Walau Di Saat Harga Kebutuhan Naik



 

Jagalah Ibadah Kalian Walau Di Saat Harga Kebutuhan Naik

Jangan Resah Atau Mengeluh, Karena Allah Telah Menjamin Rizqi Kalian

     Fenomena kenaikan harga barang pernah terjadi pada zaman Nabi ﷺ, sehingga para Shahabat radhiyaallahu 'anhum mengadu.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه مرفوعاً: قال الناسُ: يا رسولَ الله، غَلَا السِّعْرُ فسَعِّرْ لنا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «إنَّ اللهَ هو المُسَعِّر القابضُ الباسطُ الرازقُ، وإني لأرجو أن ألقى اللهَ وليس أحدٌ منكم يُطالِبُني بمظلمةٍ في دمٍ ولا مالٍ». (صحيح - رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وأحمد)

Dari Anas bin Malik radhiyaallāhu 'anhu- secara marfū', Orang-orang berkata, "Wahai Rasulullah, harga-harga menjadi mahal. Tetapkanlah harga untuk kami?" Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah yang berhak menetapkan harga (menaikkan dan menurunkan harga), Dia-lah yang membatasi dan melapangkan rizqi. Sungguh aku berharap dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kalian yang menuntutku soal kezhaliman dalam darah (nyawa) dan harta.” (Hadits shahih. Diriwayatkan Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Mājah dan Ahmad)

قيل لأبي حازم سلمة بن دينار رحمه الله : « يَا أَبَا حَازِمٍ أَمَا تَرَى قَدْ غَلَا السِّعْرُ، فَقَالَ: وَمَا يَغُمُّكُمْ مِنْ ذَلِكَ؟ إِنَّ الَّذِي يَرْزُقُنَا فِي الرُّخْصِ هُوَ الَّذِي يَرْزُقُنَا فِي الْغَلَاءِ » حلية الأولياء لأبي نعيم (3/239).

Dikatakan kepada Abu Hazim rahimahullah : “Wahai Abu Hazim, tidakkah engkau mengetahui bahwa harga barang naik?” Beliau pun berkata : “Lantas apa yang membuat kalian resah dengan lonjakan harga tersebut?! Sesungguhnya Dzat yang memberi rizqi kepada kita di saat harga murah, Dia pula yang akan memberi rizqi kepada kita di saat harga mahal.” (lihat Hilyatul Auliya’)

     Diriwayatkan bahwa dahulu ada seorang salaf yang berkata:

والله لا أبالي ولو أصبحت حبة الشعير بدينار! عليَّ أن أعبده كما أمرني، وعليه أن يرزقني كما وعدني

“Demi Allah, aku tidak peduli dengan kenaikan harga barang, walaupun harga sebiji gandum adalah 1 dinar (4,25 gr emas). Kewajibanku adalah berbibadah kepada Allah sesuai yang ia perintahkan, dan Dia pasti akan memberikan rezekiku sebagaimana yang telah Dia janjikan.”

     Ini sesuai dengan firman Allah ﷻ:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ. مَآ أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ. إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan yang Sangat Kokoh.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56–58).

Kamis, 10 Oktober 2024

Hukum Mendoakan Keburukan Terhadap Orang Lain



 

Hukum Mendoakan Keburukan Terhadap Orang Lain

     Ajaran Islam itu wasath dan adil. Berada diantara 2 kubu yang ekstrim. Kubu 1 mengharamkan berdoa keburukan secara mutlaq, sedang kubu 2 menghalalkan dan membolehkan berdoa keburukan secara mutlak (termasuk kepada orang yang tidak berbuat zhalim). Kedua kubu tersebut sama-sama tidak berpegang dalil shahih.

     Hukum asal mendoakan keburukan orang lain itu haram. Namun ada pengecualian jika itu merupakan balasan atas kezholiman, sehingga kita dibolehkan mendoakan keburukan atas orang yang zholim dan enggan taubat. Ini termasuk kesempurnaan ajaran Islam dan sesuai dengan fitrah manusia minta keadilan Allah. Sebagian para nabi dan rasul pun juga mendoakan keburukan terhadap orang yang zholim.

     Allah Ta'ala berkalam :

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

“Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya (terdzolimi), dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS An-Nisa 148)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: {لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ} يَقُولُ: لَا يُحِبُّ اللَّهُ أَنْ يَدْعُوَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَظْلُومًا، فَإِنَّهُ قَدْ أُرْخِصَ لَهُ أَنْ يَدْعُوَ عَلَى مَنْ ظَلَمَهُ، وَذَلِكَ قَوْلُهُ: {إِلا مَنْ ظُلِمَ} وَإِنْ صَبَرَ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ

     Ibnu Abbas rodhiallahu ‘anhu menjelaskan makna ayat; “Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan)” bahwa Allah tidak menyukai doa buruk seseorang atas orang lain, kecuali bagi yang terdzolimi. Sejatinya orang yang terdzolimi telah diberi keringanan (sehingga boleh) mendoakan keburukan orang yang telah mendzoliminya. Adapun lafal; “kecuali oleh orang yang dianiaya (terdzolimi)” jika ia bersabar maka itu lebih baik baginya. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/442)

وَقَالَ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ: لَا يَدْعُ عَلَيْهِ، وَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَيْهِ، وَاسْتَخْرِجْ حَقِّي مِنْهُ. وَفِي رِوَايَةٍ عَنْهُ قَالَ: قَدْ أُرْخِصَ لَهُ أَنْ يَدْعُوَ عَلَى مَنْ ظَلَمَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَعْتَدِيَ عَلَيْهِ.

     Hasan Al-Bashri rohimahulloh mengatakan; Jangan mendoakan (keburukan) padanya (orang yang mendzolimi kita), tapi katakanlah “Yaa Allah tolonglah aku atasnya” atau “Keluarkan hak ku darinya”. Dalam riwayat lain disebutkan, telah diberi keringanan (dibolehkan) untuk mendoakan keburukan pada orang yang mendzoliminya selama tidak melampaui batas (tidak berlebihan). (Tafsir Ibnu Katsir 2/443).

    Nabi Musa berdoa untuk kebinasaan Fir’aun dan bala tentaranya dengan diaminkan oleh Nabi Harun. Kemudian Allah kabulkan doa keduanya setelah 40 tahun. Ya, Fir’aun binasa setelah 40 tahun.

وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آَتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا

Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih." Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua".” (QS. Yunus: 88-89)

      Nabi Muhammad dan para Shahabat radhiyaallahu 'anhum juga pernah mendoakan keburukan terhadap orang zholim. Bahkan para malaikat pun melaknat atas idzin Allah. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al Baqarah ayat 161 :

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

"Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir, mereka itulah yang mendapat laknat Allah, para malaikat, dan manusia ajma'in."


Jumat, 04 Oktober 2024

Pertemanan Itu Tidak Bisa Dipaksakan, Tapi Bisa Dilupakan Dengan Menjauhi


 


Pertemanan Itu Tidak Bisa Dipaksakan, Tapi Bisa Dilupakan Dengan Menjauhi


✍🏼  Rasulullah bersabda :

الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang dihimpun dalam kesatuan. Jika saling mengenal di antara mereka maka akan bersatu. Dan yang saling merasa asing di antara mereka maka akan berpisah.” (HR. Muslim)

✍🏼  Al-Khoththobi rahimahullah berkata :

على معنى التشاكل في الخير والشر والصلاح والفساد، وأن الخير من الناس يحن إلى شكله والشرير نظير ذلك يميل إلى نظيره، فتعارف الأرواح يقع بحسب الطباع التي جُبلت عليها من خير وشر، فإذا اتفقت تعارفت، وإذا اختلفت تناكرت

“Bisa jadi bermakna isyarat atas kesamaan dalam hal kebaikan dan kejelekan serta perbaikan dan kerusakan. dan bahwasanya manusia yang baik akan rindu kepada jenisnya (yang baik pula), sedangkan yang jelek dan semisal itu maka akan condong kepada yang sejenisnya pula. Para ruh akan saling mengenal, sehingga akan hinggap sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan di atasnya dari kebaikannya maupun kejelekannya, maka apabila telah cocok maka akan saling mengenal, dan apabila berbeda maka akan saling mengingkari.” (lihat Al-Fath, juz 3, Halaman 199)

✍🏼  Renungkanlah kalam Allah berikut :

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً

“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan syaithan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan : 27-29)

Kamis, 19 September 2024

Fahamilah Perbedaan Khimar Dan Jilbab



 



Fahamilah Perbedaan Khimar Dan Jilbab


Ayat tentang "Khimar" di Surah An-Nur : 31

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan "khimar" ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."

Ayat tentang "Jilbab" di Surah Al Ahzab : 59

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

"Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

✍🏻  Khimar (kerudung sedada) fungsinya untuk menutup aurat wanita. Yang terbaik berwarna putih. Bisa dipakai untuk pakaian sholat di rumah atau untuk pakaian keseharian di dalam rumah agar malaikat rahmat mau masuk ke dalam rumah.

✍🏻  Jilbab untuk menutup seluruh tubuh dan perhiasan wanita (termasuk menutupi khimar dan baju yang dipakai wanita). Disunnahkan berwarna gelap atau tidak menarik sebagaimana fungsinya untuk menutupi perhiasan wanita. Jilbab diwajibkan bagi wanita merdeka. Dan tidak diwajibkan bagi wanita merdeka yang sudah tua dan budak wanita, kecuali jika dikhawatirkan bisa menimbulkan fitnah yang bermadhorot. Wa Allahu a'lam.

Bukti Diriku Tidak Ikut Pemilu

 Bukti Diriku Tidak Ikut Pemilu




"Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah

  "Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah Hukumi Manusia Dengan Hujjah Dan Burhan Sesuai Z...