Senin, 30 Desember 2024

Menjaga Muru'ah ( Marwah, Kehormatan, Keperwiraan dan Keluhuran Akhlaq )





Menjaga Muru'ah ( Marwah, Kehormatan, Keperwiraan dan Keluhuran Akhlaq )


قال الماورديّ : "المروءة مراعاة الأحوال إلى أن تكون على أفضلها، حتّى لا يظهر منها قبيح عن قصد، ولا يتوجّه إليها ذمّ باستحقاق" (أدب الدنيا والدين ص٣٢٥).

✍🏻  Imam Al-Mawardi berkata : "Muru'ah adalah menjaga tingkah laku hingga tetap berada pada keadaan yang paling utama, supaya tidak melahirkan keburukan secara sengaja dan tidak berhak mendapat cacian." (lihat Adab Ad-Dunya wad-Din)

قال الإمام الشافعي رحمه الله : لو أعلم أن الماء البارد ينقص مروءتي ما شربته . ( سير أعلام النبلاء ٨٩/١٠)

✍🏻  Imam Asy Syafii  رحمه الله berkata : "Kalau seandainya aku tahu bahwa air yang dingin itu mengurangi muru'ah-ku maka aku tidak meminumnya ."

📚  lihat Siyar A'lam An-Nubala' (10/89)

Minggu, 29 Desember 2024

Mutaba'ah ( Mengikuti ) Rosul ﷺ dan Ikhlash sebagai Syarat Diterima Amalan


 

Mutaba'ah ( Mengikuti ) Rosul ﷺ dan Ikhlash sebagai Syarat Diterima Amalan


الإمام ابن القيم رحمه الله : فإن الله سبحانه وتعالى أبى أن يقبل من عبده عملا ، أو يرضى به ، حتى يكون على متابعة رسوله صلى الله عليه وسلم ، خالصا لوجهه سبحانه .
( مدارج السالكين بين منازل إياك نعبد وإياك نستعين ٢\٢٧١ - ابن قيم الجوزية )

✍️ Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menolak untuk menerima suatu amalan dari hamba-Nya atau Allah meridhai amalan tersebut hingga amalan tersebut berada di atas pondasi mutaba'ah (mengikuti) Rasulullah dan ikhlash hanya mengharap wajah Allah."

📚  lihat Madarijus-Salikin, jilid 2 (hlm. 271).

Kamis, 26 Desember 2024

Lebih Utama Mana Orang "Kaya" Yang Bersyukur atau Orang "Faqir" Yang Sabar ?

 



Lebih Utama Mana Orang "Kaya" Yang Bersyukur atau Orang "Faqir" Yang Sabar ?

     Keutamaan di antara orang kaya dan orang miskin tidak kembali pada miskin atau pun kayanya. Namun itu semua kembali pada amalan, keadaan, dan hakikatnya. Keutamaan di antara keduanya di sisi Allah dilihat dari ketakwan, hakikat iman, bukan dilihat dari miskin atau kayanya. Karena Allah Ta’ala berkalam :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13). Dalam ayat ini, Allah tidak mengatakan bahwa yang paling mulia adalah yang paling kaya di antara kalian atau yang paling miskin di antara kalian.”

Keutamaan Orang "Miskin" Yang Sabar dan Bersyukur

(1) Para rasul Ulul-'Azmi (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad) termasuk al-masakin yang sabar dan bersyukur lebih utama daripada nabi Dawud dan Sulaiman yang kaya bersyukur,
(2) Para pengikut nabi mayoritas bukan orang kaya,
(3) para Shahabat Nabi mayoritas fuqoro' dan miskin,
(4) Nabi berdoa berharap "miskin" serta berlindung dari keburukan "ghina" (kekayaan) dan "faqr" (kefaqiran),
(5) Para fuqoro' (termasukbirang miskin) masuk Surga lebih dulu daripada orang kaya yaitu setengah hari yang kadarnya 500 tahun,
(6) Mayoritas penghuni Surga itu fuqoro' (termasuk orang miskin),
(7) Allah Maha Adil, jika sama-sama derajat taqwa insya Allah orang yang sedikit harta di dunia maka di akhirat akan diberi kenikmatan lebih banyak daripada orang yang di dunia telah diberi kenikmatan banyak.


Kalam Syaikhul Islam Rahimahullah Terkait Lebih Utama Mana Orang "Faqir" Yang Sabar atau Orang "Kaya" Yang Bersyukur ?

قال شيخ الإسلام رحمه الله : "وفي المسألة " قول ثالث " وهو الصواب أنه ليس هذا أفضل من هذا مطلقا ولا هذا أفضل من هذا مطلقا بل أفضلهما أتقاهما . كما قال تعالى { إن أكرمكم عند الله أتقاكم } وقال عمر بن الخطاب : الغنى والفقر مطيتان لا أبالي أيتهما ركبت .
  ....وقد قال تعالى : { إن يكن غنيا أو فقيرا فالله أولى بهما }
(مجموع الفتاوى ابن تيمية ١١\١٢٣ - أحمد بن عبد الحليم بن تيمية الحراني)

✍🏼  Syaikhul Islam rahimahullah berkata : “Dalam masalah ini ada 'pendapat ketiga', yaitu pendapat yang benar : Ini (orang faqir yang sabar) tidak mutlak lebih baik dari ini (orang kaya yang bersyukur), dan tidak pula ini (orang kaya yang bersyukur) mutlak lebih baik dari ini (orang faqir yang sabar). Yang terbaik di antara keduanya adalah yang paling bertakwa di antara mereka. Sebagaimana kalam Allah Ta'ala : { إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ } {Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kamu.}
Dan Umar Ibn al-Khaththab berkata : "Kekayaan dan kemiskinan adalah dua tunggangan. Saya tidak peduli yang mana yang Anda kendarai."
Allah Ta'ala berkalam : { إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ } "Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemashlahatannya." (QS. An-Nisa' : 135) ...."

📚  lihat Majmu' Al-Fatawa 11/123.


Rabu, 25 Desember 2024

Hubungan Antara Ketaqwaan dan Rizqi Yang Diberikan Allah Ta’ala




Hubungan Antara Ketaqwaan dan Rizqi Yang Diberikan Allah Ta’ala

Di Antara Hikmah Penjagaan Allah Bagi Orang Yang Bertaqwa

قال شيخ الإسلام رحمه الله : "وَالتَّقِيُّ لَا يُحْرَمُ مَا يَحْتَاجُ إلَيْهِ مِنْ الرِّزْقِ وَإِنَّمَا يُحْمَى مِنْ فُضُولِ الدُّنْيَا رَحْمَةً بِهِ وَإِحْسَانًا إلَيْهِ؛ فَإِنَّ تَوْسِيعَ الرِّزْقِ قَدْ يَكُونُ مَضَرَّةً عَلَى صَاحِبِهِ وَتَقْدِيرَهُ يَكُونُ رَحْمَةً لِصَاحِبِهِ. قَالَ تَعَالَى: {فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ} {وَأَمَّا إذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ} {كُلًّا} أَيْ: لَيْسَ الْأَمْرُ كَذَلِكَ فَلَيْسَ كُلُّ مَنْ وُسِّعَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ يَكُونُ مُكْرَمًا وَلَا كُلُّ مَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ يَكُونُ مُهَانًا؛ بَلْ قَدْ يُوَسَّعُ عَلَيْهِ رِزْقُهُ إمْلَاءً وَاسْتِدْرَاجًا وَقَدْ يُقَدَّرُ عَلَيْهِ رِزْقُهُ حِمَايَةً وَصِيَانَةً لَهُ وَضِيقُ الرِّزْقِ عَلَى عَبْدٍ مِنْ أَهْلِ الدِّينِ "
مجموع الفتاوى (٥٣/١٦)

“Orang yang bertaqwa tidak akan dihalangi mendapat rizqi yang dibutuhkan. Namun, dia akan dijaga dari nikmat dunia yang berlebih sebagai bentuk rahmat dan kebaikan Allah kepadanya. Sebab, rizqi yang berlebih adakalanya membahayakan pemiliknya. Sebaliknya, rizqi yang dibatasi adakalanya menjadi rahmat bagi pemiliknya. Allah Ta'ala berkalam :

{فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ} {وَأَمَّا إذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ} {كُلًّا}

15. Maka adapun manusia, apabila Robb-nya mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan (kesenangan), maka dia berkata, “Robb-ku telah memuliakanku.”
16. Namun apabila Robb-nya mengujinya lalu membatasi rizqi-nya, maka dia berkata, “Rabb-ku telah menghinaku.”
17. Sekali-kali tidak (demikian)! .... (QS. Al Fajr: 15-17)

Maksudnya, tidak demikian halnya dengan orang yang rizqi-nya dilapangkan menjadikan mulia, tidak pula setiap orang yang rizqi-nya dibatasi menjadikan hina. Namun, rizqi-nya dapat diperluas kepadanya sebagai penangguhan dan istidroj, dan kadang rizqi-nya dibatasi untuk himayah (penjagaan, perlindungan) dan shiyanah (penjagaan diri, pemeliharaan) baginya, seperti halnya rizqi yang dibatasi bagi seorang hamba dari ahli agama."

📚  lihat Majmu' Al-Fatawa 16/53.

Senin, 23 Desember 2024

Takaran 1 Sho' Itu Beratnya Berapa ?







Takaran 1 Sho' Itu Beratnya Berapa ?


فالصاع النبوي يساوي أربعة أمداد، والمد يساوي ملء اليدين المعتدلتين، وأما بالنسبة لتقديره بالوزن فهو يختلف باختلاف نوع الطعام المكيل، ومن هنا اختلفوا في حسابه بالكيلو جرام، فمنهم من قدره بـ 2040 جراما، ومنهم من قدره بـ2176 جراما، ومنهم من قدره بـ2751 جراما.. وقدرته اللجنة الدائمة للإفتاء بالسعودية بما يساوي ثلاثة كيلو جرام تقريبا. والله أعلم.

     Sho' Nabi itu sama dengan empat mudd, dan satu mudd itu sama dengan cakupan penuh dua tangan yang sedang. Adapun perkiraan beratnya, berbeda-beda menurut jenis makanan yang diukur, dan dari sini mereka berbeda dalam menghitungnya dalam kilogram. . Ada yang memperkirakan 2.040 gram, ada pula yang memperkirakan 2.176 gram, dan ada pula yang memperkirakan 2.751 gram. Dan Lajnah Daimah Lil Ifta (Lembaga Fatwa di Arab Saudi) memperkirakan beratnya kurang lebih 3 kilogram. Wa Allahu a'lam.


Kesimpulan


      Dari sini bisa disimpulkan bahwa takaran 1 sho' jika ditimbang memiliki berat yang berbeda. Tergantung jenis bahan makanan dan massa jenis yang dimilikinya. Untuk kurma saja beda jenisnya, beratnya bisa tidak sama meski ditakar sama-sama 1 sho'. 1 Sho' jika ditimbang beratnya antara 1 kg - 3 kg. Bahkan menurut pendapat madzhab ada yang lebih dari 3 kg. Sehingga yang paling tepat untuk zakar itu ditakar dan bukan ditimbang. Wa Allahu a'lam.


Minggu, 22 Desember 2024

Hajr ( Mendiamkan ) Seorang Mukmin Selama Setahun Itu Seperti Membunuhnya


 


Hajr ( Mendiamkan ) Seorang Mukmin Selama Setahun Itu Seperti Membunuhnya

    

4915 حدثنا ابن السرح حدثنا ابن وهب عن حيوة عن أبي عثمان الوليد بن أبي الوليد عن عمران بن أبي أنس عن أبي خراش السلمي أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول من هجر أخاه سنة فهو كسفك دمه. (سنن أبي داود)

     Orang yang hajr (mendiamkan/memboikot/satru) saudaranya tanpa alasan yang benar (bukan karena sebab agama) selama setahun, maka dosanya seperti menumpahkan darahnya. Dari Abu Khirasy As-Sulami radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,

مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ

“Siapa yang hajr (mendiamkan/memboikot/satru) saudaranya setahun, dia seperti menumpahkan darahnya.” (HR. Ahmad 17935, Abu Daud 4915. Hadits shahih).

Jumat, 20 Desember 2024

Di Antara Tanda Allah Mencintai Seorang Hamba Melindungi Dari Jerat Nikmat Dunia


 


Di Antara Tanda Allah Mencintai Seorang Hamba Melindungi Dari Jerat Nikmat Dunia


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "إذا أحبَّ اللَّهُ عَبدًا حماهُ الدُّنيا كَما يظلُّ أحدُكُم يَحمي سَقيمَهُ الماءَ."
الراوي : قتادة بن النعمان - المحدث : الألباني - المصدر : صحيح الترمذي - الصفحة أو الرقم: 2036 - خلاصة حكم المحدث : صحيح

✍🏼  Dari Qatadah bin An-Nu'man radhiallahu'anhu, bahwa Nabi bersabda :

إذا أحبَّ اللَّهُ عَبدًا حماهُ الدُّنيا كَما يظلُّ أحدُكُم يَحمي سَقيمَهُ الماءَ

"Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan melindunginya dari jeratan kenikmatan dunia. Sebagaimana seseorang yang menjaga saudaranya yang sakit agar tidak terkena air."

📚 HR. At-Tirmidzi no. 2036. At-Tirmidzi berkata: "hasan gharib", dishahihkan A-Albani dalam Shahih At Tirmidzi.

Bisa Jadi Engkau Membenci Sesuatu Padahal Itu Baik Bagi Dirimu





Bisa Jadi Engkau Membenci Sesuatu Padahal Itu Baik Bagi Dirimu


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ۝٢١٦


     Allah Ta'ala berkalam :

.... وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ۝٢١٦

216. .... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqoroh : 216).

     Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya berkata :

وَهَذَا عَامٌّ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا، قَدْ يُحِبّ المرءُ شَيْئًا، وَلَيْسَ لَهُ فِيهِ خِيَرَةٌ وَلَا مَصْلَحَةٌ

"Hal ini bersifat umum mencakup semua perkara. Adakalanya seseorang mencintai sesuatu, sedangkan padanya tidak ada kebaikan atau suatu maslahat pun baginya."

      Ibnu Katsir menyatakan lagi dalam kitab tafsirnya,

ثُمَّ قَالَ تَعَالَى: ﴿وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ﴾ أَيْ: هُوَ أَعْلَمُ بِعَوَاقِبِ الْأُمُورِ مِنْكُمْ، وأخبَرُ بِمَا فِيهِ صَلَاحُكُمْ فِي دُنْيَاكُمْ وَأُخْرَاكُمْ؛ فَاسْتَجِيبُوا لَهُ، وَانْقَادُوا لِأَمْرِهِ، لَعَلَّكُمْ تَرْشُدُونَ.

"Kemudian Allah berkalam : {وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ} Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui. (Al-Baqarah: 216) Artinya, Allah lebih mengetahui tentang akibat dari semua perkara daripada kalian, dan lebih melihat tentang hal-hal yang di dalamnya terkandung kemaslahatan dunia dan akhirat bagi kalian. Maka perkenankanlah seruan-Nya dan taatilah perintah-Nya, mudah-mudahan kalian mendapat petunjuk."

Kamis, 19 Desember 2024

Cintai Dan Terimalah Nasihat Dari Saudaramu Yang Mengingatkanmu..


 


Cintai Dan Terimalah Nasihat Dari Saudaramu Yang Mengingatkanmu..


قال نجم الدين ابن قدامة المقدسي ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : "وقد كان السلف يحبون من ينبههم على عيوبهم، ونحن الآن في الغالب أبغض الناس إلينا من يعرفنا عيوبنا." (كتاب مختصر منهاج القاصدين ص ١٥٧ - نجم الدين، أبو العباس، أحمد بن عبد الرحمن بن قدامة المقدسي ت ٦٨٩هـ)

✍🏼  Ibnu Qudamah Al Maqdisi رحمه الله berkata :

قَد كَان السَّلفُ يُحِبّونَ مَن يُنبّههُمْ عَلى عُيوبهِمْ، وَنحنُ الآنَ فِي الغَالِب أَبغضُ النَّاس إليْنَا مَن يُعرّفنَا عُيوْبنَا

“Dahulu kaum Salaf mencintai orang-orang yang mengingatkan kesalahan mereka, sedangkan kita sekarang kebanyakan sangat membenci orang yang menjelaskan kesalahan-kesalahan kita.”
📖  lihat Mukhtashar Minhajul Qashidin hlm. 157

Senin, 16 Desember 2024

Keutamaan Al-Hilm (Menahan Diri Dari Amarah) Dan Sabar





Keutamaan Al-Hilm (Menahan Diri Dari Amarah) Dan Sabar


قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله : ".... درجة الحلم والصبر على الأذى والعفو عن الظلم أفضل أخلاق أهل الدنيا والآخرة يبلغ الرجل بها ما لا يبلغه بالصيام والقيام قال تعالى: {وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} وقال تعالى: {وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّه} وقال تعالى: {إِنْ تُبْدُوا خَيْراً أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوّاً قَدِيراً} وقال: {وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِين}" ( كتاب الصارم المسلول على شاتم الرسول ص ٢٣٤ - ابن تيمية )

✍🏼  Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah rahimahullah berkata:
".... Derajat al-hilm (menahan marah) dan orang yang bersabar atas gangguan (segala tuduhan keji, disakiti) serta memaafkan atas perlakuan zhalim terhadapnya, merupakan derajat akhlaq paling utama penduduk dunia dan penduduk akhirat, yang dengannya seseorang mencapai apa yang tidak dapat dicapai dengan puasa dan qiyamul lail.
Allah Ta'ala berkalam (QS. Ali Imron : 144 yang artinya) : {dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.}.
Dan Allah Ta'ala berkalam (QS. Asy-Syuro : 40 yang artinya) : {Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.}
Dan Allah Ta'ala berkalam (QS. An-Nisa' : 149 yang artinya) : {Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.}
Dan Allah Ta'ala berkalam (QS. An Nahl : 126 yang artinya) : {Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.}"

📚  lihat kitab As-Sarim al-Maslul Ibnu Taimiyyah hal 234.





Larangan Isyrof ( Berbuat Berlebihan/Boros ) Dalam Makanan, Minuman Dan Pakaian




Larangan Isyrof ( Berbuat Berlebihan/Boros ) Dalam Makanan, Minuman Dan Pakaian


وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا ۝٦٧

67. Dan (termasuk hamba-hamba Ar-Rohman) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar, " (QS. Al-Furqon : 67)

 يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ۝٣١

31. Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A'rof : 31)

عن عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جدِّه رضي الله عنهما؛ أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم قال: كُلُوا، وتصدَّقوا، والبسوا، في غير إسرافٍ ولا مَخِيلَةٍ

Dari Amr bin Syu’aib daru bapaknya dari kakeknya  Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi bersabda, “Makan dan bershodaqohlah dan pakailah pakaian tanpa berlebihan dan sombong”. (HR. An-Nasa’i: 5/79 no: 558 diriwayatkan oleh Al-Bukhari secara ta’liq pasti: 4/53)


Mencukupkan Diri Dengan 1 Sho'/hari Untuk Kebutuhan Hidup, Agar Tidak Termasuk Isyrof


Jika 1 sho' senilai sekitar Rp 30.000, maka untuk kebutuhan hidup selama sebulan Rp 900.000,-/orang. Dan realitanya ada seorang 'abdi Allah yang kebutuhan hidupnya insya Allah cukup sepertiga atau setengahnya saja. Sehingga jatah 1 orang bisa cukup untuk 2 orang.

Jumat, 13 Desember 2024

Semoga Allah Menjadikan Kita Termasuk Orang-orang Yang Menghidupkan As-Sunnah


 

Semoga Allah Menjadikan Kita Termasuk Orang-orang Yang Menghidupkan As-Sunnah

قال محمد بن الحسين :
جعلنا الله وإياكم ممن تحيا بهم السنن ، وتموت بهم البدع ، وتقوى بهم قلوب أهل الحق ، وتنقمع بهم [ نفوس ] أهل الأهواء ، بمنه وكرمه.
.( كتاب الشريعة الآجري ص ١\٢٧٤  - أبو بكر محمد بن الحسين الآجري )

✍🏼  Imam Abu Bakr Muhammad Al-Aajurry rahimahullah berkata :

جَعَلَنَا اللهُ وإيَّاكُم مِمَّن تَحيَا بهِمُ السُّنَنُ وتَمُوتُ بهِمُ البِدَعُ وتَقوَى بهِم قُلُوبُ أهلِ الحَقِّ وتَنقَمِعُ بهِم نُفُوسُ أهلِ الأهوَاءِ بمَنِّهِ وكَرَمِهِ

"Semoga Allah menjadikan kami dan kalian termasuk orang-orang yang dengan sebabnya menghidupkan As-Sunnah,
dngan sebabnya mematikan bid'ah, dengan sebabnya menjadikan semakin kuat (kokoh) hati-hati para ahlul-haqq, dan akan tunduk hati-hati ahlul-ahwa' (pengikut hawa nafsu/ahlul-bid'ah). Dengan karunia-Nya dan kemurahan-Nya."

📚  lihat Kitab Asy-Syarii'ah  (1/274)

Rabu, 11 Desember 2024

Taqwa Dan Tawakkal Tidak Akan Mengkhianati Hasil


 

Taqwa Dan Tawakkal Tidak Akan Mengkhianati Hasil


     Karena Allah Ta'ala berkalam :

.... وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ ۝٢ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ۝٣

"2 .... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,
3. dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."

📖  QS. Ath-Tholaq : 2-3

Ahlus-Sunnah Adalah Sebaik-baik Manusia Pilihan Dari Golongan Kaum Muslimin


 


Ahlus-Sunnah Adalah Sebaik-baik Manusia Pilihan Dari Golongan Kaum Muslimin


قالَ شَيْخُ الإسْلاَمِ ابْنُ تَيْمِيَّةَ  رَحِمَهُ اللهُ  : "وَأَهْلُ السُّنَّةِ يَتَّبِعُونَ الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمُ الَّذِي جَاءَ بِهِ الرَّسُولُ، وَلَا يُكَفِّرُونَ مَنْ خَالَفَهُمْ فِيهِ، بَلْ هُمْ أَعْلَمُ بِالْحَقِّ وَأَرْحَمُ بِالْخَلْقِ، كَمَا وَصَفَ اللَّهُ بِهِ الْمُسْلِمِينَ بِقَوْلِهِ: {كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ} [آلِ عِمْرَانَ ١١٠] . قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: كُنْتُمْ خَيْرَ النَّاسِ لِلنَّاسِ وَأَهْلُ السُّنَّةِ نَقَاوَةُ الْمُسْلِمِينَ، فَهُمْ خَيْرُ النَّاسِ لِلنَّاسِ." ( كتاب منهاج السنة النبوية في نقض كلام الشيعة القدرية ٥\١٥٨ - ابن تيمية )

✍🏼  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah  rohimahullah berkata : "Ahlus-Sunah adalah orang-orang yang mengikuti Al-Haqq (kebenaran) yang datang dari Allah dan dibawa oleh Rosulullah Muhammad ﷺ, Ahlus-Sunnah tidak mengkafirkan orang yang menyelisihi (berbeda pandangan) dengannya, bahkan Ahlus-Sunnah adalah golongan yang paling mengetahui al-haqq (kebenaraan) dan paling besar kasih sayangnya dengan sesama makhluq (manusia) sebagaimana yang Allah deskripsikan dalam firman-NYA : "Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia" (QS. Ali Imron : 110), Abu Hurairoh berkata : "Kalian adalah sebaik-baik manusia yang dilahirkan untuk umat manusia. Dan Ahlus-Sunnah adalah golongan yang terpilih, merekalah sebaik-baik manusia yang dilahirkan untuk umat manusia."
📚  lihat Minhajus-Sunnah An-Nabawiyyah  5/158.

Selasa, 10 Desember 2024

Seperti Inilah Jalan Menuju Allah


 


Seperti Inilah Jalan Menuju Allah

قال العلامة ابن القيم رحمه الله : "وَالطَّرِيق طَرِيق تَعب فِيهِ آدم وناح لأَجله نوح وَرمي فِي النَّار الْخَلِيل وأضجع للذبح إِسْمَاعِيل وَبيع يُوسُف بِثمن بخس ولبث فِي السجْن بضع سِنِين وَنشر بِالْمِنْشَارِ زَكَرِيَّا وَذبح السَّيِّد الحصور يحيى وقاسى الضّر أَيُّوب وَزَاد على الْمِقْدَار بكاء دَاوُد وَسَار مَعَ الْوَحْش عِيسَى وعالج الْفقر وأنواع الْأَذَى مُحَمَّد تزها أَنْت باللهو واللعب." ( كتاب الفوائد لابن القيم ص٤٢ - ط العلمية - ابن القيم )

✍🏼  Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata :
“Jalan menuju Allah adalah jalan di mana Adam kelelahan, Nuh mengeluh, Ibrahim dilempar ke dalam api, Ismail direbahkan untuk disembelih, Yusuf dijual sebagai budak dengan harga yang murah hingga ia dipenjara beberapa tahun, Zakariya dibunuh dengan digergaji, Yahya disembelih, Ayyub diuji dengan sakit yang parah, Dawud menangis melebihi kadarnya, Isa berjalan dengan rasa takut yang sangat, dan Muhammad diuji dengan kefakiran dan berbagai gangguan lainnya. Lalu kalian ingin menempuhnya dengan bersantai ria dan bermain-main?!”

📚  lihat Al-Fawaid hal. 42

Al-'Ilmu ( 'Ilmu Syar'i ) Bagi Kehidupan Hati


 


Al-'Ilmu ( 'Ilmu Syar'i ) Bagi Kehidupan Hati


قال العلامة ابن القيم رحمه الله : أنَّ الله سبحانه جعل العلمَ للقلوب كالمطر للأرض، فكما أنه لا حياة للأرض إلا بالمطر، فكذلك لا حياة للقلب إلا بالعلم.
( كتاب مفتاح دار السعادة ومنشور ولاية العلم والإرادة ١\٤٧٨ - ط عطاءات العلم - ابن القيم )

✍🏼  Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

أن الله ﷻ جعل العلم للقلوب كالمطر للأرض

"Sesungguhnya Allah ﷻ menjadikan al-'ilmu bagi hati seperti hujan bagi bumi."

فكما أنه لا حياة للأرض إلا بالمطر

"Sebagaimana bumi tidak memiliki kehidupan kecuali dengan hujan."

فكذلك لا حياة للقلب إلا بالعلم

"Demikian pula hati tidak memiliki kehidupan kecuali dengan al-'ilmu."

📚  lihat Miftah Daaris Sa’adah, 1/478.

Tadabbur Al-Qur'an Untuk Mencari Jalan Kebenaran


 


Tadabbur Al-Qur'an Untuk Mencari Jalan Kebenaran


قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله : " مَنْ تَدَبَّرَ الْقُرْآنَ طَالِبًا لِلْهُدَى مِنْهُ تَبَيَّنَ لَهُ طَرِيقُ الْحَقِّ."  ( من كتاب : مجموع الفتاوى ٣\١٣٧ )

✍🏼  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

من تدبر القرآن طالبًا للهُدى منه تبين له طريق الحق

“Barangsiapa yang mentadabburi (merenungkan kandungan) Al-Quran dengan niatan untuk mendapatkan petunjuk, maka akan dinampakkan baginya jalan kebenaran.”

📖  lihat Majmu’ Fatawa III/137.

Senin, 09 Desember 2024

Al-Bid'ah Berkaitan Dengan Al-Furqoh, Sebagaimana As-Sunnah Dengan Al-Jama'ah


 

Al-Bid'ah Berkaitan Dengan Al-Furqoh, Sebagaimana As-Sunnah Dengan Al-Jama'ah


قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله : "والبدعة مقرونة بالفرقة كَمَا ان السّنة مقرونة بِالْجَمَاعَة فَيُقَال أهل السّنة وَالْجَمَاعَة كَمَا يُقَال أهل الْبِدْعَة والفرقة." ( الإستقامة ١\٤٢)

✍🏼  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : "Al-Bid'ah itu berkaitan dengan al-furqoh (perpecahan) sebagaimana As-Sunnah itu berkaitan dengan Al-Jama'ah (persatuan).
Maka pantas jika dikatakan "Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah", sebagaimana dikatakan "Ahlul-Bid'ah wal-Furqoh."
📚  lihat Al-Istiqomah 1/42

Penamaan "Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Telah Ada Di Zaman Para Shahabat Nabi


 

Penamaan "Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Telah Ada Di Zaman Para Shahabat Nabi


وَقَوْلُهُ تَعَالَى: {يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ} يَعْنِي: يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِيْنَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَتَسْوَدُّ وُجُوْهُ أَهْلِ الْبِدْعَةِ وَالْفُرْقَةِ. قَالَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا. (تفسير القرآن العظيم - تفسير ابن كثير )

✍🏼  Al-Hafizh Ibn Katsir rahimahullah berkata : Kalam Allah Ta’ala: "(pada hari memutihnya wajah orang-orang dan menghitamnya wajah orang-orang) yakni pada hari kiamat ketika memutih wajah Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah, dan menghitam wajah Ahlul-Bid’ah wal-Furqah. Demikian dikatakan oleh Ibn ‘Abbas rodhiyaallahu 'anhuma." 

📚 lihat Tafsir Ibnu Katsir QS. Ali ‘Imran : 106.

Kalam Ibnu Taimiyyah Terkait Sumber Al-I'tiqod ( Keyakinan Aqidah )


 


Kalam Ibnu Taimiyyah Terkait Sumber Al-I'tiqod ( Keyakinan Aqidah )


"فَقَالَ: لَيْسَ الِاعْتِقَادُ لِي وَلَا لِمَنْ هُوَ أَكْبَرُ مِنِّي؛ بَلْ الِاعْتِقَادُ يُؤْخَذُ عَنْ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَرَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا أَجْمَعَ عَلَيْهِ سَلَفُ الْأُمَّةِ. يُؤْخَذُ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى، وَمِنْ أَحَادِيثِ الْبُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ وَغَيْرِهِمَا مِنْ الْأَحَادِيثِ الْمَعْرُوفَةِ وَمَا ثَبَتَ عَنْ سَلَفِ الْأُمَّةِ.                        
من كتاب : مجموع الفتاوى (٣\٢٠٣)

✍🏼  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah-, berkata :
'Al-I'tiqod (keyakinan aqidah) itu tidaklah berasal dari diriku, dan juga bukan berasal dari mereka yang lebih senior dari padaku, akan tetapi aqidah diambil dari Allah -subhanahu wa ta’ala-, dan dari Rasul-Nya ﷺ dan Ijma’ Salaful Ummah.

(Aqidah) diambil dari Kitabullah, dari hadits-hadits Al-Bukhari, Muslim dan selainnya, dari hadits-hadits yang sudah dikenal, dan perkara yang telah ditetapkan oleh Para Salaful Ummah.

📖  lihat Majmu’ Fatawa III/203

Minggu, 08 Desember 2024

Berpeganglah Kepada Al-Qur'an Dan As-Sunnah Agar Tidak Tersesat


 


Berpeganglah Kepada Al-Qur'an Dan As-Sunnah Agar Tidak Tersesat


     Allah Ta’ala berkalam :

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ۝١٦٤

164. Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali-‘Imran : 164)

       Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwatho’ :

حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah bersabda : “Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Malik dalam Al-Muwatho‘. Hadits Shohih).

Dengan Jujur Dan Ikhlash Akan Menjadikan Tinggi Kedudukan Sebuah Kaum


 

Dengan Jujur Dan Ikhlash Akan Menjadikan Tinggi Kedudukan Sebuah Kaum


.... حدثنا أبو بكر المرُّوذي، قال: سمعتُ رجلاً يقول لأبي عبد الله -وذكر له الصدق والإخلاص - فقال أبو عبدالله: بهذا ارتفع القوم. (اسم الکتاب : مناقب الإمام أحمد - المؤلف : ابن الجوزي - الجزء : 1  صفحة : 267)

✍🏼  Imam Abu Bakr Al-Marudzi rahimahullah mengatakan :
Saya pernah mendengar seorang bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad), disebutkan pula kepada beliau tentang jujur dan ikhlash. Beliau mengatakan, “Dengan ini suatu kaum akan menjadi tinggi (kedudukannya).”

📖  lihat Manaqib Al-Imam Ahmad, hlm. 267


Sabtu, 07 Desember 2024

Sepuluh Hal Yang Sia-sia Dan Tiada Manfaatnya




Sepuluh Hal Yang Sia-sia Dan Tiada Manfaatnya

قال ابن القيم رحمه الله :
فصل عشرَة أَشْيَاء ضائعة لَا ينْتَفع بهَا علم لَا يعْمل بِهِ وَعمل لَا إخلاص فِيهِ وَلَا اقْتِدَاء وَمَال لَا ينْفق مِنْهُ فَلَا يسْتَمْتع بِهِ جَامعه فِي الدُّنْيَا وَلَا يقدمهُ أَمَامه إِلَى الْآخِرَة وقلب فارغ من محبَّة الله والشوق إِلَيْهِ والأنس بِهِ وبدن معطل من طَاعَته وخدمته ومحبة لَا تتقيد برضاء المحبوب وامتثال أوامره وَوقت معطل عَن اسْتِدْرَاك فارطه أَو اغتنام بر وقربة وفكر يجول فِيمَا لَا ينفع وخدمة من لَا تقربك خدمته إِلَى الله وَلَا تعود عَلَيْك بصلاح دنياك وخوفك ورجاؤك لمن ناصيته بيد الله وَهُوَ أسبر فِي قَبضته وَلَا يملك لنَفسِهِ حذرا وَلَا نفعا وَلَا موتا وَلَا حَيَاة وَلَا نشورا

وَأعظم هَذِه الإضاعات إضاعتان هما أصل كل إِضَاعَة إِضَاعَة الْقلب وإضاعة الْوَقْت فإضاعة الْقلب من إِيثَار الدُّنْيَا على الْآخِرَة وإضاعة الْوَقْت من طول الأمل فَاجْتمع الْفساد كُله فِي إتباع الْهوى وَطول الأمل وَالصَّلَاح كُله فى اتِّبَاع لهدى والاستعداد للقاء وَالله الْمُسْتَعَان
📖  الفوائد لابن القيم - ط العلمية ص ١١١-١١٢

✍🏼  Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

"Ada sepuluh hal yang sia-sia, dan tiada ada manfaatnya:
(1) Ilmu yang tidak diamalkan.
(2) Amal yang tidak dilandasi keikhlasan dan mengikuti petunjuk Nabi.
(3) Harta yang tidak diinfaqkan (hanya disimpan). Pemiliknya tidak bisa menikmatinya di dunia, tidak pula menggunakannya untuk persiapan masa depannya di akhirat.
(4) Qolbu yang tidak memiliki kecintaan kepada Allah, kerinduan pada-Nya, dan ketenangan bermunajat dengan-Nya.
(5) Badan yang tidak dipakai untuk ketaatan dan penghambaan kepada Allah.
(6) Kecintaan (kepada Allah) tetapi tidak terikat (mengharap) ridha-Nya dan tidak melaksanakan perintah-Nya.
(7) Waktu yang tidak digunakan untuk memperbaiki diri atau berbuat kebajikan dan ibadah.
(8) Pikiran yang digunakan pada sesuatu yang tidak bermanfaat.
(9) Melayani seseorang tetapi pelayananmu terhadapnya tidak mendekatkan dirimu kepada Allah, tidak pula menguntungkan urusan duniamu.
(10) Takut dan harapan kepada sesama hamba padahal dia di bawah kuasa Allah; tidak mampu memberi celaka, manfaat, kematian, kehidupan, dan kebangkitan.

Kesia-siaan terbesar ada pada dua hal, keduanya pangkal segala kesia-siaan: al-qolbu dan waktu. Qolbu yang sia-sia karena mengutamakan dunia daripada akhirat. Waktu yang sia-sia karena panjang angan-angan.
Seluruh kerusakan berporos pada sikap mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Seluruh kebaikan berpangkal pada mengikuti petunjuk Nabi dan mempersiapkan diri menghadap Allah.
Hanya Allah tempat memohon pertolongan."

📖  Lihat Al-Fawaid hlm. 111-112

 

Ingin Mengikuti Bapakmu Adam dengan Taubat Atau Mengikuti Musuhmu Iblis




Ingin Mengikuti Bapakmu Adam dengan Taubat Atau Mengikuti Musuhmu Iblis ?


قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله  : "وَقَدْ ذَكَرَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنَّهُ لَمَّا فَعَلَ مَا فَعَلَ قَالَ {رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ} وَعَنْ إبْلِيسَ أَنَّهُ قَالَ {بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ} فَمَنْ تَابَ أَشْبَهَ أَبَاهُ آدَمَ وَمَنْ أَصَرَّ وَاحْتَجَّ بِالْقَدَرِ أَشْبَهَ إبْلِيسَ."
📚  من كتاب: مجموع الفتاوى ٨\١٠٧-١٠٨

✍🏼  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
"Allah Ta'ala telah menyebutkan tentang Adam 'alaihis-salam bahwa ketika dirinya melakukan apa yang dia lakukan, dirinya berkata :

﴿.... رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ﴾
( الأعراف :23)

"...  Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'raf : 23). Dan tentang Iblis, dia berkata

﴿.... رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ﴾ ( الحجر :٣٩ 

".... Robbiy, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya," (QS. Al-Hijr : 39)
Siapa pun yang bertaubat, maka ia serupa dengan bapaknya, Adam. Namun, barang siapa justru terus-menerus dalam dosa dan berdalih dengan taqdir, berarti ia serupa dengan Iblis.”
📚  lihat Majmu’ Al-Fatawa, 8/107-108
 

Jumat, 06 Desember 2024

Tidak Ada Kebaikan Pada Sifat Jujur Jika Tidak Disertai Sifat Wafa' (Setia)



Tidak Ada Kebaikan Pada Sifat Jujur Jika Tidak Disertai Sifat Wafa' (Setia)


قال أبو حاتم رضي الله عنه : ".... لأنه لا خير في الصِّدق إلا مع الوفاء، كما لا خير في الفقه إلا مع الورع، كما لا خير في الفقه إلا مع الورع، وإنَّ من أخرق الخرق التماس المرء الإخوان بغير وفاء، وطلب الأجر بالرياء، ولا شيء أضيع من مَوَدَّة تُمنح من لا وفاء له، ...."
( روضة العقلاء لابن حبان ٨٩ )

✍🏼  Abu Hatim rodhiyaallahu 'anhu berkata : ".... Karena tidak ada kebaikan pada sifat jujur jika tidak disertai sifat wafa' (setia). Sebagaimana tidak ada kebaikan pada fiqih bila tidak disertai oleh sifat wara’.
Dan kebodohan yang paling bodoh adalah seseorang mencari teman tapi ia tidak bersikap wafa', dan mencari pahala tapi dengan cara riya', dan tidak ada sesuatu yang paling sia-sia dari memberikan cinta kepada orang yang tidak memiliki sifat wafa', ....” (lihat (Roudhotul ‘Uqola hal. 89)

     Semakin jujur seseorang, insya Allah umumnya sifat wafa' (setia) yang dimilikinya akan semakin baik dan besar pula.

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين


 

Minggu, 01 Desember 2024

Janganlah Bersedih.. Setiap Taqdir Allah Terdapat Hikmah Agung Dan Sempurna


 

Janganlah Bersedih.. Setiap Taqdir Allah Terdapat Hikmah Agung Dan Sempurna


Tak perlu engkau bersedih dengan perginya orang yang engkau sayangi dari kehidupanmu..

Karena terkadang kepergian mereka itu bentuk rahmat dan kasih sayang Allah kepadamu..

Sehingga janganlah engkau berprasangka buruk kepada Allah..

Yaqinlah setiap Taqdir Allah terdapat Hikmah yang Agung Dan Sempurna..

Seiring dengan berjalannya waktu, engkau akan mengetahui hikmahnya..

Tersingkaplah, bahwa beberapa orang ditaqdirkan pergi agar membuat hidupmu jauh lebih baik tanpa kehadiran mereka.


Jangan Larut Dalam Kesedihan


 


Jangan Larut Dalam Kesedihan


     Nabi berdo’a,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia..” (HR. Al-Bukhari)

     Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata,

”والمقصود أن النبي ﷺ جعل الحزن مما يستعاذ منه ، وذلك لأن الحزن يُضعف القلب ، ويُوهن العزم ، ويضر الإرادة ، و لا شيء أحبّ إلى الشيطان من حزن المؤمن، قال تعالى { إنما النجوى من الشيطان ليحزن الذين آمنوا ... } (المجادلة: 10)”.

“Nabi  berlindung dari kesedihan karena kesedihan melemahkan hati, melemahkan semangat, dan membahayakan keinginan. Dan tidak ada sesuatu yang paling disukai oleh syaithan dari membuat sedih seorang mukmin. Allah berfirman, “Sesungguhnya najwa (berbisik-bisik tersebut) berasal dari syaithan agar membuat sedih kaum mukminin ....” (QS. Al-Mujadilah : 10)
📖  lihat Thoriqul Hijrotain 2/607

Kesedihan Itu Tiada Mashlahat Bagi Hati


 


Kesedihan Itu Tiada Mashlahat Bagi Hati


𝗜𝗯𝗻𝘂𝗹 𝗤𝗮𝘆𝘆𝗶𝗺 𝗥𝗮𝗵𝗶𝗺𝗮𝗵𝘂𝗹𝗹𝗮̄𝗵𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗸𝗮𝘁𝗮 :

الحزن لا مصلحة فيه للقلب وأحب شيء إلى الشيطان وهو ليس بمطلوب ولا مقصود ولا فيه فائدة، وقد استعاذ منه النبي صلى الله عليه وسلم فقال (اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن).

"𝗞𝗲𝘀𝗲𝗱𝗶𝗵𝗮𝗻 𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝗸𝗲𝗯𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗯𝗮𝗴𝗶 𝗵𝗮𝘁𝗶, 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗹𝗶𝗸𝗻𝘆𝗮, 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗮𝘁𝘂 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝗱𝗶𝘀𝘂𝗸𝗮𝗶 𝗼𝗹𝗲𝗵 𝘀𝘆𝗮𝗶𝘁𝗵𝗮̄𝗻. 𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗮𝗿𝗶𝗻𝘆𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗽𝘂𝗹𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗲𝗻𝗱𝗮𝗸𝗶𝗻𝘆𝗮, 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝗺𝗮𝗻𝗳𝗮𝗮𝘁𝗻𝘆𝗮.

𝗦𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂𝗵 𝗡𝗮𝗯𝗶 ﷺ 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗹𝗶𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴 𝗱𝗮𝗿𝗶𝗻𝘆𝗮, 𝗯𝗲𝗹𝗶𝗮𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗱𝗼𝗮,

اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن

'𝗬𝗮 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵, 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂𝗵𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗸𝘂 𝗯𝗲𝗿𝗹𝗶𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮-𝗠𝘂 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗸𝗲𝗴𝘂𝗻𝗱𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗲𝘀𝗲𝗱𝗶𝗵𝗮𝗻.'

📚  𝗠𝗮𝗱𝗮̄𝗿𝗶𝗷𝘂𝘀 𝗦𝗮̄𝗹𝗶𝗸𝗶̄𝗻, 𝟭/𝟱𝟬𝟭

Hendaknya Engkau Membaca Al-Qur'an Dari Mushaf Daripada Membaca Dari HP

Hendaknya Engkau Membaca Al-Qur'an Dari Mushaf Daripada Membaca Dari HP قال النبي ﷺَ : من سره أن يحب الله و رسوله فليقرأ في (المصحف). حس...