Senin, 09 Oktober 2023

Bagaimana Cara Kita Mengetahui Dan Menunjukkan Al Haqq ( Kebenaran ) ?





 

Bagaimana Cara Kita Mengetahui Dan Menunjukkan Al Haqq ( Kebenaran ) ?


     Kebenaran itu tidak ditunjukkan dengan banyaknya pengikut, banyaknya harta ataupun banyaknya istri dan anak karena orang kafir, para syaithan dan musuh Allah (semisal Fir'aun) pun bisa punya banyak pengikut, banyak harta ataupun istri dan anak. Akan tapi kebenaran insya Allah bisa ditunjukkan diantaranya dengan :

(1) Dengan Mendatangkan Burhan

...تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ ۗ  قُلْ هَاتُوا۟ بُرْهَٰنَكُمْ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ

"... Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah : "Tunjukkanlah burhan (bukti kebenaranmu) jika kamu adalah orang yang benar". (QS. Al Baqarah : 111 ).

وَقَالَ أَبُو الْعَالِيَةِ وَمُجَاهِدٌ وَالسُّدِّيُّ وَالرَّبِيعُ بْنُ أَنَسٍ: حُجَّتُكُمْ. وَقَالَ قَتَادَةُ: بَيِّنَتُكُمْ عَلَى ذَلِكَ.

     "Menurut Abu Aliyah, Mujahid, As-Saddi, dan Ar-Rabi' ibnu Anas, arti burhanakum ialah hujah (alasan) kalian, hingga kalian berani mengatakan demikian. Sedangkan menurut Qatadah, artinya bukti kalian atas hal tersebut." (lihat Tafsir Ibnu Katsir).

     Hujjah (bahasa Arab : الحجة) bisa berupa "tanda, bukti, dalil, alasan atau argumentasi". Dan yang dimaksud "dalil" disini tentunya dalil yang shahih dari kitabullah dan As Sunnah dengan faham Salaful Ummah (para Shahabat Nabi)

(2) Berhakim Kepada Allah Dengan Mubahalah

     Allah ﷻ berfirman :

فَمَنۡ حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡاْ نَدۡعُ أَبۡنَآءَنَا وَأَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَأَنفُسَنَا وَأَنفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰذِبِينَ.
(آل عمران: 61)

Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh ilmu, maka katakanlah (Muhammad), “Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istrimu, kami sendiri dan kamu juga, kemudian marilah kita bermubahalah agar laknat Allah ditimpakan atas orang-orang yang dusta.” (QS. Ali Imran : 61)

قال الإمام ابن القيم رحمه الله : ( إن السنة في مجادلة أهل الباطل إذا قامت عليهم حجة الله ، و لم يرجعوا ، بل أصروا على العناد ، أن يدعوهم إلى المباهلة ، و قد أمر الله سبحانه ، بذلك رسوله صلى الله عليه و سلم ، و لم يقُل : إن ذلك ليس لأمتك من بعدك . و دعا إليها ابنُ عمه عبد الله بن عباس ، من أنكر عليه بعض مسائل الفروع ، و لم يُنكر عليه الصحابة ، و دعا إليه الأوزاعي سفيان الثوري في مسألة رفع اليدين ، و لم يُنكَر عليه ذلك ، و هذا من تمام الحجة ) [ زاد المعاد : 3 /643 ] .

     Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah :
“Sunnah dalam membantah ahlul bathil jika telah tegak hujjah Allah atas mereka dan mereka tidak mau ruju’ (kepada kebenaran), bahkan terus-menerus dalam penentangan, mengajak mereka untuk bermubahalah, dan Allah subhanahu telah merintahkan hal tersebut pada RosulNya ﷺ dan tidak berkata: "sesungguhnya itu bukan untuk ummat setelahmu.” Dan saudara sepupunya Abdullah bin Abbas mengajak mubahalah terkait pengingkarannya atas sebagian masalah furu' dan tiada Shahabat yang mengingkarinya. Dan Al Auza'i mengajak mubahalah Sufyan Ats Tsauri dalam perkara mengangkat tangan, dan tiada yang mengingkari (mengecam) karena itu. Dan ini termasuk kesempurnaan hujjah." (lihat Zaadul Ma'ad : 3/643)

(3) Barangsiapa Yang Menjaga Hukum Allah Maka Allah Akan Menjaganya

     Allah ﷻ berjanji kepada setiap orang yang senatiasa menjaga Allah, maka Allah pun akan menjaganya. Hal ini sebagaimana ucapan Nabi ﷺ kepada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma :

احْفَظِ اللهَ يَحفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

"Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu."  (HR. At Tirmidzi. Dia berkata hadits ini hasan shahih).

     Menurut para ulama, menjaga Allah artinya menjaga batasan-batasan-Nya, hak-hak, perintah-perintah, serta larangan-larangan-Nya. Bentuk aplikasinya adalah dengan berkomitmen untuk menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, dan tidak melampaui batasan yang dilarang oleh-Nya. Jika semua itu dikerjakan, maka ia termasuk orang yang menjaga Allah sebaik-baiknya.

     Penjagaan Allah bagi para hamba-Nya meliputi dua hal : (1) Penjagaan dalam urusan dunia yaitu Allah akan menjaga hamba tersebut dalam kebaikan urusan dunianya, seperti menjaga tubuhnya, anak-anaknya, keluarganya, dan kekayaannya. (2) Penjagaan dalam Perkara Agama. Bentuk kedua dari penjagaan Allah merupakan bentuk penjagaan yang paling mulia, yaitu penjagaan Allah dalam perkara agama dan imannya. Allah menjaga kehidupannya dari berbagai macam racun pemikiran sesat, dan dari berbagai syahwat yang haram. Allah akan menjaga agamanya ketika akhir hayatnya, sehingga orang tersebut meninggal dalam keadaan beriman.

     Orang-orang yang taqwa dan di atas al haqq (kebenaran) insya Allah umumnya tubuhnya pun akan Allah jaga, matanya lebih terjaga (tidak cepat rabun), telinganya tidak cepat tuli, giginya tidak cepat rusak dan di akhir hidupnya semoga Allah memberi kemudahan lidahnya untuk mengucapkan kalimat tauhid "laa ilaha illa Allah". Sebaliknya orang yang di atas kebatilan dan tidak menjaga hukum-hukum Allah insya Allah umumnya tubuhnya pun lebih cepat rusak, matanya lebih cepat rabun (butuh kacamata), telinganya lebih cepat tuli, giginya lebih cepat rusak dan akhir hidupnya kebanyakan lisannya tercegah untuk mengucapkan kalimat tauhid "laa ilaha illa Allah". Wa Allahu a'lam.

(4) Yang Mengikuti Kebenaran Adalah Orang-orang Jujur, Sebaliknya Kebatilan Umumnya Dicintai Dan Diikuti Orang-orang Yang Punya Tabi'at Dusta

     Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119).

     Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah bersabda :

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim)

     Sahl bin Abdillah at-Tustury rahimahullah berkata:

أعمال البِر يعملها البَر والفاجر، ولا يجتنب المعاصي إلا صديق.

“Amal-amal kebaikan bisa dikerjakan oleh orang yang baik maupun orang jahat, namun tidak akan mampu menjauhi kemaksiatan kecuali orang yang jujur imannya.”
(lihat Hilyatul Auliya’, jilid 10 halaman 211)

(5) Kejujuran Ibarat Pedang Allah Di Muka Bumi

     Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah rohimahullah berkata:

الصدق...هو سيف الله في أرضه الذي ما وضع على شيء إلا قطعه ولا واجه باطلا إلا أرداه وصرعه من صال به لم ترد صولته ومن نطق به علت على الخصوم كلمته

"Kejujuran ibarat pedang Allah di muka bumi, yang tidak ada sesuatu pun yang diletakkan di atasnya melainkan akan terpotong olehnya. Dan tidaklah kejujuran menghadapi kebathilan melainkan ia akan melawan dan mengalahkannya serta tidaklah ia menyerang lawannya melainkan ia akan menang. Barangsiapa menyuarakannya, niscaya kalimatnya akan terdengar keras mengalahkan suara musuh-musuhnya."  ( lihat Madarijus Salikin ).

     Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله berkata :

وَهَكَذَا أَهْلُ الْبِدَعِ لَا يَكَادُونَ يَحْتَجُّونَ "بِحُجَّةِ" سَمْعِيَّةٍ وَلَا عَقْلِيَّةٍ إلَّا وَهِيَ عِنْدَ التَّأَمُّلِ حُجَّةٌ عَلَيْهِمْ؛ لَا لَهُمْ.

“Dan demikianlah para ahli bid’ah itu; hampir-hampir mereka tidak berargumentasi dengan suatu hujjah sam’iyyah (dalil Al Qur’an dan As Sunnah) ataupun hujjah aqliyyah (dalil akal) kecuali dalam keadaan argumentasi tadi ketika direnungkan justru menjadi argumentasi untuk melawan mereka, bukan membela mereka.” (“Majmu’ul Fatawa”/6/hal. 254).

Rabu, 04 Oktober 2023

Saudaramu Yang Sebenarnya


 

Saudaramu Yang Sebenarnya
الأخوة الصادقة

    
قال ابن باز رحمه الله : فأخوك من نصحك وذكرك ونبهك، وليس أخوك من غفل عنك وأعرض عنك وجاملك، ولكن أخاك في الحقيقة هو الذي ينصحك، والذي يعظك ويذكرك، يدعوك إلى الله، يبين لك طريق النجاة حتى تسلكه، ويحذرك من طريق الهلاك، ويبين لك سوء عاقبته حتى تجتنبه. (مجموع فتاوى ابن باز (14/ 21))

     Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata :
“Saudaramu adalah orang yang mau (1) menasehatimu, (2) mengingatkanmu, dan (3) menegurmu. Dan bukanlah saudaramu manakala (1) dia melalaikan (tidak mempedulikanmu) (2) dia berpaling darimu, dan (3) dia suka berbasa-basi kepadamu.
Namun saudaramu yang haqiqi adalah orang yang :
☆ senantiasa menasihatimu,
☆ memberikan wejangan (arahan) kepadamu,
☆ mengingatkanmu,
☆ mengajakmu kepada agama Allah,
☆ menjelaskan kepadamu jalan keselamatan agar engkau mau menempuhnya, dan
☆ memperingatkanmu dari jalan kebinasaan dan menjelaskanmu akibat buruknya hingga engkau menjauhinya.”
(lihat Majmu’ Fatawa ibn Baz, (14/21))

Selasa, 03 Oktober 2023

Apabila Ahlul Haqq Diam Dari Menjelaskan Kebenaran




 

Apabila Ahlul Haqq Diam Dari Menjelaskan Kebenaran


     Allah Ta'ala Berfirman :

وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا اللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا قَالُوا مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (164) فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (165) فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ (166) }

“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, “Mengapa kalian menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengadzab mereka dengan adzab yang amat keras?” Mereka menjawab, “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Rabb kalian dan supaya mereka bertakwa.” Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zhalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya. Kami katakan kepadanya, Jadilah kalian kera yang hina.” (QS. Al A’raf 164 – 166)

     Imam Abu Ali Ad Daqqooq An Naisaburi Asy Syafi’i berkata :

الساكت عن الحق شيطان أخرس، والناطق بالباطل شيطان ناطق

“Orang yang berdiam diri dari (menyampaikan) kebenaran, maka ia adalah Syaithon Akhros (yakni syaithan yang bisu dari jenis manusia). Dan orang yang menyampaikan kebathilan ia adalah syaithan yang berbicara.” (lihat Syarah Shohih Muslim, imam An-Nawawi ).

ﻗﺎﻝ ﺇﺑﻦ ﺑﺎﺯ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : ﻟﻮ ﺳﻜﺖ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺤﻖ ﻋﻦ ﺑﻴﺎﻥ ﺍﻟﺤﻖ ﻷﺳﺘﻤﺮ ﺍﻟﻤﺨﻄﺌﻮﻥ ﻋﻠﻰ ﺃﺧﻄﺎﺋﻬﻢ، ﻭﻗﻠﺪﻫﻢ ﻏﻴﺮﻫﻢ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ، ﻭﺑﺎﺀ ﺍﻟﺴﺎﻛﺘﻮﻥ ﺑﺈﺛﻢ ﺍﻟﻜﺘﻤﺎﻥ . (الفتاوى3/72)

Ibnu Baaz rahimahullah berkata : “Jika sekiranya ahlul haq diam dari menjelaskan kebenaran, niscaya orang orang yang melakukan kesalahan akan terus berada pada kesalahan mereka, dan orang lain akan mengikuti mereka dalam hal itu, dan orang orang yang diam membawa dosa menyembunyikan al-haq”. (lihat Al-Fatawa 3/72)

Rabu, 27 September 2023

Hendaknya Engkau Waspada Terhadap Ajaran Islam SOS ( Seleweng Oplosan Sintetis ) Melebihi Kewaspadaanmu Terhadap Madu SOS (Sirupan Oplosan Sintetis)


 

Hendaknya Engkau Waspada Terhadap Ajaran Islam SOS ( Seleweng Oplosan Sintetis ) Melebihi Kewaspadaanmu Terhadap Madu SOS (Sirupan Oplosan Sintetis)


■  Perumpamaan seorang mukmin bagaikan lebah madu. Dari Abdullah bin Amru radhiallahu’anhu ia berkata, Rasulullah bersabda :

وَالَّذِي نَفْسُ ‏ ‏مُحَمَّدٍ ‏ ‏بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak.” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir)

■  Al Qur'an sebagai obat penyembuh..madu pun untuk obat.

■  Untuk menjaga kemurnian ajaran Islam maka perlu sanad yang shahih. Untuk mengetahui kemurnian madu juga butuh sanad yang shahih

■  Banyak orang yang menyebarkan Islam tidak murni (palsu) untuk mencari keuntungan dunia, sebagaimana banyak orang mengedarkan madu palsu untuk meraup keuntungan dunia.

■  Ada madu murni..ada madu SOS. Ada Islam murni..ada Islam SOS.? (1) Ajaran Islam Seleweng (ibarat madu sirupan), (2) Ajaran Oplosan, (3) Ajaran Sintetis itu ajaran orang munafiq.

■  Banyak orang yang tertipu dan bingung untuk mengetahui madu murni..mitos dusta dianggap kebenaran. Madu yang palsu dikatakakan murni. Sedang madu yang murni tidak jarang difitnah sebagai madu palsu tanpa mampu mendatangkan burhan. Ajaran Islam pun demikian..banyak yang mengklaim benar tanpa mampu mendatangkan burhan. Jika kita membantah ajaran Islam SOS (Seleweng Oplosan Sintetis) atau madu SOS (Sirupan Oplosan Sintetis)..maka justru bisa menjadikan mereka semakin benci kita.

     Dengan pelihara kambing dan memperdalam seputar madu..semoga banyak hikmahnya..

والله تعالى أعلم بالصواب، والحمد لله رب العالمين

Selasa, 26 September 2023

Menjadi Musuh Seluruh Ahlu Ahwa' ( Pengikut Hawa Nafsu/Ahlu Bid'ah ) Itu Masih Lebih Baik Bagiku


 

Menjadi Musuh Seluruh Ahlu Ahwa' ( Pengikut Hawa Nafsu/Ahlu Bid'ah ) Itu Masih Lebih Baik Bagiku


قال الإمام يحيى بن معين رحمه الله : « لأن يكونوا خصمائي أهل البدع يوم القيامة خيرٌ مِن أنْ يكون خصمي رسول الله ﷺ بتركي الذبّ عن سُنّته»  العلم الشامخ /٣٨٨

     Imam Yahya bin Ma'in rahimahullah berkata :
“Sungguh semua Ahli Bi'dah menjadi lawan (musuh) perselisihanku pada Hari Qiyamat nanti, maka itu lebih baik bagiku daripada lawanku adalah Rasulullah ﷺ disebabkan karena aku tidak mau membela Sunnah beliau.” (lihat Al-Ilmu Asy-Syamikh 388)

Insya Allah lebih baik orang-orang yg enggan sholat Jum'at ma'al umara', mengada2 bid'ah jam'iyyah/muassasah/majmu'ah ataupun bid'ah panti asuhan tanpa hubungan mahrom dst..mjd musuhku di dunia dan pd hari Qiyamat drpd yg mjd lawanku adalah Rasulullah ﷺ disebabkan karena aku tidak mau membela Sunnah beliau..laa haula wa laa quwwata illa billah..

Kamis, 21 September 2023

Perhatikan Dari Siapa Engkau Mengambil Ilmu Agama ?



 

Perhatikan Dari Siapa Engkau Mengambil Ilmu Agama?


     Muhammad bin Sirin rahimahullah, beliau mengatakan:

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

“Ilmu ini adalah bagian dari agama kalian, maka perhatikanlah baik-baik dari siapa kalian mengambil ilmu agama..” (Diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Al Ilal, 1/355).

     Imam Malik rahimahullah berkata :

لاَ يُؤْخَذُ الْعِِلْمُ عَنْ أَرْبَعَةٍ: سَفِيْهٍ مُعلِنِ السَّفَهِ , وَ صَاحِبِ هَوَى يَدْعُو إِلَيْهِ , وَ رَجُلٍ مَعْرُوْفٍ بِالْكَذِبِ فِيْ أَحاَدِيْثِ النَّاسِ وَإِنْ كَانَ لاَ يَكْذِبُ عَلَى الرَّسُوْل صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَ رَجُلٍ لَهُ فَضْلٌ وَ صَلاَحٌ لاَ يَعْرِفُ مَا يُحَدِّثُ بِهِ

“Ilmu tidak boleh diambil dari empat orang : (1) Orang bodoh yang nyata kebodohannya, (2) Shahibu hawa’ (ahlul bid’ah) yang mengajak agar mengikuti hawa nafsunya, (3) Orang yang dikenal dustanya dalam pembicaraan-pembicaraannya dengan manusia, walaupun dia tidak pernah berdusta atas (nama) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, (4) Seorang yang mulia dan shalih yang tidak mengetahui (derajat) hadits yang dia sampaikan.” (lihat At Tamhid, karya Ibnu Abdil Barr, 1/66, dinukil dari Min Washayal Ulama, 19).

     Ibrahim An Nakha’i rahimahullah mengatakan :

كَانُوا إِذَا أَتَوْا الرَّجُلَ لِيَأْخُذُوا عَنْهُ، نَظَرُوا إِلَى هديه، وَإِلَى سَمْتِهِ، وَ صلاته, ثم أخذوا عنه

“Para salaf dahulu jika mendatangi seseorang untuk diambil ilmunya, mereka memperhatikan dulu (1) bagaimana akidahnya, (2) bagaimana akhlaknya, (3) bagaimana shalatnya, baru setelah itu mereka mengambil ilmu darinya” (Diriwayatkan oleh Ad Darimi dalam Sunan-nya, no.434).

     Maka hendaknya kita tidak tertipu oleh kepiawaian seseorang dalam berbicara, padahal kosong dari 3 kriteria di atas. Orang yang piawai bicara, bahasanya fasih dan menyihir, kata-katanya indah, belum tentu orang yang layak diambil ilmunya. Bahkan Nabi bersabda :

إن أخوف ما أخاف على أمتي كل منافق عليم اللسان

“Yang paling aku takutkan terhadap umatku adalah setiap orang munafiq yang pintar berbicara” (HR. Ahmad [1/22], dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [1013]).


4 Rukun Akhlaq Mulia

قال ابن القيم رحمه الله تعالى: وحسن الخلق يقوم على أربعة أركان لا يتصور قيام ساقه إلا عليها: الصبر والعفة والشجاعة والعدل

     Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah Ta’ala berkata :
“Dan akhlaq mulia akan tegak di atas empat rukun yang tidak akan tergambarkan tegaknya tiang akhlaq mulia kecuali di atas empat rukun tersebut : (1) kesabaran (sabar dalam ketaatan, sabar menjauhi maksiat dan sabar terhadap Taqdir Allah), (2) menjaga 'iffah kehormatan diri, (3) keberanian, dan (4) keadilan.” (lihat Madarijus Salikin (2/308) karya Ibnul Qoyyim)


Catatan :

▪  Silahkan beritahu aku..siapa pak ustadz Salafiyyah yg berhak kujadikan guru?

▪  Jk diriku tidak menjumpai mk insya Allah diriku akan berdoa minta ilmu nafi' kpd Allah Al 'Alim kmd menempuh jalan mencari ilmu secara maknawi (dg mendengarkan rekaman, membaca kitab dll). Ini jg yg pernah dinasehatkan Abu Mas'ud sblm kami berselisih. Lagian hanya Allah yang mampu dan memberiku hidayah..sama sekali bukan pak ustadz Salafiyyah yg tlh memberiku hidayah.

▪  Diriku saja tdk mau menyembah Abu Bakr Ash Shidiq..walau diriku pernah mimpi melihatnya bersama bbrp Shahabat Nabi. Shg jangan berharap diriku mau menyembah pak ustadz Salafi. Drpd diriku diituntut berbuat syirik akbar dg menyembah akabir..insya Allah lebih baik seluruh pak ustadz Salafiyyah beserta semua pengikutnya yg ada di muka bumi akan kuajak berhakim kpd Allah dg mubahalah.  Laa haula wa laa quwwata illa billah.


Minggu, 17 September 2023

Tetap Tsabat Di Atas Al Haqq (Kebenaran).. Tidak Talawwun (Berubah Warna)


 

Tetap Tsabat Di Atas Al Haqq (Kebenaran)..
Tidak Talawwun (Berubah Warna)


Ciri pokok lagi mendasar pada al-haqq (kebenaran) adalah tsabat (kokoh, tegar), tidak berubah dengan berjalannya masa dan berpindahnya tempat. Apa yang dikatakan ma'ruf oleh syari'at maka dia adalah perkara ma'ruf sepanjang masa dan tempat sampai hari qiyamat. Begitu pula yang dikatakan mungkar dalam Islam, ia selamanya menjadi perkara mungkar sampai hari qiyamat.

     Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf meriwayatkan dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu, beliau menegaskan

 إِنَّ الضَّلََلَةَ حَقَّ الضَّلََلَةِ أَنْ تَعْرِفَ الْيَوْمَ مَا كُنْتَ تُنْكُرُهُ قَبْلَ الْيَوْمِ، وَأَنْ تُنْكِرَ الْيَوْ مَ مَا كُنْتَ تَعْرِفُهُ قَبْلَ ا ليَوْمِ، وَإِيَّاكُمْ وَالتَّلَوُّنَ فَإِنَّ دِينَ اللهِ وَاحِد

“Sesungguhnya kesesatan yang sebenarnya adalah engkau menganggap mungkar pada hari ini sesuatu yang sebelumnya engkau yakini sebagai ma'ruf, dan engkau yakini ma'ruf pada hari ini sesuatu yang sebelumnya engkau anggap mungkar. Waspadalah kalian dari sikap talawwun! Sebab, agama Allah hanya satu.”

     Cara mudah mengenali kebatilan adalah dari sikap talawwun (berubah warna) terutama di saat fitnah mendera :
▪  Orang yang selama ini diyakininya sebagai pengusung fitnah, sering membuat masalah, bahkan ahlul bid’ah dan selama ini dijauhi dan ditahdzir, sekarang diyakini sebagai orang baik, ahlus sunnah, kemudian didekati, dijadikan kawan/sahabat, dirangkul kembali, bahkan dipuji, padahal belum ada taubat yang nasuha pada orang tersebut.
▪  Dahulu akhlaq-nya baik dan muamalahnya bagus, namun sekarang berani berdusta, kibr (angkuh), gemar maksiat, zholim dan buruk dalam muamalah serta menyelisihi 4 rukun akhlaq mulia : (1) sabar, (2) menjaga 'iffah, (3) keberanian, (4) adil.
Dan berbagai bentuk beperubahan warna lainnya. Dahulu di atas cahaya al-haq, sekarang penuh warna kebatilan. Wa na'udzubillah.

"Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah

  "Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah" Itu Bukan Sebuah Jam'iyyah ataupun Hizbiyyah Hukumi Manusia Dengan Hujjah Dan Burhan Sesuai Z...