Lebih Utama Mana Orang "Kaya" Yang Bersyukur atau Orang "Faqir" Yang Sabar ?
Keutamaan di antara orang kaya dan orang miskin tidak kembali pada miskin atau pun kayanya. Namun itu semua kembali pada amalan, keadaan, dan hakikatnya. Keutamaan di antara keduanya di sisi Allah dilihat dari ketakwan, hakikat iman, bukan dilihat dari miskin atau kayanya. Karena Allah Ta’ala berkalam :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13). Dalam ayat ini, Allah tidak mengatakan bahwa yang paling mulia adalah yang paling kaya di antara kalian atau yang paling miskin di antara kalian.”
Keutamaan Orang "Miskin" Yang Sabar dan Bersyukur
(1) Para rasul Ulul-'Azmi (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad) termasuk al-masakin yang sabar dan bersyukur lebih utama daripada nabi Dawud dan Sulaiman yang kaya bersyukur,
(2) Para pengikut nabi mayoritas bukan orang kaya,
(3) para Shahabat Nabi mayoritas fuqoro' dan miskin,
(4) Nabi berdoa berharap "miskin" serta berlindung dari keburukan "ghina" (kekayaan) dan "faqr" (kefaqiran),
(5) Para fuqoro' (termasukbirang miskin) masuk Surga lebih dulu daripada orang kaya yaitu setengah hari yang kadarnya 500 tahun,
(6) Mayoritas penghuni Surga itu fuqoro' (termasuk orang miskin),
(7) Allah Maha Adil, jika sama-sama derajat taqwa insya Allah orang yang sedikit harta di dunia maka di akhirat akan diberi kenikmatan lebih banyak daripada orang yang di dunia telah diberi kenikmatan banyak.
Kalam Syaikhul Islam Rahimahullah Terkait Lebih Utama Mana Orang "Faqir" Yang Sabar atau Orang "Kaya" Yang Bersyukur ?
قال شيخ الإسلام رحمه الله : "وفي المسألة " قول ثالث " وهو الصواب أنه ليس هذا أفضل من هذا مطلقا ولا هذا أفضل من هذا مطلقا بل أفضلهما أتقاهما . كما قال تعالى { إن أكرمكم عند الله أتقاكم } وقال عمر بن الخطاب : الغنى والفقر مطيتان لا أبالي أيتهما ركبت .
....وقد قال تعالى : { إن يكن غنيا أو فقيرا فالله أولى بهما }
(مجموع الفتاوى ابن تيمية ١١\١٢٣ - أحمد بن عبد الحليم بن تيمية الحراني)
✍🏼 Syaikhul Islam rahimahullah berkata : “Dalam masalah ini ada 'pendapat ketiga', yaitu pendapat yang benar : Ini (orang faqir yang sabar) tidak mutlak lebih baik dari ini (orang kaya yang bersyukur), dan tidak pula ini (orang kaya yang bersyukur) mutlak lebih baik dari ini (orang faqir yang sabar). Yang terbaik di antara keduanya adalah yang paling bertakwa di antara mereka. Sebagaimana kalam Allah Ta'ala : { إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ } {Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kamu.}
Dan Umar Ibn al-Khaththab berkata : "Kekayaan dan kemiskinan adalah dua tunggangan. Saya tidak peduli yang mana yang Anda kendarai."
Allah Ta'ala berkalam : { إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ } "Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemashlahatannya." (QS. An-Nisa' : 135) ...."
📚 lihat Majmu' Al-Fatawa 11/123.